Kali ini, saya akan bercerita semua alasan saya yang sering kali menghambat ketika mau menulis. Yang paling sering saya alami yaitu saat sudah siap didepan smartphone atau laptop untuk mengetik, tiba tiba otak ini serasa kosong. Tak tahu apa yang mau saya tulis sebenarnya. Akhirnya, saya tidak jadi menulis dan melakukan aktivitas lainnya. Biasanya lihat Facebook atau nonton YouTube.
Penghambat saya menulis lainnya suasana rumah yang tidak nyaman. Apalagi rumah tempat tinggal sering ada konflik atau kejadian sedih. Bisa juga seisi rumah itu sukanya males malesan, main handphone tanpa henti atau melakukan kegiatan yang nggak produktif lainnya. Terlihat sepele memang, tapi itu pengaruh sekali. Meski mereka nggak ganggu kita, tapi aura kegiatan yang dilakukan anggota keluarga itu mengganggu kondisi kejiwaan kita. Dan itu nyata terjadi.
Pada akhirnya batal menulis lagi. Dan ditunda esok harinya. Itupun kalau ingat dan nggak males. Gangguan lainnya yaitu ada emosi negatif seperti kesedihan atau kejadian buruk di masa lalu yang menghantui hidup ini sampai sekarang. Seolah olah, hal buruk itu menempel di pelupuk mata. Selalu terbayang terus hingga akhirnya membuyarkan konsentrasi serta keinginan menulis. Padahal, cuma menulis. Tapi kenapa terasa begitu sulit dan banyak sekali gangguannya.
Saya mencoba kembali mengingat kondisi dimana saya lancar menulis. Waktu itu, saya berhasil menyelesaikan sebuah novel dalam waktu 1,5 bulan. Apa saja yang dilakukan? Ternyata saya membuat target yang masuk akal buat nulis novel. 1 hari hanya nulis 1 bab saja. Tidak lebih. Meski saat itu sedang kelebihan energi atau sedang semangat semangatnya.
Novel yang saya buat waktunya mepet deadline. Sehingga saya dikejar kejar pembaca yang sudah bayar diawal. Itu karena saya membuat target yang prestisius. Dan akibatnya jadi malas menulis novel. Diawal saya menargetkan membuat 5 bab novel perhari. Tapi fakta yang terjadi saya menunda dan menunda lagi sampai mendekati akhir bulan.
Dan setelah saya telisik diri ini penyebabnya adalah saya membuat target yang kelewat tinggi tapi nggak mampu melakukan. Selain itu, Saya nggak bisa nulis di laptop. Apalagi laptopnya tidak bisa nyala lebih dari 2 jam. Kalau laptopnya nyala lebih dari 2 jam, yang terjadi adalah laptop langsung mati dan nggak bisa nyala selama 10 hari berturut-turut. Baru hari ke 11 Laptop bisa nyala kembali.
Akhirnya, saya putuskan untuk nulis di smartphone. Dari sini saya paham kekuatan serta kelemahan diri ini. Ketika menulis saya nggak bisa dibatasi hal hal yang mengganggu seperti kondisi Laptop. Lalu saya sangat tidak suka diintip ketika lagi menulis. Apalagi ada anggota keluarga yang tahu kalau profesi saya penulis. Kita boleh punya alasan personal dalam bekerja buat kenyamanan diri kita. Bukan untuk menulis saja. Tapi juga untuk pekerjaan yang lain.
Saya biasanya lancar menulis di pagi hari. Atau bisa juga menulis sewaktu waktu apalagi kalau dapat ide bagus. Tapi dengan syarat semua hal yang mengganggu itu tidak ada. Kesimpulannya, kenali betul siapa diri ini. Apa yang menghambat menulis? Apa yang membuat lancar menulis? Di era Internet seperti sekarang ini ada banyak sekali tips menulis. Tapi tidak semua tips itu bisa diterapkan dalam hidup kita. Jadi kembali lagi, kenali betul diri kita. Apa yang jadi kekuatan dan hambatan dalam menulis.
Dawar Blandong, 27 November 2022
Comment Closed: Tiba Tiba nggak bisa Nulis
Sorry, comment are closed for this post.