KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 13)

    Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 13)

    BY 16 Agu 2024 Dilihat: 161 kali
    Terjerumus ke Lembah Hitam (BAB 13)_alineaku

    Penyergapan Tempat Persembunyian

    Jacky dan komplotannya mulai merasakan kebosanan yang harus bersembunyi terus di sebuah tempat yang susah dicari oleh siapapun. Meskipun mereka berada di tempat persembunyiannya, tetap harus menjalankan aksinya dengan mengemas barang-barang haram ini untuk didistribusikan ke tempat lainnya. Beberapa orang yang menjadi langganannya masih bertransaksi dengan komplotan ini. Mereka masih aktif karena mendapat bantuan dari bos-bos lainnya yang tersebar di wilayah-wilayah tertentu. Dengan menggunakan kode rahasia mereka masih bisa bergerak cepat mengirim barang-barang ke tempat lain, banyak cara yang dilakukan demi meloloskan barang ini. 

     

    Suatu Ketika Jacky yang kangen dengan istri dan anaknya menghubunginya, maklumlah sejak dia melarikan diri belum menelepon mereka. Istrinya dilarang menghubunginya karena untuk menghindari nomornya disadap oleh para penegak hukum yang masih gencar mencari keberadaan dirinya. 

     

    “Jack, di mana kamu sekarang, Dio menanyakanmu terus?”

     

    “Maafkan aku, Sayang. Sekarang di mana Dio, aku mau ngomong sebentar padanya.” Lalu ponsel istrinya diberikan pada anaknya yang terbaring lemah di rumah sakit.

     

    “Papa, Dio kangen. Kapan Papa pulang?” 

     

    Di ujung sana, suara Dio terdengar lemah, “Dio sakit perut, Pa.”

     

    “Apa? Kenapa? Papa boleh bicara sama Mama sebentar?”

     

    “Iya, Pa.” Lalu ponselnya diserahkan ke mamanya lagi yang berdiri di samping tempat tidur anaknya dengan menahan tangis.

     

    “Jack, Dio didiagnosa gejala ginjal dan harus menjalani cuci darah.”Terdengar suara isak tangis istrinya di sana. 

     

    “Kata Dokter penyebabnya apa?”

     

    “Bisa dari kebiasaan makan makanan yang membuat ginjalnya terkena. Kemarin hasil labnya menunjukkan ada kandungan narkobanya di dalam darah Dio.” Jacky yang mendengarnya terduduk lemas, dia tidak pernah menyangka anaknya akan ikut memakan dari makanan ini.

     

    “Kok bisa Dio makan itu, bukankah Dio tidak sembarangan makan?”

     

    Silvi lalu menceritakan keadaannya yang tidak lagi di rumahnya hingga tinggal di rumah bu Sari untuk sementara waktu, dan keadaan Dio yang tiba-tiba memburuk. Jacky yang merasa prihatin dan tidak pernah menyangka makanan dan minuman yang beredar dan yang sudah dicampuri barang terlarangnya akan dikonsumsi oleh anaknya juga. 

     

    “Baiklah jangan menangis, ya, katakan pada dokter di rumah sakit itu untuk melakukan tindakan yang terbaik dan minta segera ditangani secepatnya! Malam ini aku akan membawakan uangnya untuk perawatan Dio. Semoga dia segera sembuh.”

     

    “Baiklah kalau begitu, akan aku sampaikan ke perawat sini untuk menghubungi dokter.” Jacky menutup teleponnya, Silvi sedikit lega mendengar suaminya menenangkannya. Kini beban yang dirasakannya mulai berkurang.

     

    ******

    Jacky yang sudah di rumah sakit sedang memeluk anak semata wayangnya yang dirindukannya. Lalu dilanjutkan memeluk istrinya yang sedang menangis. “Sudah jangan sedih, aku sudah di sini.” 

     

    Silvi menyeka air matanya yang terus mengalir di kedua pipinya. Sejenak mereka melepas rindu dengan berbincang-bincang, Jacky berkata pelan supaya Dio yang mulai tertidur tidak mendengar pembicaraan mereka. Menjelang subuh, Jacky berpamitan pada anak istrinya. “Hati-hati ya!” Ucap  istrinya memberi semangat.

     

    Jacky yang keluar dari rumah sakit menuju parkiran untuk mengambil motornya, segera memacunya. Tanpa sepengetahuannya, ada dua orang yang membuntutinya dari awal dia memasuki halaman rumah sakit. Dua orang ini adalah anggota polisi yang sedang menyamar menjadi driver ojol, mereka mendapat informasi dari security rumah sakit yang sudah curiga dengan Jacky, karena foto tentang dirinya sudah lama disebar di berbagai tempat bahkan luar kota.

    Jacky yang tak sadar dibuntuti karena masih kepikiran anaknya, memasuki tempat persembunyiannya. Tempat yang susah dijangkau orang lain karena ditutupi oleh semak belukar yang tumbuh tak beraturan. Rumah kosong yang dipercaya angker membuat orang yang melihatnya bergidik untuk memasukinya. Tapi bagi komplotan ini tidak ada pilihan lain selain rumah ini yang bisa ditempatinya. Dua orang yang membuntutinya melaporkan penemuan di lapangan, dan mendapat jawaban, “Baik. Laporan diterima. Sekarang kembali ke tempat!”

     

    “Siap, Ndan.”

     

    Di ujung jalan ada pangkalan ojek dan beberapa tukang ojek yang membawa para penumpang ke tempat yang dituju. Ada salah satu anggota komplotannya Jacky yang sering menyewa motor tukang ojek ini untuk bertransaksi di tempat lain. Seorang tukang ojek yang berasal dari perkampungan di situ sudah sering membawa penumpang dan sudah dikenalnya, termasuk kawannya Jacky. Mereka berbaur seperti layaknya teman tanpa saling mencurigai. Bahkan kebaikan dari tukang ojek ini membuat kawan-kawannya Jacky terpedaya dan terlalu percaya pada orang lain. Tanpa sepengetahuan kawannya Jacky, tukang ojek ini menjadi mata-mata polisi untuk terus melaporkan pergerakan mereka. Tukang ojek ini mengetahui kode-kode penting yang sering digunakan oleh komplotan ini, dan tempat-tempat untuk bertransaksi mereka dengan anggota lain dari luar daerah. Dia juga berhasil memasang sadap di beberapa tempat, entah di motor mereka, tas, saku celana, dan lainnya. Kali ini Jacky dan komplotannya lengah tanpa pengawasan ketat.

     

    ****** 

    Setelah cukup mendapat laporan dari mata-matanya, esok harinya anggota polisi yang dipimpin oleh kawannya Pak Sandi menggerebek tempat persembunyian mereka yang sudah siap dari semalam. Beberapa anggotanya Jacky bisa ditangkap, malah ada yang berusaha melawannya namun ditembak kakinya sehingga masih bisa dibekuk. Tapi disana tidak ditemukan Jacky dan dua temannya yang tersisa, ternyata mereka bertiga masih menyelesaikan urusannya. Dari sana mereka mendapat kabar tentang penggerebekan di tempat persembunyiannya. Kemudian Jacky dan dua anggotanya melarikan diri dan mencari persembunyian baru yang dirasa aman oleh mereka, sambil meminta tolong pada jaringan lain.

     

    Pak Sandi dan Suci yang tergabung dalam pasukan khusus operasi pembersihan jaringan narkoba bersama anggota lainnya yang jumlahnya lumayan banyak, menggerebek gedung yang terletak di batas kota yang keadaannya sudah rusak dan tidak terpakai lagi. Pasukan ini segera bergerak mengikuti arah suara dari alat sadap yang berhasil dipasang pada motor yang dinaiki mereka.

     

    Pak Sandi memberikan perintah pada tiga buronan yang sedang dicarinya, “Perhatian pada Jacky dan kawan-kawannya, kami perintahkan pada kalian untuk menyerahkan diri tanpa melawan!”

     

    Tapi mereka bertiga lebih memilih mati daripada diproses hukum. Setelah ditunggu berapa menit tidak ada respon, Pak Sandi memerintahkan anggotanya untuk segera masuk menyergap mereka dari segala penjuru, namun Jacky dan dua anak buahnya memberikan perlawanan. Baku tembak tak terelakkan lagi, terdengar seru dari arah yang berlawanan, bahkan peluru-peluru menyasar ke kaca mobil polisi yang diparkir di luar. Ada pula beberapa anggota polisi yang kena tembak, untungnya mereka memakai baju anti peluru yang bila terkena peluru tajam tidak akan terlalu parah. 

     

    “Do…! Dor…! Suara peluru terus ditembakkan. 

     

    Dari pihak Jacky, salah satu anggotanya ada yang terkena tembakan, “Bos, maafkan saya, sampai di sini tugas saya mendampingi Bos.” Jacky yang menangisinya mengucapkan terima kasih dan memeluknya tanda sayang padanya. Sebagai tangan kanannya, anak buahnya ini menjadi orang kepercayaannya yang sudah lama ikut tergabung di kelompoknya sejak pertemuan pertama mereka yang sama-sama merantau di kota. Tak lama dia menghembuskan nafas terakhirnya.

     

    Kini, Jacky hanya berdua harus menghadapi polisi yang sudah menunggunya di luar. Sementara anggota Pak Sandi yang terluka segera dievakuasi dengan ambulance dari rumah sakit kepolisian. Suci yang melihat keadaan yang sudah tak terkendali menawarkan dirinya, “Maaf, Ndan. Kalau boleh saya masuk menemui Jacky.”

     

    “Tidak! Ini sangat berbahaya bagimu. Dia akan melukaimu.”

     

    “Percaya pada saya, Ndan. Jacky sahabat lama saya, dia tidak akan melukai saya.”

     

    Pak Sandi diam sejenak, lalu berkata, “Baiklah, kamu harus berhati-hati dan selalu waspada!”

     

    “Siap, Ndan.”

     

    Kaki Suci perlahan-lahan melangkah memasuki gedung yang telah terkena peluru semakin menambah rusaknya gedung tersebut. Matanya mulai mencari orang yang dimaksud hingga samar-samar matanya melihat seseorang yang telah berdiri di depannya.

     

    “Jacky!”

     

    “Mau apa kamu kemari? Keluar!” perintah Jacky dengan tatapan matanya yang tajam akibat tidak bisa menahan amarahnya lagi.

     

    “Jack ikutlah denganku, percayalah padaku! Aku akan selalu menjagamu dan kamu akan baik-baik saja.”

     

    “Aku memilih mati, Ci.”

     

    “Jack, Please.”

     

    Jacky masih terdiam menatap tajam ke arah sahabatnya, ingin rasanya memarahinya karena berani menantang mautnya dengan menemuinya. Tapi dia sadar tidak mungkin melukainya, karena dirinya masih memiliki hati yang baik padanya. Sementara itu, kawannya yang berdiri di sampingnya sudah tidak sabar menembak Suci yang bisa menghambat melawan polisi lainnya. Tangannya perlahan-lahan menodongkan senjatanya ke arah polwan ini, Jacky yang melihatnya menahannya, “Jangan tembak, tahan!”

     

    “Kenapa Bos, dia berbahaya bagi kita?” Ujar kawannya yang tak mendengarkannya. Tangannya tetap menekan pemantik senjatanya, Ketika pelurunya mau keluar, “Door…!”

     

    “Bos, kenapa menembakku? Kau memilih melindungi Polwan itu.” Ternyata Jacky terpaksa menembaknya karena melindungi Suci. Dengan perasaan menyesal Jacky memeluk tubuh kawannya, “Maafkan aku, kawan. Aku terpaksa. Semoga kau tenang di sana.” Kata Jacky mengakhirinya yang diikuti oleh mata kawannya yang menutup.

     

    Suci yang terpaku melihatnya ikut menangis melihat situasinya, Jacky masih menangisi kawan-kawannya yang setia hingga nyawa terakhirnya. Sementara Pak Sandi dan anggotanya yang berada di luar mendengar suara tembakan dan segera menghampiri Suci yang masih tiarap dan terlihat menangis karena kaget dan tubuhnya terasa kaku dengan detak jantungnya terasa kencang mengetahui dia masih diselamatkan oleh sahabatnya dari todongan senjata yang diarahkan padanya. Para anggota polisi yang melihatnya mengira Suci terkena tembakan yang mengakibatkan dirinya terjatuh. Secara spontan mereka menodongkan senjatanya ke arah Jacky yang masih memeluk tubuh sahabatnya.

     

     

    Kreator : Sri Setyowati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 13)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021