Di sisi lain, keberadaan Neng mulai dianggap dan ia memiliki sahabat saat itu bernama Leny Rosdiana. Leny selalu menemaninya ketika Neng digendong Teteh kemanapun, ke toilet, ke kantin sekolah atau pun main di rumah atau Neng ke rumahnya.
Perjuangan Neng untuk terus belajar berlanjut ketika ia telah lulus sekolah dasar dan hendak masuk Sekolah Menengah Pertama. Emak tidak mengizinkan Neng melanjutkan sekolah.
“Neng cukup sekolahnya sampai SD aja, ya. Kasian Teteh mengantar nya jauh. Emak juga nggak selalu punya uang buat uang jajan atau beli bukunya.” Pinta Emak kepadaku.
“Mau SMP, Mak. Pokoknya harus SMP. Nggak dikasih uang jajan juga ga masalah, Mak. Yang penting Neng mau sekolah. Teteh juga nggak keberatan antar aku sekolah, Mak.” Pinta Neng yang saat itu sedang belajar untuk ujian kelulusan sekolah.
Mamak masih bersikeras tidak memperbolehkan sekolah. Para tetangga pun ikut bicara.
“Ngapain sekolah tinggi tinggi, Neng. Guru sudah ada. Presiden sudah ada. Di rumah aja lah. Jalan aja susah.”
Reaksiku waktu itu adalah..
Kreator : Eliswati
Comment Closed: Tidak Boleh Sekolah (Bab II)
Sorry, comment are closed for this post.