KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tersesat di Jalan yang Benar (Part 1)

    Tersesat di Jalan yang Benar (Part 1)

    BY 22 Agu 2024 Dilihat: 156 kali
    Tersesat di Jalan yang Benar Part 1_alineaku

    Memasuki semester pertama berkuliah di Universitas swasta di sebuah kota tempat tinggal seseorang yang merubah jalan hidupku sekaligus watak serta pembawaan karakterku yang sedikit intoleransi terhadap teman-teman dan anti sosial, masa depanku kala itu mungkin tidak pernah kurencanakan sebelumnya, kota yang menjadi kenangan hingga sekarang dan masih enggan aku sebutkan nama kota tersebut. Kota yang penuh dengan kenangan yang baru bisa kulewati masa remajaku yang termasuk terlambat untuk menjalaninya, berkumpul bersama banyak sekali orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan kota yang berbeda pula. Saat mendaftarkan diri di kampus tersebut sempat aku ditolak dari sekolah tinggi ilmu agama negeri yang sebelumnya aku mendaftar sebelum mendapatkan jurusan di kampus swasta ini sebenarnyapun karena keterpaksaan mengambil jurusan yang sudah tidak ada lagi pilihan yang aku sukai, namun kenyataannya jurusan itulah yang membawaku pada pekerjaan yang aku sukai hingga sekarang. Aku tidak pernah bermimpi menjadi seorang guru bahkan inginpun tidak kala itu, yang aku ingat saat itu adalah mencari jurusan di fakultas yang akan mengantarkanku bekerja ditempat yang aku sukai adalah di Gedung pencakar langit, di perusahaan besar dan di ruangan ber AC lengkap dengan seragam kantor eksekutifnya entah itu menjadi seorang sekretaris ataupun seorang yang bekerja di Bank. Kenyataan berkata lain dan entah saat itu Tuhan menuntunku dijalan yang benar atau jalan yang mungkin tidak aku sukai namun baik untukku maupun lingkungan bekerjaku, hanya ada jurusan Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan saat itu yang tersisa hanya ada Bahasa Inggris dan Bimbingan Konseling. Entah apa yang merasuki pikiranku seketika aku tidak ingin dan tidak menyukai fakultas Bahasa Inggris saat itu dan tentu yang tersisa tinggal Fakultas BK yang mana aku harus terlibat langsung dengan Pendidikan karakter seseorang atau bidang ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan pembiasaan sesorang yang mau tidak mau aku dihadapkan dengan klien dan menjadi seorang penasehat atau konselor Pendidikan nantinya, yang padahal aku sendiri merasa seorang pribadi yang introvert kala itu, sedikit anti sosial juga, banyak sekali watak serta karakterku yang jika aku sebutkan usiaku yang masih remaja itu tergolong sedikit buruk jauh dari figur seorang pendidik. 

    Kala itu aku bertemu dengannya untuk pertama kalinya masih duduk dikelas 9 SMK yang baru saja lulus dari studiku belum genap tiga tahun aku belajar menimba ilmu di bangku Sekolah Menengah karena memang sebelum menerima ijazah kelulusan dan belum tanda tangan cap tiga jari aku sudah bekerja hingga kuliah menjelang wisudapun masih bekerja, mengingat pertemuanku dengannya yang saat ini menjadi pendamping hidupku itu di sebuah  perusahaan kecil yang menjual alat elektronik rumah lengkap aku bekerja sebagai seorang pramuniaga di sebuah showroom kala itu dan dirinya menjadi atasanku. Aku tidak begitu menghiraukannnya kala itu meskipun bekerja dalam sebuah tempat dan lokasi yang sama selama hampir 6 bulan hingga suatu saat aku tidak lagi bekerja di showroom tersebut aku dikenalkan oleh seorang teman sesama pramuniaga kepadanya lebih dekat bukan karena suatu hal tertentu tapi hanya sebatas untuk mendapatkan pekerjaan baru dan bertemulah secara non formal dengan beliau tersebut, kami berbincang dan mulai pada topik utamaku untuk mencari pekerjaan baru, tujuanku hanya tidak ingin menganggur lulus dari SMK sebab di tahun 2005 di Desaku juga masih jarang yang berpendidikan tinggi dan bersekolah di luar kota, jadi aku termasuk adalah harapan orang tua kala itu meskipun pekerjaan baru yang aku dapatkan hanyalah sebagai seorang waitres pelayan restoran namun aku bersyukur masih dapat pekerjaan. Lambat laun aku merasa jika yang kulakukan setiap harinya ada rasa jenuh dan bosan karena hidup dari gaji ke gaji, setiap hari begini dan begitu tanpa ada yang mewarnai hariku. Tak heran karena semasa di SMK aku hanya kenal dengan seorang teman laki laki saja yang menjadi cinta pertamaku di masa sekolah bisa dikatakan sebagai cinta monyet dan beberapa teman sekelas di masa sekolah yang lebih ke asrama putri dimana di SMK yang aku ambil jurusan sekretaris kala itu lebih banyak perempuan dibanding teman laki-laki, setiap kali berangkat pagi pulang siang kadang ada ekskul pulang sore selalu kembali ke kos-kosan putri, tak jarang sesekali setiap hari jumat kami bersama teman-teman kosan pergi untuk berziarah ke makam seorang sunan atau wali karena kebetulan sekali tempat kost ku di masa SMK dekat dengan tempat ziarah tersebut. Membuat bekal keimananku sedikit terkontrol jika mau melakukan hal-hal buruk di masa remaja putih abu-abu karena kondisi lingkunganku dan teman-temanku yang hampir semuanya lurus dan tidak neko-neko. Hingga suatu ketika memasuki perguruan tinggi di kampusku itulah di akhir semester pencapaianku hancur berantakan, bermula dari pergaulanku dengan teman-teman beda fakultas dari kampusku.

     

     

    Kreator : Ika Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tersesat di Jalan yang Benar (Part 1)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021