Tak terbesit di benakku bahwa aku ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus dari sekolah menengah kejuruan sebab sebelum selesai menerimaan ijazah kenyataannya sebuah tawaran dari seorang kakak kelas sekaligus tetangga komplekku sebuah perkampungan datang menghampiriku. Rini dan Feby lah yang membawaku menjadi seorang pramuniaga showroom elektronik. Mereka berdua menyarankanku untuk ikut bergabung bekerja melamar pekerjaan yang sama dengan mereka. Untuk pertama kalinya selesai dari sekolah menengah kejuruan aku menggunakan surat tanda kelulusan yang kujaminkan untuk bisa memasuki sebuah perusahaan tersebut karena memang ijasahku belum keluar dan belum diminta oleh pihak sekolah untuk menandatanganinya. Aku menjadi seorang marketing sekaligus pramuniaga di sebuah perusahaan penjualan barang-barang elektronik yang cukup besar, tentu saja aku bekerja sebaik-baiknya karena merupakan kesempatan pertamaku mendapat pekerjaan dan harapanku untuk mendapatkan gaji serta bonus untuk yang pertama kalinya. Waktu berganti, hari menuju beberapa minggu hingga bertemu dengan rekan kerja seorang pria bisa dibilang seorang penjahat atau mafia kantor sebab melihat betapa buruk tabiatnya sebenarnya di awal itu tidak terlihat jika joko itu memiliki peringai yang tidak patut dimiliki oleh seorang rekan kerja yang suka menyerobot pelanggan rekan kerja lain dibelakangnya termasuk pelangganku sendiri. Kecurangan demi kecurangan dia lakukan terang-terangan dihadapanku maupun dibelakangku, awalnya Pak joko adalah seniorku di tempat kerja yang seharusnya membimbing juniornya justru menjadi merebut rizki rekan-rekan juniornya, karena keserakahannya, tiap kali diriku tak luput dari perang adu mulut dan perdebatan sengit dahulu itupun tidak jarang terselesaikannya masalah dan pengembalian nama pelanggan dan bonus penjualannya. Ketika mengetahui serumit itu berurusan dengan Joko membuat malas bekerja berlama lama di satu perusahaan dengannya, entah mengapa bekerja di situ yang awal mulanya ku memasuki dengan suka ria menjadi sebuah beban belaka. Hingga suatu saat Supervisorku disitu ternyata juga bermasalah dan menjahati rekapitulasi perhitungan kas keuangan di jam piket harianku dan ternyata tak jauh berbeda dengan Joko mereka hampir sama memiliki tabiat yang sama bisa dikatakan sebelas dua belas. Tidak hanya dalam kedisiplinan bertugas di tempat kerja dan keprofesionalan kerja saja yang tidak mereka perhatikan tapi ternyata mereka juga genit terhadap setiap ada pegawai baru yang cantik dan sepertinya penilaianku sama dengan penilaian teman rekan kerja lainnya. Akhirnya aku pun memutuskan untuk menyelesaikan kontrak kerja cukup selama tiga bulan saja dan berniat tidak ingin memperpanjang kontrak tersebut.
Sebelum masa kontrak kerjaku berakhir, kusibukkan diriku mencari informasi pekerjaan baru penggantinya agar tidak lagi bingung dan malu nantinya di tempat kost jika menganggur atau menunggu pekerjaan yang tak kunjung kudapatkan yang sudah keburu berhenti dari pekerjaan pertamaku. Disinilah awal mula aku berkenalan dengan Lilis sebut saja begitu namanya rekan kerjaku yang berbeda dengan yang lainnya dari luar kota dia terkesan fair dan baik tidak suka juga menggunjing atau jahat di belakangku seperti rekan kerja yang lain kebanyakannya saling memperebutkan pelanggan juga. Darinyalah aku bertemu dengan seseorang yang membawaku pada sebuah pekerjaan baru lagi untuk yang kedua kalinya setelah dari Showroom Elektronik pekerjaan yang jauh berbeda bidangnya dari seorang SPG Elektronik berpakaian rapi selalu memegang komputer dan bolpoint, map dan kwitansi penjualan setiap harinya menjadi seorang koki dadakan yang bekerja di dapur dengan limbah cucian piring, gelas beserrta kotannya dan juga serabutan menjadi seorang waitres juga namun bukan itu pointnya yang akan kubahas disini justru adalah kenyamanan bekerja serta kebersamaan rekan kerjanya yang malah bekerja di sebuah Café makanan serta minuman ini lebih baik dibandingkan di tempat bekerjaku sebelumnya.
Adalah sebuah perubahan yah perubahan yang besar dalam segala aspek mulai dari pekerjaan hingga cara pandangku terhadap kehidupan dan isi dunia ini yang sedikit demi sedikit kupelajari, betapa aku tau siapa diriku dan jati diriku yang sebenarnya, kekangan, rasa takut dan malu yang sebelumnya melekat dalam diriku yang seharusnya tak perlu menjadi bebanku kini aku mengetahui cara memposisikan diriku karena di lingkungan kerjaku yang baru kebanyakan temanku adalah mereka seorang Sarjana dengan pola pikir dan mindset yang berbeda dan lebih berpendidikan cara berperilakunya meskipun banyak faktor penentu lainnya, namun dari situlah awal mulanya berkenalan dengan sang Elang, seorang pria yang berpikir dewasa memberiku pekerjaan itu masih juga suka mengajakku jalan, mengajakku ke sebuah tempat bersama dengan komunitasnya pecinta alam hingga suatu saat…… (bersambung)
Kreator : Ika Rahmawati
Comment Closed: Tersesat di Jalan yang Benar (Part 2)
Sorry, comment are closed for this post.