KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » TETANGGA BAWEL

    TETANGGA BAWEL

    BY 06 Mar 2023 Dilihat: 211 kali

    Oleh : Endah Wahyuningtyas

    Tukang sayur itu datang tepat pukul tujuh. Aku bersiap keluar dan berbelanja. 


    Ibu-ibu kompleks sudah ramai mengerumuni Mang Dadang, si tukang sayur. Dengan ceria Mang Dadang melayani ibu-ibu yang sudah berisik memilah-milah sayuran Mang Dadang. Aku segera bergabung. Seorang ibu menoleh ke arahku dengan pandangan sadis. 


    “Tumben, pagi, Neng,” sapa ibu itu. Aku hanya tersenyum.


    “Iya, bu,” jawabku pendek.


    “Suaminya sudah berangkat, neng?” tanya ibu yang lain. Aku mengangguk.


    “Kerjanya di mana, Neng?” 


    “Di kota, bu.”


    “Oh, di kota. Jauh amat rumahnya?”


    Aku berusaha sabar. Pertanyaan itu selalu diajukan setiap hari, sudah kujawab dan besoknya ditanyakan oleh orang lainnya.


    “Iya, bu. Kebetulan ditakdirkan Allah rumahnya di sini,” jawabku malas. Biar saja. Setelah ini ibu-ibu ini pasti akan ribut membicarakanku.


    Aku selesai memilih sayurku. 


    “Semua jadi berapa, mang?” Tanyaku. Mang Dadang menyebutkan sejumlah nominal. Aku segera membayarnya dan masuk ke rumah tanpa berpamitan lagi. Sudah bosan dengan kebawelan dan kejulidan tetangga-tetanggaku.


    Sore harinya aku berjalan-jalan di sekeliling kompleks sendirian. Maklum aku belum punya anak. Tak kupedulikan bisikan orang-orang tentangku.  Aku hanya tersenyum dan berbisik lirih.


    “Nanti malam, cari uang di rumah yang itu, ya! Ambil uangnya yang warna merah.”

    “Ambil di warung itu, ya. Ambil yang warna biru atau hijau. Kalau bisa jangan selembar.”


    Dan, acara jalan-jalan itu pun selesai. Malam harinya aku menyiapkan perlengkapan yang biasa. Menyan yang sudah kunyalakan sejak sore, secawan kembang tujuh rupa, dan minyak wangi pemanggil mahluk astral. Aku sudah siap.


    **


    Seminggu kemudian terjadi kegegeran di kompleksku. Banyak ibu-ibu yang mengeluh uangnya hilang, walaupun hanya selembar. 


    “Iya, nih. Setiap hari pasti ada uang yang hilang di dompetku.”


    “Mang Dadang uangnya hilang, nggak, mang?”


    Mang Dadang Dadang menggelengkan kepalanya.


    “Saya kan, rumahnya tidak di sini, bu,” jawab Mang Dadang, “Didoain bu uangnya! Apa diberi cermin di deket uangnya.”


    “Buat apa, mang, cerminnya?”


    “Kalau denger cerita ibu-ibu kayaknya itu kasus tuyul, Bu. Katanya tuyul suka mainan cermin. Nanti kalau sudah mainan cermin nanti tuyulnya lupa ngambil uangnya.”


    Ibu-ibu berseru terkejut. Aku mulai dag dig dug. Buru-buru kubayar belanjaanku dan masuk ke dalam rumah. 


    **


    Berita itu sampai ke telingaku dua hari kemudian. Berita yang menyatakan bahwa aku lah si pemilik tuyul itu, karena hanya aku yang tidak mengeluh kehilangan uang. Aku menggertakkan gigi karena murka.


    “Dasar tetangga bawel!” teriakku, “Coba kalau kalian tidak ikut campir urusan orang lain, pasti tidak akan kukeluarkan tuyulku! Sekarang tunggu pembalasanku!”


    Malam harinya kukeluarkan boneka andalanku. Boneka kesukaanku. Boneka santet yang dibawakan neneku sejak aku masih kecil dulu. Aku menyiapkan foto tetangga-tetanggaku, yang dulu sempat kuambil fotonya ketika sedang berbelanja sayur di Mang Dadang. 


    Aku membayangkan wajah salah satu dari mereka, dan pelan-pelan menusukkan jarum ke perut boneka itu berulang-ulang.


    “Mati kamu!” desisku penuh kemarahan. Keesokan harinya terdengar kabar bahwa salah seorang tetanggaku meninggal karena serangan jantung. Dan, minggu berikutnya, dan minggu berikutnya lagi dan lagi dan lagi. Kematian beruntun orang-orang bawel itu membuat hidupku tenang dan sepi.


    “Sekarang yang belanja di Mang Dadang dikit, ya, Neng,” kata seorang ibu kompleks yang masih selamat. Aku hanya mengangguk. Dalam hati aku berbisik lirih : ‘makanya jangan bawel!’

    Bagikan ke

    Comment Closed: TETANGGA BAWEL

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021