KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Terjerumus ke Lembah Hitam (BAB 5)

    Terjerumus ke Lembah Hitam (BAB 5)

    BY 09 Jul 2024 Dilihat: 189 kali
    Terjerumus ke Lembah Hitam (BAB 5)_alineaku

    Pernikahan Jacky dan Silvi

    Beberapa tahun telah berjalan, keinginan Jacky menjadi orang kaya telah terpenuhi. Dia bahkan sudah memiliki rumah sendiri dengan beberapa asisten kepercayaannya yang siap mengawal bila dirinya keluar rumah menjalankan tugas-tugas pentingnya. Begitu juga dengan teman-teman satu timnya yang dibentuknya, mereka tetap setia menjadi anggota rahasianya, bila diperlukan bantuan tenaganya, mereka selalu siap bergerak dan dilaksanakannya dengan rapi.

     

    Kabar Jacky telah sukses meniti karirnya, membuat warga kampungnya berdecak kagum karena tidak pernah menyangka keberhasilannya bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya yang memasuki usia lanjut. Warga yang dulu mencibirnya, sekarang berbalik sangat menghormatinya, karena kedermawanan dari orang tuanya yang sering menolong orang yang membutuhkan bantuan tanpa memandang siapapun, termasuk ayahnya Suci. Justru sekarang mereka menjadi lebih dekat karena anak mereka yang sejak kecil selalu bermain bersama dan sekarang sama-sama sudah dewasa.

     

    Seiring waktu berjalan dengan pertimbangan dari kedua orang tua Suci, bermaksud menjodohkan anak-anak mereka ke jenjang pernikahan. Keinginan mereka disetujui oleh kedua belah pihak, yang memang pada dasarnya orang tua Jacky suka dan cocok dengan gadis manis dan pintar ini. Mereka merencanakan untuk memberitahu anak-anak untuk segera pulang membicarakan perjodohan ini. Kemudian mereka saling berpelukan tanda setuju untuk menjalin kekeluargaan yang lebih dekat lewat jalinan hubungan yang diikat oleh anak-anaknya.

     

    Suci yang diberitahu oleh ayahnya terkejut, namun bercampur bahagia karena sejujurnya dia sendiri sudah menyukai  Jacky sahabat masa kecilnya hingga SMA yang selalu melindungi dirinya di mana saja. Lalu dia memberitahu Chiko kabar perjodohannya dengan Jacky, dirinya ikut senang mengetahui kabar ini, meskipun sebenarnya hatinya sedikit terluka dan kecewa karena sesungguhnya ada rasa yang dipendam dalam dirinya terhadap gadis manis ini. Tapi dengan berbesar hati, dia mau memahami dengan situasi yang ada dan menerima kabar bahagia kedua sahabatnya. Baginya kebahagian kedua sahabatnya ini yang terpenting, dia pun mengucapkan selamat kepada Suci. 

     

    ******

    Jacky yang sedang duduk sambil menghisap cerutunya, sesekali membuka ponselnya yang biasa untuk menghubungi keluarganya. Dibacanya sebuah chat dari ibunya, untuk segera menelponnya. Setelah berbasa-basi menanyakan kabar, ayahnya memberitahu kepadanya tentang maksud perjodohannya dengan gadis tomboy yang manis itu. 

     

    “Jack, kemarin Pak Husni ayahnya Mbak Suci menanyakan kabarmu. Mereka kesini bermaksud menjodohkanmu dengan anak gadisnya.” Jacky yang mendengarnya terkejut tapi bahagia karena sudah lama tak berjumpa dengan sahabatnya ini.

     

    “Bagaimana kabar Suci, Pak, Bu?”

     

    “Kabarnya baik. Mbak Suci sebentar lagi lulus dan menjadi seorang Polwan cantik loh. Kamu pasti pangling melihatnya. Ayah dan Ibu menyetujui perjodohan kalian. Bagaimana menurutmu?” Jacky terdiam sejenak, rasanya sudah kangen ingin segera bertemu dengannya.

     

    “Syukurlah, dia berhasil meraih apa yang diimpikannya.” Bisik hatinya lega. “Begini, Pak, Bu, akan saya pikirkan lagi, besok saya kabari lagi, ya!”

     

    “Baik, kalau begitu. Semoga kerjaanmu lancar, Jack. Jangan lupa laksanakan kewajibanmu, jangan tinggalkan shalat 5 waktu, ya! Itu yang akan menjadi penerang jalanmu ketika kamu melaksanakan tugasmu. Jangan meninggalkan Allah, karena rezeki yang kamu miliki saat ini semua pemberian dari-Nya. Semoga kamu selalu dalam lindungan Gusti Allah, Le?” ucap Pak Hadi dan istrinya yang bergantian memberi nasihat kepada putranya yang disayangi.

     

    Jacky hanya terdiam dan menarik nafas dalam setiap mendengar perkataan dari kedua orang tuanya, sebab bagaikan petir di siang bolong menyambar dirinya yang sekarang sudah jauh dari Sang Penciptanya dan jauh dari jalan kebenaran. Setiap  mendengar nasihat ayah dan ibunya, lidahnya terasa kelu tak dapat berbicara seakan dia tidak bisa menelan ludahnya sendiri karena tenggorokannya kering. Rasa hatinya ingin menangis dan menjerit, ingin keluar dari jeratan komplotan ini, akan tetapi di satu sisi dia sudah nyaman melakoni pekerjaan haram ini. Dia hanya bisa berharap semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya, baik yang sudah maupun yang belum terjadi.

     

    “Ya, sudah Jack, Bapak tutup dulu teleponnya ya, besok disambung lagi. Selalu berhati-hati, yo, Le!”

     

    “Baik, Pak, Bu, terima kasih selalu mendoakan saya di sini.”

     

    ******

    Jacky yang sedang menyusun rencana tugas bersama dengan teman-teman satu timnya, menghentikan sesaat ketika ada telepon dari Silvi memberitahukan kepadanya bahwa papanya mau bertemu dengan dirinya. “Baik teman-teman, nanti kita sambung lagi! Bos masih menyuruhku untuk menemuinya, sepertinya ada hal yang penting. Nanti aku kabari lagi.”

     

    “Baik, Bro,” jawab teman-temannya serempak.

     

    Jacky bergegas menemui Bos besar, lelaki yang sudah berusia tua dengan rambut yang memutih, meskipun badannya yang sudah tidak sekuat dulu, namun ambisinya masih tinggi. Mengingat nasib mudanya tidak jauh beda dengan Jacky yang terlahir dari keluarga tidak mampu, yang mana memulai pekerjaannya dari bawah, mimpinya yang sangat tinggi dan ingin menjadi orang sukses tidak terbendung lagi, walaupun jalan yang ditempuhnya harus melawan hukum. Dengan kesamaan nasib itu, makanya bosnya sangat cocok dengan pemuda ini sehingga memberikan kepercayaan sebagai tangan kanannya.

     

    “Duduklah, Jack! Kau juga, Sayang!” ajak Pak Wawan kepada Jacky dan Silvi.

    “Begini Jack, Aku berniat menikahkan kalian berdua bulan depan. Sudah hampir 4 tahun kalian saling mengenal, bahkan sampai Silvi sudah lulus kuliah, kamu juga sudah sabar menunggunya. Kini saatnya hubungan kalian diresmikan. Bagaimana menurut kalian berdua? Kamu, Sayang, sudah siap, kan?”

     

    Silvi tersenyum mendengar ayahnya yang merestui hubungan mereka, “Kalau Silvi setuju saja, Pa.”

     

    “Kamu sendiri gimana, Jack?” tanya si Bos yang mengagetkan dirinya yang sedang memikirkan, bingung memilih antara Suci dan Silvi. Melalui pertimbangannya, hatinya sudah tertambat lama dengan anak gadis bosnya karena senyumnya yang menggoda membuatnya susah tidur. 

     

    “Saya ikut Bos saja, bagaimana baiknya,” katanya berusaha memantapkan hati. Dengan demikian, secara tidak langsung dia menolak perjodohannya dengan Suci.

     

    “Baik, kalau begitu. Besok pagi, Mamamu dan adik-adikmu akan datang dan tinggal di sini, Sayang.”

     

    “Yang benar, Pa? Wah senang sekali. Makasih, Pa.” Kata Silvi yang memeluk manja papanya sambil melirik ke arah Jacky yang duduk di depan mereka. Sesaat kedua mata mereka beradu pandang, dengan kedipan mata Jacky yang memberi kode untuk meyakinkan kekasihnya, 

     

    ******

    Sudah seminggu Mama dan adik-adik Silvi berada di rumah Jakarta, mereka berkumpul dan sesekali bersenda gurau saling meledek satu sama lain.

     

    “Kamu serius, Pa, menjodohkan Jacky dengan Silvi?”

     

    “Memangnya kenapa, Ma? Aku sudah cocok dengannya, dia anak muda pekerja keras dan jujur, setia padaku dengan menunjukkan keberhasilannya setiap kali aku berikan tugas,” kata Pak Bos meyakinkan istrinya.

     

    “Tapi, dia anak kampung, Pa.”

     

    “Aku, dulu juga anak kampung, anak dari orang tidak punya. Toh, nyatanya kamu mau juga sama aku, kan? Sekarang katakan, Mama suka sama Papa melihat dari apanya?” jawab Pak Wawan mengingatkan istrinya.

     

    Istrinya diam sejenak dan tersenyum malu, mengingat kenangan di masa mudanya, “Iya, sih, Pa. Papa ganteng dan pekerja keras.”

     

    “Nah, aku melihat Jacky, seperti melihat gambaran masa mudaku dulu. Makanya ketika Silvi suka dengannya, aku setuju saja. Malah dia sangat sabar loh, menghadapi tabiat Silvi yang keras dan manja. Makanya aku ingin meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Lagi pula, Papa punya sakit jantung, yang mengharuskan banyak beristirahat. Makanya, kedepannya pekerjaan Papa, aku serahkan kepada anak itu, tetapi tetap dalam pengawasanku. Bagaimana menurut, Mama?”

     

    “Baiklah, kalau begitu. Aku setuju saja, Pa.” jawab Bu Sekar manggut-manggut mendengar penjelasan dari suaminya.

     

    Mereka pun segera merencanakan pernikahan putri sulungnya dengan Jacky bulan depan. Pemuda ini segera mengabari orang tuanya untuk memberitahukan kabar ini, tentu saja mereka kaget dengan keputusan putra mereka yang tiba-tiba meminta restu dari keduanya. Dengan perasaan bingung, kabar pernikahan putranya segera diberitahukan kepada orang tau Suci, yang akhirnya membuat kecewa mereka semua. Namun, dengan lapang dada orang tua Suci menerima keputusan penolakan Jacky.

     

    “Ya sudah tidak apa-apa, Pak Hadi. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk putra putri kita, semoga mereka menemukan jalannya sendiri-sendiri.”

     

    “Ya, Pak Husni. Sekali lagi saya meminta maaf, atas ketidaknyamanan ini. Semoga hal ini tidak mengganggu persaudaraan kita kedepannya.” Kata Ayah Jacky berharap.

     

    “Ah, tidak, Pak. Justru kita harus menghargai keputusan Jacky. Dia sudah dewasa mengambil keputusan yang menurutnya baik baginya. Nanti biar kami yang mengabari putri kami  sekali lagi.” Jawab Ayah Suci yang agak kecewa, tapi mencoba untuk tetap bersabar menerima penolakan dari Jacky.

     

    Kemudian orang tua Jacky saling bersalaman dan segera pamit pulang. Sementara itu, Ayah dan Ibu Suci mengabari penolakan Jacky terhadapnya. Dengan hati kecewa dan sedih, Suci menerima penolakan dari sahabatnya, walaupun hatinya murung dia mencoba untuk tetap tegar dan tersenyum di hadapan semua orang. “Aku harus lulus dengan nilai yang memuaskan, biar suatu saat Jacky tahu, aku bisa dibanggakan meskipun dia telah menolakku.” Hatinya bergumam dengan tekad semangat yang membara, Suci bangkit meraih cita-citanya sebagai abdi negara yang menjadi kebanggan semua orang.

    ******

      Bulan yang dinantikan datang, pernikahan Jacky dan Silvi digelar cukup meriah yang dihadiri oleh beberapa pejabat di kota besar. Jacky yang didampingi oleh kedua orang tuanya sangat bahagia melihat anak-anak yang bersanding di pelaminan. Begitu juga dengan kedua orang tua Silvi yang tertawa bahagia menerima ucapan selamat dari para tamu undangan yang hadir. Jamuan makan malam yang disediakan dan pesta mewah yang diselenggarakan di sebuah gedung sangat istimewa dengan nuansa gaya modern. Diluar tampak para bodyguard selalu berjaga-jaga mengawasi setiap tamu undangan yang keluar masuk ruangan. Entah kenapa, orang tua Jacky terlihat khawatir melihat perubahannya yang terlalu besar. Mereka melihat anaknya bukan seperti yang dulu lagi. Dia sudah jauh dari Tuhannya, malah dia lebih mendewakan uang daripada mendekat kepada Sang Kalik. Jacky anak kampung yang dulu rajin shalat di Masjid, kini sekarang sudah tidak dilakukan lagi. Dia lebih memilih pekerjaannya daripada menyempatkan diri untuk menjalankan ibadah walau sebentar, malah lebih mengutamakan urusan duniawinya daripada urusan akhiratnya.

     

     

    Kreator : Sri Setyowati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Terjerumus ke Lembah Hitam (BAB 5)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021