Hidup manusia sebenarnya laksana mimpi, Sebab kita sering kali menghadapi halangan dan tantangan yang kadang membuat kita merasa tidak bisa melompat tinggi, selain itu kenyamanan yang kita terima setiap hari, malah sering menjebak kita dalam zona nyaman yang sulit kita tinggalkan.
Padahal, sejatinya jika menilik masa kecil dahulu, saat kita mulai belajar berjalan, tak ada rasa takut yang menghalangi. Ketika jatuh, meski menangis, kita segera bangkit dan mencoba lagi—hingga akhirnya mampu berdiri, melangkah, bahkan berlari.
Namun sayangnya, seiring bertumbuhnya manusia, lingkungan mulai mempengaruhi cara kita melihat tantangan. Rasa takut dan cemas perlahan menyusup, membuat kita ragu untuk melangkah, seakan lupa bahwa dahulu kita pernah begitu berani dalam ketidaktahuan.
Begitu pula saat kita “jatuh”, sering kali terasa sulit untuk bangkit dan melangkah lagi. Ketakutan yang tumbuh dalam pikiran—“Aku tidak bisa,” “Aku tidak mampu,” dan sejenisnya—membentuk tembok mental yang membatasi diri. Keyakinan keliru itu perlahan menjadikan kita benar-benar tak mampu, hingga akhirnya menyerah dan menganggapnya sebagai “nasib” yang tak bisa diubah.
Demikian juga saat kita merasa nyaman dalam posisi atau kedudukan tertentu. Jika hanya puas dengan “menikmati” keadaan tanpa mau belajar atau berkembang, maka jangan heran jika keberhasilan kita terhenti di situ saja.
Padahal, tentu kita tak ingin menjadi manusia yang tak mampu “melompat lebih tinggi.” Sebab sejatinya, manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan dibanding makhluk lain—dan potensi itu hanya akan tampak jika kita terus bergerak, belajar, dan mencoba.
Keistimewaan itulah yang perlu kita pelihara, gali, dan kembangkan. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan berani terus mencoba mendobrak segala rintangan yang menghalang. Jangan terjebak dalam zona nyaman yang melenakan.
Mari, kita terus menggali potensi, mengembangkan semangat juang untuk menang, maka, kita akan terus bisa melompat tinggi menggapai cita -cita.
Perhatikanlah kehidupan yang kita jalani—perjalanan ini tak selalu mudah. Ada masa ketika keuangan goyah, harapan melemah, dan langkah terasa berat. Namun, jalan yang lebih baik selalu ada bagi mereka yang bersedia mencarinya dan percaya bahwa perubahan mungkin terjadi.
Ada sebuah pepatah yang patut kita renungkan: Nikmatilah pengalaman baru, meskipun kita belum tahu apa yang akan dihadapi, daripada terus berpegang pada rutinitas yang membosankan dan berakhir pada hasil yang sama. Karena sering kali, keberanian untuk keluar dari zona nyaman adalah awal dari kehidupan yang lebih bermakna.
Mungkin di awal kita mencoba untuk bangkit dari kebiasaan lama kita atau bangkit dari hal yang menurut kita adalah zona nyaman, akan terasa berat dan penuh rintangan, namun yang paling penting adalah percaya kalau dibalik kesulitan tersebut pasti ada kemajuan dan mau berproses.
Semua itu butuh proses dan proses itu dimulai ketika kita berani untuk bangkit dari zona nyaman kita. Yakinlah kita pasti bisa menjadi yang lebih baik.
Renungan
Ini motivasi diri bagi penulis sekaligus memotivasi bagi Kawan-kawan pembaca adalah, jangan takut berproses dan mulailah bangkit, jangan salahkan alat, fasilitas, dan keadaan karena itu semua hanya sarana pendukung.
Kreator : Kusniwati S.Pd
Comment Closed: Terbuai Di Zona Nyaman (bab 4)
Sorry, comment are closed for this post.