Matahari lingsir memerah, lambat lambat berkerudung malam
Sementara tak letih aku
Menunggu bunga-bunga
Menunggu buah dari kenangan cantik, yang kita petik bersama…
Kau tahu? Sudah sedalam apa, namamu ku’pahat pada dinding hati
Telah setebal apa, kau ku’balut dengan segenap kerinduan-kerinduan
Kenapa,
Tiba-tiba saja ada yang memasang gelap!
Dan pekatnya, merambat begitu jauh…
Mengikat kaki-kaki hati, membutakan sgala keabadian
Kita dipanggil,
Bahkan ditampiknya! Pada hari yang tinggal serambut lagi…
Tenggelam kita dalam telaga air mata.
Padahal aku tahu,
Kau, adalah karang kasih tak tergoyahkan!
Kau hembus
Tiap-tiap terik yang menghempasku…
Selalu saja kedamaian, yang membasahi relung
Kasih’mu terbentang,
Kasih’ku pun terbentang. Tapi kita bisu… dan terbenam
Tiap kali matahari lingsir
Tiap kali pula
Ku’cari bayang-bayang’mu. Disemburat merah!
Cinta itulah kekasih, … yang memberiku lidah dan air mata,
Hingga aku tak pernah kuat, hidup dalam kenangan manis.
Ku’lepas getir ini
Dan sendiri aku berlari
Mendaki gunung-gunung, menuruni lembah-lembah,
Menyelam di kedalaman luka, …
Ku’rengkuh bintang-bintang
Sendiri,
Ku’tantang matahari…
Ku tantang hidup! Tanpa kau…
Tiap kali matahari lingsir
Tiap kali pula… ku’tikam kenangan,
Aku takut
Kalua saja gelap tiba-tiba
Datang menjenguk.
Kekasih… Wahai!
Alangkah dalamnya arti kesendirian ini,
Dan itu ku’nikmati!
(manakala matahari lingsir…)
Tetap ku’tikam
NR-mlg.05.11.97
Kreator : Novitri Riyani
Comment Closed: Tiap Kali Matahari Lingsir
Sorry, comment are closed for this post.