KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tersesat di Jalan Yang Benar

    Tersesat di Jalan Yang Benar

    BY 29 Jun 2024 Dilihat: 639 kali
    Tersesat di Jalan Yang Benar_alineaku

    Pagi yang Cerah di Sekolah

    Aku menaiki sepeda motor bebekku dengan kecepatan sedang menyusuri jalan desa.  Di sepanjang jalan kulihat tanaman padi yang tumbuh subur, tampak hijau memanjakan mata. Pagi ini matahari bersinar cerah.  Langit tampak biru dan awan putih berarakan. Angin berhembus sepoi-sepoi.  Sungguh suasana pagi yang membangkitkan semangatku untuk bertemu anak-anak didik kesayanganku.

    Namaku Karenina Larasati.  Anak-anak biasa menyapaku dengan Bu Nina.  Sudah lima tahun aku mengabdi sebagai guru PNS di sebuah desa di lereng pegunungan Kendeng Utara.  Aku bekerja di sebuah Sekolah Dasar Negeri di desa itu.  Sekolah tempatku bekerja terletak di seberang sawah dan kebun tebu.  Jika aku kembali ke delapan tahun yang lalu, mungkin aku tidak akan percaya kenyataan ini bisa terjadi.  Karena terus terang saja, menjadi seorang guru sangat jauh dari angan-anganku. Tak terasa sepeda motorku sudah membawaku memasuki pelataran sekolah.  Sekolah masih tampak sepi.  Hanya ada Pak Harun, pak penjaga yang sedang menyapu halaman.  

    “Selamat pagi, Pak Harun,” sapaku.

    Pak Harun menghentikan aktifitas menyapunya sejenak dan menjawab sapaku.

    “Pagi Bu Nina.”

    Setelah sampai di tempat parkir guru yang terletak di depan kantor, aku memarkir sepeda motorku. Kulirik arlojiku, waktu masih menunjukkan jam 06.20.

    “Selamat pagi, Bu,”  sapa Mamat yang sudah berdiri di belakangku sambil tertawa memperlihatkan deretan gigi putihnya. 

    “Oh, ya.  Selamat pagi, Mat. Bu Guru, sampai kaget. Rajin sekali, pagi-pagi sudah datang?” tanyaku padanya.  Dia mengulurkan tangan untuk mencium tanganku.

    “Ya, dong, Bu.  Saya kan hari ini piket.  Jadinya harus berangkat pagi,”  jawabnya lagi.

    “Bagus sekali.  Itu baru namanya anak jempol.  Tos dulu dong,” sahutku sambil memberikan telapak tanganku padanya.

    “Tos,” ujarnya sambil membalas salamku.

    “Biar Mamat bantu bawakan tasnya, Bu,” katanya sambil meminta tasku.

    “Oke. Tolong diletakkan di mejanya Bu Nina, di kantor. Terima kasih ya,” jawabku seraya memberikan tasku padanya.

    “Tenang saja, Bu Nina.  Kalau sama saya, semua pasti beres,” sahutnya sambil menuju kantor untuk meletakkan tasku di sana.

    “Bisa aja, kamu, Mat,” jawabku tersenyum mendengar jawabannya.

    Aku kemudian melangkahkan kakiku ke ruang kelas V, tempatku mengajar sehari-hari. Kelas V terletak di sebelah kanan ruang kantor guru di sebelah kelas VI. Ternyata di kelas sudah ada anak-anak yang sedang piket.  Mereka sedang menyapu dan membersihkan jendela.

    “Assalamu’alaikum. Selamat pagi anak-anak,” sapaku.

    “Wa’alaikumsalam, Bu,” jawab mereka.

    “Wah, rajin sekali, semuanya.  Ternyata yang piket hari ini sudah datang dan membersihkan kelas.  Keren sekali murid-murid Bu Nina,” ujarku.

    “Ya dong, Bu.  Siapa dulu ketua regu piket hari ini, Mamat gitu lhooo,” sahut Mamat yang lagi-lagi  sudah ada di belakangku.

    “Halah, Mat.. Mat.. Kamu aja belum menyapu sama sekali gitu kok,” ujar Sahwa si manis yang memakai kerudung.

    “Iya, Bu.  Mamat belum piket,” kata Ali.

    “Lho, aku kan barusan dari kantor, bawain tasnya Bu Nina,” jawab Mamat tidak mau kalah. 

    “Huuuu, kamu, alasan saja,” sahut Rena.

    “Sudah, sudah.  Ayo Mat, cepat teman-temannya dibantu, biar cepat selesai pekerjaannya,” ujarku menengahi mereka.

    “Siap, Bu Nina,” jawab Mamat.

    Aku menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah laku mereka.  Melihat dan berinteraksi dengan anak-anak selalu memberikan suasana yang hangat di hatiku.  Ini yang membuatku merasa nyaman dalam bekerja dan merasa bahagia.

     

    Kreator : Klara Rosita

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tersesat di Jalan Yang Benar

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021