Makassar, 21 Agustus 2024
Di sebuah sekolah Katolik yang penuh dengan semangat persaudaraan dan kasih sayang, ada seorang murid bernama Rafly. Rafly adalah anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Dia senantiasa ingin mengetahui banyak hal, baik pelajaran sekolah maupun kisah-kisah Alkitab yang sering didengarkannya dari guru agama. Namun, ada satu hal yang selalu menjadi kekhawatiran Rafly: prestasi belajarnya yang selalu tertinggal dibanding teman-temannya.
Pada suatu pagi, setelah menerima hasil ujian yang kurang memuaskan, Rafly duduk termenung di bawah pohon besar di halaman sekolah. “Mengapa sih aku selalu lambat memahami, selalu lambat mendapatkan nilai yang baik?” gumamnya dengan nada kecewa. Saat itu, sahabatnya Azitha mendekat dan duduk di sebelahnya. “Eh Rafly, apakah kamu tahu? Tuhan tidak pernah menghitung seberapa cepat atau lambat kita. Yang utama adalah usaha kita. Lihatlah perumpamaan di Injil Matius 20:1-6 tentang buruh di kebun anggur.”
Azitha mulai menceritakan kisah seorang tuan tanah yang memanggil buruh untuk bekerja di kebun anggurnya. Ada yang dipanggil pagi-pagi sekali, ada yang siang hari, bahkan ada yang sore hari. Namun yang mengagumkan, sang tuan tanah memberikan upah yang sama kepada semuanya, meskipun lama kerja mereka berbeda. “Tuhan tidak memperhatikan seberapa terlambat kita memulai, yang terpenting kita tetap berusaha dan percaya kepada-Nya,” ujar Azitha dengan penuh semangat.
Rafly mulai tersenyum mendengar cerita Azitha. Dia menyadari bahwa mungkin selama ini dia terlalu fokus pada waktu dan hasil, bukan pada proses dan usaha. Kata-kata Azitha membuka matanya bahwa setiap upaya yang dilakukan, meski kecil, tetap bernilai di mata Tuhan. Tidak ada yang terlalu cepat bagi Tuhan selama kita terus berusaha dan percaya.
Motivator terkenal Merry Riana pernah berkata, “Tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk terwujud, yang ada hanyalah keinginan yang terlalu kecil untuk mewujudkannya.” Kata-kata ini semakin menguatkan hati Rafly. Dia bertekad untuk terus berusaha dengan gigih, bukan karena ingin segera berhasil, tetapi karena dia percaya bahwa Tuhan selalu memiliki waktu yang tepat untuk segala sesuatu. Dan yang terpenting, Tuhan senantiasa melihat dan menghargai setiap langkah kecil yang diambil dengan penuh keyakinan.
Keesokan harinya, Rafly kembali ke kelas dengan senyum di wajahnya dan semangat baru di hatinya. Dia tahu bahwa meskipun kadang merasa selalu tertinggal, di hadapan Tuhan tidak ada yang namanya terlalu cepat. Karena Tuhan selalu memiliki rencana yang indah untuk setiap anak-Nya, termasuk Rafly, termasuk kita semua.
“Tuhan tidak memperhitungkan seberapa cepat kita mencapai tujuan, tetapi seberapa tekun kita berusaha dan percaya pada rencana-Nya.”
Kreator : Fr. Silvianus
Comment Closed: Tidak ada yang terlalu cepat bagi tuhan
Sorry, comment are closed for this post.