KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tersesat di Jalan yang Benar (Part 6)

    Tersesat di Jalan yang Benar (Part 6)

    BY 08 Mar 2025 Dilihat: 85 kali
    Tersesat di Jalan yang Benar Part 1_alineaku

    Perumahan Elit Edelwais dekat Kampus

    Di sepanjang jalanan yang masih asri ditumbuhi pepohonan lebat kanan kiri masih terasa dingin dan sejuk menambah keromantisan suasana saat duduk di atas motor bersamanya, membuatku semakin lama memeluknya dari belakang hingga kami tiba di gerbang masuk di sebuah perumahan yang cukup elit di kota yang tak jauh dari kampusku sengaja kulepaskan pelukanku karena aku sadar tidak baik dilihat oleh beberapa orang yang lewat di sekitar area perumahan. Di sebuah rumah berwarna putih dan berlantaikan 2 berwarna coklat tua itu kami berhenti dan memasukkan motor ke garasi rumah yang terletak menjorok ke dalam samping kami baru turun berdua dari motor tersebut. Rumah itu milik temannya atau yang lebih tepat adik kelasnya yang masih satu komunitas dengannya, komunitas pecinta alam sehingga di rumah tersebut banyak sekali kumpul anak-anak pecinta alam disitu, ada beberapa yang membuat seduhan kopi dan membuka snack cemilan di ruang tamu dan teras tersebut terisi penuh oleh mereka baik laki laki maupun perempuan. Membaur dengan mereka dengan para mahasiswa menyenangkan, mengasyikkan hingga terjalin obrolan ringan dan senda gurau yang seakan lupa akan permasalahan kehidupan. Oh, betapa seru saat masih muda bersama dengan mereka yang meskipun aku terpaut usia tiga tahun di atas mereka tetap setara usiaku kala itu bersama Elang yang memang masih lajang di usianya yang berkepala tiga lebih dan kami pun tidak merencanakan mau dibawa kemana hubungan yang diusia itu terkesan standart tidak remaja lagi dan untuk usia menikah pun masih terlalu dini juga mengingat kami yang masih suka traveling hiking juga. Kami menikmati masa-masa kuliah dan terasa tak memiliki tanggung jawab untuk merencanakan masa depan karena memang belum dan tidak terbesit di benak kami hanya selalu menikmati hobi dan pengalaman seru itu.

    Memasuki senja dan hari mulai gelap teman-teman pecinta alam sudah mulai ada beberapa yang pulang duluan dan sebagian masih menetap bersama kami di perumahan itu, sampai saat gelap menjelang petang aku melihat sosok seorang ibu memakai kebaya putih namun terkesan lebih mirip dengan warna cream muda atau mungkin putih yang sudah agak lusuh warnanya dan rok selendang yang terkesan wanita jawa berusia lanjut namun terkesan masih sebaya usia ibu-ibu, sosoknya masuk menghampiri pintu ruang tamu karena jarak yang lumayan antara jendela kaca yang terlihat olehku dengan jarak pintu masuk aku menatapnya dan menunggu kehadirannya di depan pintu. Kupikir itu tetangga sebelah munggin yang hendak mampir atau memberitahukan sesuatu kepada pemilik rumah, lumayan lama hingga memakan waktu lima menit bahkan lebih ternyata tak kunjung muncul sosok seorang ibu tadi yang memakai kebaya dan rok jarik tersebut. 

    “Ohh Tuhan lalu siapa beliau mungkinkah kembali balik arah pulang lagi dan mataku saat itu sudah kelelahan dari tadi pagi kegiatan KKN hingga malam hari belum rebahan seharian sehingga berhalusinasi.” Pikirku dalam hati.

    Bersambung.

     

     

    Kreator : Ika Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tersesat di Jalan yang Benar (Part 6)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021