KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 7)

    Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 7)

    BY 24 Jul 2024 Dilihat: 125 kali
    Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 7)_alineaku

    BAB 7

    Terkuaknya Kebenaran

    Seperti biasanya Suci bekerja dengan giat tanpa berpikiran buruk dan curiga dengan siapapun, termasuk dengan seniornya yang menyimpan rasa cemburu terhadapnya. Seniornya yang berpenampilan tegas namun agak keras ini bernama Bu Cintya. Dia merasa jalan pendekatannya dengan pria pujaannya terhalang dengan kehadiran dirinya. Pak Sandi adalah salah satu komandan yang memimpin tugas di kantornya, selain itu dia juga kakak satu tingkat dengan Bu Cintya. Wanita ini heran dengan pria yang menjadi idamannya, karena menurutnya dia sendiri sudah memiliki segalanya termasuk tempat tinggal yang sudah dipersiapkan sejak lama, jika dirinya menikah nanti. Namun, sudah lama tidak ada respon dari pria itu. Justru perhatian pria yang dimaksudnya tercurah pada gadis manis yang baru bergabung di dalam tim yang dibentuknya. Kekesalannya membuat hatinya buta, dia bermaksud menyingkirkan juniornya ini dengan segala cara. Salah satu caranya dengan menjebak Suci melakukan perbuatan yang tidak terpuji.

     

    ******

    Pagi itu seluruh anggota melaksanakan apel di lapangan sebelum memulai pekerjaannya masing-masing. Pimpinan tertinggi di kantor itu mengajak seluruh jajaran anggotanya untuk saling berkolaborasi dengan bidang lainnya, supaya dalam mengungkap sebuah kasus lebih lancar dan mendapat kejelasan dalam memberikan jawaban kepada khalayak ramai. Semua anggota mendengarkan dengan sungguh-sungguh instruksi yang diberikan oleh komandannya. 

     

    Apel telah selesai, semua memasuki ruangannya untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang sudah menanti. Pak Sandi tersenyum kepada Suci yang memberi kode untuk bersemangat menjalankan tugasnya hari ini. Mereka tidak menyadari ada sepasang mata terus mengawasi gerak-gerik dari kejauhan. Dialah Bu Cintya yang terbakar api cemburu untuk segera melaksanakan rencananya. Suci satu ruangan dengannya dengan tempat duduk yang berseberangan. Bu Cintya mulai mencari kesalahan gadis ini supaya dipermalukan di depan teman-teman kerjanya. Namun cara ini tidak berhasil dilaksanakan, karena salah satu temannya sangat menyayangi Suci yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri. Dia juga yang melindunginya dari kecerobohan saat gadis ini melakukan kekeliruan dalam menentukan kasus, ketika ada nama yang sama dari para pelaku tindak kriminal, contohnya yang satu kasus pungli dan satunya lagi kasus penipuan. Untungnya ada Bu Dewi yang senantiasa mendampinginya supaya terus belajar dari kesalahan yang dilakukannya. Selain sebagai teman kerja, Bu Dewi juga sebagai senior mereka yang lebih bijak dan lebih ngemong pada para juniornya. Perhatiannya bagai seorang ibu terhadap anak-anaknya, makanya banyak yang hormat, bahkan lebih segan terhadapnya. Situasi yang ada tidak memungkinkan Bu Cintya melancarkan rencananya, ketika ada seniornya ini yang selalu berada dekat dengan gadis saingannya. Oleh karena itu, dia merencanakan menjebaknya dengan cara lain yang lebih halus. 

     

    Dia pun berpikir keras, saat tak sengaja melewati asrama putri yang merupakan tempat untuk para junior yang masih berada di lingkungan kantornya, Bu Cintya punya ide dengan mendekati salah satu teman Suci yang memang iri dengannya, karena diperlakukan istimewa dari para seniornya dan komandannya. Bu Cintya mengajak Cindi teman satu asrama untuk menjebak gadis tomboy itu dengan menyelundupkan dana operasional bagi anggota timnya. Rencananya, Cindi disuruh membujuk Suci supaya mau menerima pengalihan dana tersebut ke dalam rekeningnya, tujuannya mempermudah transaksi keluar masuk saat digunakan melaksanakan tugas mereka. Setelah terjadi kesepakatan di antara mereka berdua, Cindi melancarkan rencananya. “Baik, Bu. Akan saya coba, semoga rencana kita berhasil.”

     

    “Good.” Kata Bu Cintya yang penuh percaya diri. Menurutnya apa yang dilakukannya tidak akan ada yang berani menghentikannya.

     

    Suatu ketika, Cindi membujuk sahabatnya yang sedang beristirahat di kantin kantornya. Awalnya Suci ragu menerimanya, “Ci, jika kamu mau dana operasional yang akan digunakan untuk bulan depan, kamu saja yang pegang, ya!”

     

    “Loh, kenapa aku? Kan, biasanya Bu Dewi yang ditugasi memegang dana tersebut. Itu bukan tugasku, aku tidak berani.” Jawab Suci yang tidak berani ambil risiko.

     

    Bu Cintya mulai mendekati Suci, menjelaskannya dan meyakinkannya, “Begini, Ci. Jika kamu yang pegang dana bulan depan, kita lebih enak bila mau minta dana tersebut untuk kegiatan apa saja di kantor. Nanti kamu tinggal laporan saja ke Bu Dewi, ya! Kamu kan, tangan kanannya.” 

    Awalnya Suci agak ragu menerimanya, tapi setelah dijelaskan oleh Bu Cintya dan pengaruh bujukan dari Cindi, akhirnya gadis ini mau menuruti keinginan mereka.

     

    ******

    Seiring waktu berjalan, Pimpinan mereka memberikan instruksi kepada para anggota untuk berkumpul di ruangan membicarakan agenda tahunan yang akan dilaksanakan minggu depan. Dari pusat akan mengirimkan beberapa orang untuk memeriksa satu persatu anggota guna mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dilaksanakan. Biasanya pusat mengirimkan beberapa tenaga untuk mengevaluasi kinerja mereka sekaligus mengaudit semua dana operasional di tiap anggota tim. Waktu yang ditunggu tiba, kini giliran Suci yang diperiksa, awalnya pemeriksaan  lancar karena dasarnya dia gadis yang tidak bisa dipandang remeh, kecerdasannya dalam mengolah laporan dan data yang secara sistematis membutuhkan kecermatan luar biasa mendapat nilai yang memuaskan. Saat ditanya mengenai dana operasional, dia menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan pengeluaran. Banyak kejanggalan dalam menerapkannya, Suci bingung menjawabnya, yang pada akhirnya membuat dia kewalahan dan terjebak dalam permainan seniornya. Bu Cintya yang mengetahuinya tertawa bahagia dalam hatinya dia telah menang, “Syukurin kamu, Ci.” 

     

    Suci menangis karena dicecar dengan berbagai pertanyaan yang memojokkannya. Akhirnya oleh pimpinannya, diambil keputusan untuk sementara  waktu gadis ini didiskualifikasi dari tim mereka. Pak Sandi yang mengetahui keadaannya, terus memberi semangat pada gadis yang membuat hatinya terpikat. “Sabar ya, Dek Suci. Nanti akan saya selidiki siapa yang menjebak kamu. Beritahu saya, siapa yang kamu curigai?”

     

    Suci menceritakan awal dibujuknya Cintya dan Cindi. Makanya, diam-diam pria yang bijaksana ini, menyelidiki kasus ini. Dengan dibantu oleh beberapa temannya, dia menanyai Cindi dan alasannya menjebak temannya yang tidak bersalah. Pak Sandi yang marah sambil tangannya menggebrak meja membuat nyali Cindi menciut, menangis ketakutan dengan meminta maaf padanya. “Maafkan saya, Pak. Saya khilaf. Saya hanya disuruh oleh Bu Cintya untuk menjebak Suci.”

     

    “Loh, kenapa kamu mau, alasannya apa?”

     

    “Saya iri, Pak. Karena Suci diistimewakan oleh para senior, bahkan Bapak Pimpinan. Makanya, saya menerima tawaran dari Bu Cintya.”

     

    Pak Sandi dan teman-temannya hanya geleng-geleng kepala mendengarnya, “Haduh, anak ini, hanya karena iri saja, menjebak teman yang sudah baik padamu. Kamu tidak berpikir, jika jebakanmu ini membuat hal yang serius dengan karir temanmu? Apa kamu tidak mikir mungkin suatu hari nanti, karirmu bisa naik karena berasal dari bantuan temanmu? Banyak jalan menuju roma, yang tak pernah kita ketahui kedepannya. Paham?”

     

    “Paham, Pak. Sekali lagi saya mohon maaf, Pak.” Kata Cindi yang sudah ketakutan.

     

    “Seharusnya kamu minta maaf pada Suci. Namanya jatuh karena perilakumu. Tahu?” Suara Pak Sandi kembali menggelegar yang membuat telinga terasa panas. 

     

    “Siap, Pak. Saya akan segera meminta maaf pada Suci.” Ucap gadis ini sambil menangis sesenggukan karena merasa bersalah dan rasa malu yang dihadapi berujung penyesalan yang mendalam.

     

    Sementara itu, Pak sandi merencanakan mendekati Bu Cintya dengan mengajak dinner, jalan-jalan, dan semua yang membuat wanita ini terlena oleh perhatian dari pria idamannya. Saat, Pak Sandi ngedate sama Bu Cintya, terdengar nada pesan dari Cindi di ponselnya memberitahukan, “Maafkan saya, Bu Cintya, Pak Sandi sudah mengetahui jebakan kita kepada Suci.” 

     

    Cintya yang kaget dengan tangan gemetar menutup ponselnya dan pura-pura tidak tahu. Padahal pikirannya telah keliru, Pak Sandi yang mengetahui gelagat dari ekspresinya yang berubah, justru membuat Pak Sandi geregetan.

     

    “Dari siapa, Bu Cintya?”

     

    “Ah, dari teman saya, kok.”

     

    “Teman? Namanya Cindi, kan? Temannya Suci?”

     

    “B…Bukan. Namanya Clara.”

     

    Pak Sandi tersenyum mengejek sambil memalingkan mukanya karena geram terhadap wanita ini yang pandai sandiwara. “Tidak usah pura-pura, Bu. Saya sudah tahu semuanya. Lebih baik berkata jujur daripada menutupi kebohongan yang tidak ada ujungnya.”

     

    “Maafkan saya, Pak Sandi.”

     

    “Kenapa, anda tega melakukan ini? Anda tidak berpikir jauh, anda senior yang dihormati oleh para junior yang merupakan salah satu panutan bagi mereka. Kenapa melakukan ini?” tanya Pak Sandi yang menyudutkannya.

     

    Bu Cintya masih terdiam dan menunduk karena malu. Kemudian, Pak Sandi memberikan ultimatum padanya, “Jika anda tidak mau meminta maaf pada Suci dan mengatakan sejujurnya di hadapan pimpinan dan para senior, saya tidak sudi memaafkan anda. Tolong ceritakan  sejujurnya  pada saya, alasannya apa anda melakukan ini?”

     

    Bu Cintya sambil menangis mengungkapkan perasaannya yang dipendam, dan meluapkan isi hatinya, “Saya lakukan ini karena saya suka sama Pak Sandi. Saya Cinta padamu. Tapi, perhatian saya tidak mendapat balas darimu, padahal saya sudah memiliki semuanya. Malahan, justru perhatianmu kamu berikan kepada gadis tomboy itu, yang baru masuk tapi sudah bisa mengambil hatimu. Aku Cemburu!” 

     

    Pak Sandi yang mendengarnya tidak heran mengetahuinya, sebenarnya dia sudah tahu dengan tingkah wanita ini, dan semakin tidak suka dengan perilakunya yang sudah menjatuhkan nama baik orang yang tidak bersalah. “Saya tahu, Bu. Tapi, yang namanya perasaan tidak bisa dibohongi. Hati saya tidak mau melekat pada hatimu. Bagi saya, anda hanya partner kerja, tidak lebih. Suci tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kita. Jangan lagi menjebaknya, apalagi menyakitinya. Jika anda berani melakukannya, berarti anda berhadapan dengan saya!”

     

    Pak Sandi mencoba memberi peringatan kepada Bu Cintya yang masih menahan tangis. “Baiklah, saya tidak akan menyakitinya lagi. Saya hanya mau tahu perasaanmu kepada Suci yang sebenarnya?”

     

    Sesaat Pak Sandi terdiam, dengan menarik nafas dalam dia menegaskan, “Saya suka sama Suci, seperti layaknya orang yang sedang jatuh hati terhadap seseorang yang membuat saya  tidak bisa berpaling ke yang lain.”

     

    “Baik, kalau begitu saya sudah ikhlas dan menerima keputusanmu. Saya janji tidak akan mengganggu kalian lagi.” Walaupun hatinya terasa remuk tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, Bu Cintya berusaha tetap tegar menerima kenyataan cintanya bertepuk sebelah tangan.

     

    Paginya, Bu Cintya melaksanakan yang diminta Pak Sandi dengan disaksikan oleh seluruh teman-teman dan pimpinan. Semua menyayangkan tindakannya yang kekanak-kanakan hanya karena cemburu membuat buta hatinya dengan menyingkirkan orang yang tak bersalah. Pada akhirnya Bu Cintya dikeluarkan dari timnya dan dipindah di bagian lain. Suci kembali dimasukkan dalam anggota timnya karena mengingat dedikasinya yang tinggi dan memiliki ketelitian dan pintar dalam tugasnya. Pak Sandi tersenyum memberikan kekuatan padanya untuk terus bersemangat kembali. Hubungan mereka pun semakin tambah dekat dan tak terpisahkan.

     

    ******

    Tak terasa tiga tahun pernikahan Jacky dan Silvi berjalan. Mereka merayakan anniversary di Pulau Bali. Kemesraan mereka semakin bertambah dengan kehadiran buah hati yang menambah hangat hubungan yang sudah terjalin. Di sana dia bersama keluarga kecilnya menikmati destinasi tempat-tempat wisata yang terkenal, termasuk Pantai Uluwatu Bali. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang menghabiskan waktunya di sini, karena keindahan pantainya membuat siapa saja terkesan dengan tempat ini. Pantai di sini terkenal deburan ombak tinggi yang memecah batu karang membuat banyak orang menikmati surga dunia di sini. Bagi wisatawan yang menyukai olahraga menantang adrenalin, tentu wajib dicoba. Mereka berselancar mengikuti ombak yang bergelombang mengajaknya menari diatas permukaan air yang terus bergerak. Jacky yang menyukai tantangan seperti ini ingin mencobanya, namun tidak disetujui oleh istrinya. Dia berusaha meyakinkan jika dirinya bisa melakukan, akhirnya istrinya mengizinkannya. Awalnya semua berjalan lancar, tubuhnya meliuk-liuk mengikuti gulungan ombak yang siap menerjangnya. Tapi diluar dugaannya, dia tergulung ombak dan terpental beberapa meter, dan kepalanya membentur pasir pantai. Istrinya yang melihatnya menjerit ketakutan melihat keadaan suaminya. Dia segera dibawa ke rumah sakit terdekat, setelah beberapa jam dia akhirnya sadarkan diri, namun lehernya cedera dan tidak bisa digerakkan. Akhirnya oleh dokter dipasang penyangga leher, dan diharuskan istirahat di rumah sakit untuk menjalani perawatan lebih lanjut sampai dinyatakan sembuh.

     

    Sementara itu di Jakarta, pekerjaan Jacky dihandle oleh temanya yang menjadi kepercayaannya. Kepandaiannya dalam menyusun tugas, dan bisnis tak kalah dengan dirinya. Mertua Jacky yang sekaligus menjadi bos besarnya sudah mulai sakit-sakitan karena jantungnya mengalami gangguan sehingga perlu perawatan lebih lanjut. Diketahui sudah pernah menjalani operasi pemasangan ring yang mengharuskan untuk beristirahat total dari kesibukannya. Ini menyebabkan dia tidak bisa mengawasi kerja anak buahnya secara langsung. Dia hanya mendapat laporan dari bawahannya. Suatu ketika, anggota Jacky yang sudah diincar oleh pihak kepolisian, pernah diikuti dan diselidiki tempat meracik bahan-bahan pembuatan barang terlarang ini. Polisi mendapat aduan dari beberapa warga yang pernah melihat peredaran obat terlarang ini di suatu tempat yang dicurigai, segera bergerak cepat mengambil tindakan. Sebelumnya pihak kepolisian mendalami dengan serius perbuatan dari mereka yang telah merusak banyak orang terutama para generasi muda bangsa. Mereka segera melakukan investigasi ke beberapa orang yang menjadi saksi atas peredaran narkoba ini. Untuk mengetahui lebih lanjut peredaran ini dilakukan penyamaran, ada yang menyamar sebagai tukang sayur, pemulung, driver online, dan sebagainya, yang selanjutnya saling mengontak satu sama lain kepada para anggota yang sudah siap di tempat. Dari hasil pengintaian beberapa hari, para polisi menemukan sebuah rumah kosong yang dijadikan sebagai tempat untuk meracik bahan dasar ini. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata barang haram ini ada yang dicampurkan dalam makanan dan minuman, contohnya keripik pisang, permen, teh dan lain-lain. Tidak hanya dikonsumsi orang dewasa saja tapi juga menyasar ke anak-anak sekolah. Selain itu juga ada beberapa obat sakit kepala yang dicampur dengan barang terlarang ini. Salah satu efek dari obat ini adalah halusinasi, yang menyebabkan seseorang mengalami khayalan tinggi. 

     

    Tak perlu waktu lama, rombongan polisi segera menangkap beberapa orang yang berada di rumah tersebut. Semua dimasukkan ke dalam mobil polisi yang sudah dipersiapkan.  Mereka kemudian digiring untuk segera dilakukan interogasi lebih lanjut. Namun, dari kejauhan ada sepasang mata mengamati penangkapan teman-temanya, yang kebetulan seorang laki-laki  ini pada saat itu masih keluar rumah karena ada urusan penting. Segera dia menghubungi Jacky, dengan suara seraknya mengatakan, “Halo, Bos, ada kabar buruk untuk kita. Beberapa teman-teman ditangkap saat meracik barang itu. Tiba-tiba rombongan polisi menggerebek rumah dan menangkap mereka.” 

     

    “Ada berapa orang?”

     

    “Ada lima orang, Bos.”

     

    “Ya, sudah. Laporan diterima. Tunggu instruksi berikutnya!” kata Jacky menyudahi komunikasi mereka. Perasaannya menjadi khawatir dengan bisnisnya ini, makanya dia segera meminta izin ke dokternya untuk segera pulang ke Jakarta secepatnya. Istrinya yang belum curiga, menuruti permintaannya yang secara tiba-tiba memaksa kembali ke rumahnya.

     

    Setelah sampai di Jakarta, dia segera menemui beberapa bawahannya, “Teman-teman perintahkan kepada orang-orang kita untuk bergerak cepat, dan supaya berhati-hati dengan bisnis kita, selalu waspada karena polisi mulai mengawasi keberadaan kita!”

     

    “Baik, Bos.” Jawab teman-temannya yang menjadi kepercayaannya.

     

    Kemudian Jacky dan bawahannya segera menyusun strategi baru supaya terhindar dari pengawasan para penegak hukum.

     

     

    Kreator : Sri Setyowati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 7)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021