KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 8)

    Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 8)

    BY 29 Jul 2024 Dilihat: 137 kali
    Terjerumus ke Lembah Hitam (BAB 8)_alineaku

    Pihak kepolisian yang dipimpin oleh Pak Sandi segera mengambil tindakan untuk meringkus para pengedar yang masih berkeliaran di dunia hitam ini. Tim yang dibentuk oleh mereka sudah lama mencurigai komplotan ini yang di dalamnya terdapat orang-orang yang berpengaruh. Termasuk para bandar yang bermain cantik, kebanyakan dari mereka susah ditangkap karena kecerdasannya berkelit dan strategi yang dimainkan sangat rapi. Ini PR bagi para penegak hukum yang menegakkan kebenaran dan keadilan bagi warga yang menginginkan perlindungan dari kejahatan yang telah merusak moral generasi bangsa. Para penegak hukum segera mengambil langkah dan menyusun strategi penangkapan beberapa orang yang dicurigainya.

     

    Sesuai perintah pimpinan, Pak Sandi beserta anggota timnya menyusun langkah-langkah penangkapan dari semua yang patut dicurigainya. Kali ini Suci diikutsertakan dalam penangkapan komplotan jaringan terbesar terutama di negara ini. Entah kenapa dari dulu sangat susah menangkap dan menghentikan jaringan yang telah beroperasi sejak lama. Dia ikut menyaksikan sketsa wajah beberapa orang yang dicurigai sebagai bos besar dan beberapa anggota komplotannya dari lembah hitam tersebut. Ketika diperlihatkan satu persatu gambar, seketika matanya terbelalak melihat salah satu yang dikenalnya. 

     

    Dalam hatinya dia kaget dan tidak menyangka, “Jacky! Tidak mungkin dia. Ya Allah, apa aku salah melihat? Untuk memperjelas penglihatannya dia mengatakan, “Tunggu, coba gambar ini diperbesar,” tangannya menunjuk sketsa wajah Jacky. 

     

    Ternyata benar, gambar sahabatnya yang sudah lama dicarinya. Hatinya terasa remuk tak terbentuk lagi, batinnya menjerit seakan dunianya hancur berkeping-keping, dia tidak pernah menyangka sahabat dekatnya melakukan pekerjaan haram ini. 

     

    “Jacky…”Hatinya bagaikan tersayat oleh belati tajam yang menghujamnya. Ingatannya melayang pada masa lalunya, saat mereka bertiga bermain bersama di kampungnya. Benteng keimanan yang dibentuk telah runtuh, kini hanya puing-puing penyesalan yang tersisa. Air matanya tak sengaja menetes di pipinya yang memerah karena malu, dia berusaha menghentikan lajunya tetesan yang terus mengalir, tapi susah untuk dibendungnya. Hanya rasa sesak di dada yang tersisa hingga menyebabkan menangis sesenggukan, dan tak bisa bicara.  

     

    Pak Sandi yang melihat perubahan sikap gadis yang disayanginya, mencoba menggali informasi. “Ada apa, Dek Suci?” Bisiknya mendekat.

     

    Suci yang kaget menoleh ke arahnya, “Maaf, Pak. Saya mengenal salah satu gambar ini.”

     

    “Kamu serius?”

     

    “Iya, Pak.” Jawabnya mengangguk dan hanya diam membisu. Rasa kelu di lidahnya yang tak bisa berkata apa-apa, bahkan tidak bisa menelan ludahnya sendiri karena rasa sakit dan kecewanya melihat kenyataan yang diketahui.

     

    Pak Sandi paham dengan situasinya, kemudian dia meminta semua anggota untuk keluar sebentar. “Tolong tinggalkan kami, sebentar, ya!”

     

     “Siap, Ndan.”

     

    Di dalam ruangan, Pak Sandi menarik kursi dan duduk di dekat gadis ini, pria ini mencoba menggali secara detail informasi mengenai Jacky yang dicurigainya sebagai bos besar ini. Perlahan-lahan, Suci mulai menceritakan kisah persahabatan mereka di kampung, hingga berpisah mencari pengalaman hidup sendiri-sendiri, bahkan hingga dia tidak bisa menghubungi temannya ini. Dia sendiri tidak menyangka sahabatnya terlibat dalam jaringan terlarang ini. Pak Sandi meyakinkan untuk tidak larut dalam kesedihan. Bagaimanapun hukum harus ditegakkan, karena pekerjaannya sudah membuat rusaknya moral generasi bangsa.

     

    “Saya minta tolong, Pak. Jangan sakiti sahabat saya, dia melakukan ini pasti ada alasannya, salah satunya ingin membahagiakan orangtuanya dan ingin mengangkat derajat mereka. Hanya caranya saja yang salah.” Ucap Suci yang menghapus sisa tetesan air mata yang tak ada hentinya. Ada rasa yang menyesakkan dadanya membuat tubuhnya gemetar setelah mengetahui keadaan ini. 

     

    Pak Sandi manggut-manggut paham dengan situasinya. “Baiklah, saya mengerti. Begini saja, kamu coba menghubunginya, bicaralah baik-baik dengannya untuk mau menyerahkan diri tanpa perlawanan. Kami janji tidak akan melukainya. Bahkan kami akan memperlakukannya dengan sangat baik, malah jika kooperatif dengan kami, akan dijamin keselamatannya selama di sini. Kamu setuju?”

     

    Suci yang memahami maksudnya mengatakan, “Siap, Pak akan saya coba.”

     

    “Ini ada salah satu nomor yang sering dia pakai, coba kamu hubungi dia!”

     

    Lalu Suci mencoba menghubungi sahabatnya yang dimaksud. Sementara itu anggota timnya menyambungkan saluran ponselnya di telepon lainnya, dan ikut mendengarkan pembicaraan mereka. Nada telepon tersambung, cukup lama tidak diangkat, Coba lagi!” kata anggota lain menyuruhnya.

     

    “Halo.” Akhirnya ada suara yang menjawab dari ujung sana. Suci yang mengenali suara ini, perasaannya sangat bahagia karena sudah lama susah dihubungi.

     

    “A… Apa kabarmu, Jack?”

     

    Jacky yang mengenali suara ini mencoba mengingatnya, “Siapa ini? Apa ini Suci?

     

    “Iya, Jack, ini aku sahabat lamamu dari kampung.”

     

    Suara Jacky terdengar bahagia karena sama-sama kangen, “Suci…!”  

     

    “Iya, ini aku, sahabatmu. Sekarang kamu di mana, Jack? Maukah kamu bertemu denganku?”

     

    Cukup lama Jacky berpikir, tidak terdengar suara dari sana, “Jack, kamu masih di sana?

     

    “Iya, Ci. Baiklah. Aku kirim alamatnya, kita ketemu nanti jam dua siang, ya. Aku tunggu.”

     

    “Baik, Jack. Terima kasih banyak.” Suci menutup ponselnya yang diikuti oleh timnya. 

     

    Menurut mereka, rencananya berhasil, “Ternyata sangat mudah menjebak Bos Besar itu ya. Ha..ha..”

     

    ******

    Suci masih dengan perasaannya yang kalut merasa kasihan dengan sahabatnya, dia pun mencoba menenangkan dirinya supaya tidak terlihat lemah dihadapannya, sebab sejujurnya dia tidak tega terhadapnya. Dari lokasi yang cukup jauh, beberapa anggota yang sudah disiapkan mengintai pertemuan mereka, dan bersiap menangkap jika situasinya sudah siap.

     

    Orang yang ditunggu akhirnya segera tiba, Jacky dengan berkacamata hitam turun dari mobil sport berwarna merah, penampilannya keren dan modis bak seorang aktor, terlihat ganteng, dan wangi, membuat siapapun yang memandangnya terpukau. Suci yang masih takjub dengan perubahan penampilan sahabatnya, memandangnya tanpa berkedip. Setelah pria ini berada di depannya, barulah dia membuka kacamatanya dan terlukis senyuman di wajahnya, sambil mengulurkan tangannya, “Hai, Ci?”

     

    “Jacky?” Mereka langsung berpelukan karena rasa kangen yang sudah tak terbendung lagi, antara senang dan sedih jadi satu. 

     

    “Ci, kamu hebat sekarang, sudah cantik, pintar lagi.” Puji Jacky sambil mencubit hidung sahabatnya.

     

    “Ah, kamu bisa aja, Jack. Kamu juga sekarang tambah ganteng, pangling aku.” Mereka tertawa melepas kangen, sambil memesan kopi untuk menemani mereka ngobrol. 

     

    Setelah berbasa-basi, Suci  mulai mengorek keterangan dari mulut Jacky, “Pekerjaan kamu apa, Jack? Biar aku tebak, kamu seorang pebisnis yang sudah sukses kan? Aku ingin tahu di bidang apa, siapa tahu aku bisa belajar darimu, supaya bisa menambah penghasilanku.”

     

    “Masa sih, dengan gajimu masih kurang. Bukankah ada penunjang lainnya?”

     

    “Iya, tapi tidak seberapa.” 

     

    Dari percakapan mereka, Jacky yang pintar bisa menangkap sinyal, sahabatnya ini mau menjebaknya. “Kenapa kamu bilang gitu, Ci?”

     

    “Jack, aku peduli sama kamu, segera tinggalkan pekerjaan yang membuatmu tidak tenang seumur hidupmu.”

     

    “Kamu tahu apa, Ci! Memangnya kamu pikir cari kerja gampang? Iya kamu anak orang punya. Sedangkan aku harus merangkak terlebih dulu untuk bisa diakui oleh orang banyak, bahwa kami juga bisa seperti kalian!” Suara Jacky mulai meninggi karena merasa Suci mulai menuntut yang tidak sejalan dengan pikirannya.

     

    “Maafkan aku, Jack. Aku tidak bermaksud mengguruimu. Aku hanya ingin kamu keluar dari jaringan ini. Kamu dan komplotanmu telah merusak generasi penerus bangsa, yang kelak menjadi cikal bakal orang-orang yang berkualitas untuk kemajuan bangsa kita.” Jacky yang mendengar nasihat dari sahabatnya hanya tersenyum sinis terhadapnya, sambil menyeruput kopi dan menghisap cerutunya.

     

    Suci masih meneruskan perkataannya, “Jack, kamu sadar gak, perbuatan kalian telah menghancurkan hubungan persahabatan, keluarga, relasi dengan teman-teman dan masih banyak lainnya. Karena pengaruh barang haram ini, membuat kepribadian orang-orang yang mengkonsumsinya akan mempengaruhi perilakunya, yang akan membuat hubungan mereka yang sudah terjalin menjadi bubar, contohnya keributan di dalam rumah tangga, perkelahian antara teman, curiga yang berlebihan, dan masih banyak contohnya.

     

    “Dengar, Ci! Kami ada buat mereka, karena mereka sendiri yang membutuhkan barangnya, jika mereka tidak membutuhkan, tidak jadi masalah buat kami. Tau, kamu?!” 

     

    “Tapi, Jack. Tindakanmu sudah melampaui batas, karena barang kalian sudah menyasar sampai ke anak-anak sekolah. Bagaimana, jika ini terjadi pada anakmu?”

     

    “Cukup, Ci! Aku tidak mau mendengarkanmu lagi! Jangan pernah mencampuri urusanku lagi!” Ucap Jacky yang sudah tidak bisa menahan emosinya, terlihat tangannya menunjuk ke arah Suci seperti sedang mengintimidasinya. Dari jauh, anggotanya melihat pertengkaran mereka menjadi khawatir, sehingga dikiranya Suci ketahuan menjebaknya dan tidak aman baginya, makanya semua keluar dari pengintaiannya dan berlari mendekat ke arah mereka. Jacky yang mengetahuinya, mendapat kode dari pemilik café tersebut untuk segera lari. Ternyata Jacky yang mengajak suci bertemu di alamat yang diberikannya, merupakan milik dari salah satu orang kepercayaannya. Tanpa sepengetahuan pihak kepolisian, mereka juga telah mengantisipasi kejadian ini. Sambil berlari Jacky mengatakan pada sahabatnya, “Aku tidak akan memaafkanmu, Ci!” 

    “Tunggu, Jack! Maafkan aku, Jacky!” Bos besar ini tidak mendengarkan teriakan sahabatnya, dia langsung tancap gas memacu mobilnya dengan kencang.

     

    Suci memarahi anggotanya yang gegabah, “Kenapa kalian terburu muncul, tanpa menunggu perintahku? Kita tidak bisa menangkapnya, kan?” katanya yang menahan tangisnya.

     

    “Maafkan kami, Ndan. Kami kira tadi ada ancaman yang diberikan, makanya kami mendekat.”

    “Ya sudahlah.” Mereka kemudian kembali ke kantor dengan tangan hampa.

     

     

    Kreator : Sri Setyowati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Terjerumus ke Lembah Hitam (Bab 8)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021