KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tersesat di Jalan yang Benar (Part 2)

    Tersesat di Jalan yang Benar (Part 2)

    BY 01 Sep 2024 Dilihat: 136 kali
    Tersesat di Jalan yang Benar Part 1_alineaku

    Tak terbesit di benakku bahwa aku ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus dari sekolah menengah kejuruan sebab sebelum selesai menerimaan ijazah kenyataannya sebuah tawaran dari seorang kakak kelas sekaligus tetangga komplekku sebuah perkampungan datang menghampiriku. Rini dan Feby lah yang membawaku menjadi seorang pramuniaga showroom elektronik. Mereka berdua menyarankanku untuk ikut bergabung bekerja melamar pekerjaan yang sama dengan mereka. Untuk pertama kalinya selesai dari sekolah menengah kejuruan aku menggunakan surat tanda kelulusan yang kujaminkan untuk bisa memasuki sebuah perusahaan tersebut karena memang ijasahku belum keluar dan belum diminta oleh pihak sekolah untuk menandatanganinya. Aku menjadi seorang marketing sekaligus pramuniaga di sebuah perusahaan penjualan barang-barang elektronik yang cukup besar, tentu saja aku bekerja sebaik-baiknya karena merupakan kesempatan pertamaku mendapat pekerjaan dan harapanku untuk mendapatkan gaji serta bonus untuk yang pertama kalinya. Waktu berganti, hari menuju beberapa minggu hingga bertemu dengan rekan kerja seorang pria bisa dibilang seorang penjahat atau mafia kantor sebab melihat betapa buruk tabiatnya sebenarnya di awal itu tidak terlihat jika joko itu memiliki peringai yang tidak patut dimiliki oleh seorang rekan kerja yang suka menyerobot pelanggan rekan kerja lain dibelakangnya termasuk pelangganku sendiri. Kecurangan demi kecurangan dia lakukan terang-terangan dihadapanku maupun dibelakangku, awalnya Pak joko adalah seniorku di tempat kerja yang seharusnya membimbing juniornya justru menjadi merebut rizki rekan-rekan juniornya, karena keserakahannya, tiap kali diriku tak luput dari perang adu mulut dan perdebatan sengit dahulu itupun tidak jarang terselesaikannya masalah dan pengembalian nama pelanggan dan bonus penjualannya. Ketika mengetahui serumit itu berurusan dengan Joko membuat malas bekerja berlama lama di satu perusahaan dengannya, entah mengapa bekerja di situ yang awal mulanya ku memasuki dengan suka ria menjadi sebuah beban belaka. Hingga suatu saat Supervisorku disitu ternyata juga bermasalah dan menjahati rekapitulasi perhitungan kas keuangan di jam piket harianku dan ternyata tak jauh berbeda dengan Joko mereka hampir sama memiliki tabiat yang sama bisa dikatakan sebelas dua belas. Tidak hanya dalam kedisiplinan bertugas di tempat kerja dan keprofesionalan kerja saja yang tidak mereka perhatikan tapi ternyata mereka juga genit terhadap setiap ada pegawai baru yang cantik dan sepertinya penilaianku sama dengan penilaian teman rekan kerja lainnya. Akhirnya aku pun memutuskan untuk menyelesaikan kontrak kerja cukup selama tiga bulan saja dan berniat tidak ingin memperpanjang kontrak tersebut. 

    Sebelum masa kontrak kerjaku berakhir, kusibukkan diriku mencari informasi pekerjaan baru penggantinya agar tidak lagi bingung dan malu nantinya di tempat kost jika menganggur atau menunggu pekerjaan yang tak kunjung kudapatkan yang sudah keburu berhenti dari pekerjaan pertamaku. Disinilah awal mula aku berkenalan dengan Lilis sebut saja begitu namanya rekan kerjaku yang berbeda dengan yang lainnya dari luar kota dia terkesan fair dan baik tidak suka juga menggunjing atau jahat di belakangku seperti rekan kerja yang lain kebanyakannya saling memperebutkan pelanggan juga. Darinyalah aku bertemu dengan seseorang yang membawaku pada sebuah pekerjaan baru lagi untuk yang kedua kalinya setelah dari Showroom Elektronik pekerjaan yang jauh berbeda bidangnya dari seorang SPG Elektronik berpakaian rapi selalu memegang komputer dan bolpoint, map dan kwitansi penjualan setiap harinya menjadi seorang koki dadakan yang bekerja di dapur dengan limbah cucian piring, gelas beserrta kotannya dan juga serabutan menjadi seorang waitres juga namun bukan itu pointnya yang akan kubahas disini justru adalah kenyamanan bekerja serta kebersamaan rekan kerjanya yang malah bekerja di sebuah Café makanan serta minuman ini lebih baik dibandingkan di tempat bekerjaku sebelumnya. 

    Adalah sebuah perubahan yah perubahan yang besar dalam segala aspek mulai dari pekerjaan hingga cara pandangku terhadap kehidupan dan isi dunia ini yang sedikit demi sedikit kupelajari, betapa aku tau siapa diriku dan jati diriku yang sebenarnya, kekangan, rasa takut dan malu yang sebelumnya melekat dalam diriku yang seharusnya tak perlu menjadi bebanku kini aku mengetahui cara memposisikan diriku karena di lingkungan kerjaku yang baru kebanyakan temanku adalah mereka seorang Sarjana dengan pola pikir dan mindset yang berbeda dan lebih berpendidikan cara berperilakunya meskipun banyak faktor penentu lainnya, namun dari situlah awal mulanya berkenalan dengan sang Elang, seorang pria yang berpikir dewasa memberiku pekerjaan itu masih juga suka mengajakku jalan, mengajakku ke sebuah tempat bersama dengan komunitasnya pecinta alam hingga suatu saat…… (bersambung)

     

     

    Kreator : Ika Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tersesat di Jalan yang Benar (Part 2)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021