KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » The Power of Words

    The Power of Words

    BY 28 Des 2022 Dilihat: 150 kali

    Oleh Irma Muthiah Saleh

     Rani terduduk lemas di sudut ruang kamarnya. Hatinya terluka mendengarkan sepotong ungkapan yang baru saja terlontar dari mulut suaminya. Sebuah ungkapan yang seolah menghinanya sebagai seorang istri. 

           “Apa aja sih kerja kamu Ran,” seru suaminya dengan nada ketus.

           “Coba seperti bu Lina itu. Dia mengajar tetapi rumahnya tetap bersih, pakaian suaminya rapih, dan anak-anaknya terurus. Bahkan dia masih bisa menjalankan bisnis.” Kasar Raihan mendata satu persatu kebaikan istri tetangganya dan membandingkannya dengan sang istri. 

           Rina yang mendengarnya tentu saja sangat tersinggung. Dia merasa sakit hati mendapatkan perlakuan seperti itu. Meskipun disadarinya kalau apa yang di sampaikan oleh suaminya itu pada dasarnya benar adanya. Namun satu sisi ketika dia dibandingkan dengan orang lain, dirinya tidak bisa menerima. 

           Dia merasaa telah melakukan yang terbaik untuk keluarganya.  Jika pekerjaan rumah tangganya banyak yang terbengkalai itu karena dia harus bekerja. Dan itu atas izin dari suaminya juga.

           Hanya saja memang, pekerjaan seorang ibu di luar rumah sejatinya harus bisa dipastikan bahwa urusan rumah tangganya pun aman. Bekerjanya seorang ibu pada dasarnya bukan kewajiban tapi sebagai bentuk partisipasinya membantu suaminya ataukah karena keilmuannya dibutuhkan untuk kemaslahatan masyarakat.

           Maka tentu saja ketika diputuskan seorang wanita bekerja di sektor publik satu hal yang harus dipastikan adalah kondisi di rumah tetap tertangani dengan baik. 

           Di samping itu dibutuhkan kerjasama anatara suami dan istri. Mereka harus saling bantu membantu, saling mendukung dalam menjalankan mahligai rumah tangganya. Dan satu hal bahwa pola komunikasi harus di jaga dengan baik. Kata-kata yang keluar dalam bentuk ujaran selayaknya harus terpilih sehinga tidak menimbulkan masalah.

           Jika seseorang terbiasa berkata kasar maka sangat sulit bagi dia untuk mengontrol dan memilih serta memilah kata-kata yang hendak diucapkan. Dalam keadaan tertentu mungkin saja dia bisa mengatur setiap ujaran yang diucapkannya. Kata-katanya bisa dipoles sedemikian rupa sebelum diucapkan sehingga tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi lebih sering pula ucapannya tidak terkontrol dan menyakiti orang lain.

           Satu hal yang perlu dicamkan bahwa tidak ada orang yang ingin di salahkan apalagi jika ditambah dengan membanding-membandingkannyaa dengan orang lain. Masing-masing orang punya keistimewaannya sendiri. Maka saling memahami dan berusaha untuk memperbaiki kekurangan yang ada tentunya itu lebih baik. Akan lebih indah hasilnya jika seorang istri diingatkan dengan kata-kata yang lemah lembut. 

           Wanita pada dasarnya senang dihargai dan diperhatikan, maka dengan sedikit perhatian dan kata-kata yang tidak menyakitkan lambat laun akan membantunya untuk mengubah perilaku.  Akan sangat berbeda hasilnya jika menginginkan sang istri melakukan sesuatu tapi menyuruhnya dengan kata kasar apalagi sampai menyinggung perasaannya. 

           Dengan kata-kata seseorang bisa hancur sebaliknya dengan kata-kata pula seseorang bisa bangkit dan berprestasi. Seorang anak misalnya jika sering diberi support positif maka besar harapan semangatnya akan bangikit dan dia bisa menghasilkan karya besar. Sebaliknya seorang anak yang sepanjang masa kanaknya seriing mendapatkan kecaman maka dampaknya pun akan terlihat seiring dengan pertumbuhannya.

           Maka sudah semakin jelas bagaimana kekuatan kata-kata itu berlaku pada diri seseorang. Rani yang meskipun menyadari kekurangannya namun tetap merasa sakit hati. Kata kasar yang didengarnya terucap dari laki-laki yang sudah lima tahun membersamainya itu membuatnya sangat terpukul. Rasa jengkel bercampur benci pada suaminya mulai muncul. 

           Sejatinya dia bergegas dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang harus dia selesaikan. Akan tetapi karena sakit hati justru menggiringnya untuk membalas perlakuan suaminya dengan aksi diam dan tidak mengerjakan apa-apa. Hal yang tentu saja mebuat sang suami semakin jengkel.

           Pada kondisi seperti ini jika diantara pasangan suami istri tidak segera menyadari kekeliruan masing-masing maka akibatnyab bisa lebih fatal. Persoalan kecil yang awalnya bisa diselesaikan bersama bisa mengarah kepada keretakan rumah tangga jika masing-masing pihak bertahan pada egonya sendiri.  

           Maka sangatlah bijak untuk menjaga setiap ucapan kita baik kepada anak, suami dan kepada siapa pun.  “Mulutmu adalah Hariamumu”, adala sebuah slogan yang mungkin biasa kita dengar mengingatkan bahwa perkataan bisa menjadi senjata tajam yang melukai dan meyakiti orang lain, maka jagalah.

    Bagikan ke

    Comment Closed: The Power of Words

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021