KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tradisi Tingkeban Asimilasi Adat dan Istiadat dengan Agama Secara Harmonis

    Tradisi Tingkeban Asimilasi Adat dan Istiadat dengan Agama Secara Harmonis

    BY 29 Des 2022 Dilihat: 176 kali

    Oleh : Pangadilan Rambe (Pram)

    Masyarakat adalah kesatuan hidup dari manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat. Perkembangan pengetahuan tentang keagamaan mengantarkan sebuah perubahan dalam sebuah tradisi kebudayaan. Dengan demikian, tanpa disadari kebudayaan di Indonesia secara perlahan mengalami akulturasi, sehingga menghasilkan budaya baru. Dalam budaya baru yang dihasilkan dari akulturasi budaya tersebut, tidak semata-mata menghilangkan budaya lama melainkan memberikan corak yang lain dari budaya aslinya. Seperti halnya tradisi tingkeban yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa

    Tingkeban berasal dari kata tingkeb dalam bahasa Jawa yang artinya tutup atau sudah genap, maksudnya agar si ibu yang sedang mengandung tidak bekerja berat lagi karena bayi yang dikandungnya sudah semakin besar, hal ini untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tingkeban diartikan sebagai upacara selamatan tujuh bulan untuk wanita yang sedang hamil. Tingkeban disebut juga dengan mitoni. Mitoni berasal dari kata pitu dalam bahasa Jawa yang artinya tujuh karena tradisi ini dilaksanakan pada saat kehamilan berusia tujuh bulan. Ketika kehamilan memasuki usia tujuh bulan, masyarakat suku Jawa menyebutnya ‚wes mbobot‛ (sudah berbobot atau sudah berkualitas).

    Tingkeban merupakan tradisi yang diselenggarakan pada saat kandungan seorang ibu menginjak usia tujuh bulan dan pada kehamilan pertama. Pada usia ini, umumnya janin yang ada di dalam kandungan sudah hampir sempurna. Rasa antusias sekaligus cemas dirasakan calon orangtua menjelang hari persalinan tiba. Untuk itulah, tradisi tingkepan diadakan dengan tujuan menghaturkan doa dan harapan demi keselamatan dan kebaikan sang ibu dan calon bayi. Acara tingkeban ini hanya dilaksanakan ketika seorang wanita mengandung anak pertama. Artinya untuk kandungan anak-anak berikutnya tidak lagi dilaksanakan tingkeban. Tradisi tingkeban ini biasanya dilaksanakan di rumah yang memiliki hajat dan dihadiri oleh anggota keluarga, tetangga dekat dan termasuk juga kenalan yang tinggal tidak jauh.

    Rangkaian acara tersebut meliputi pembukaan, pembacaan ayat suci al-Qur’an (al-Fatihah, al-Ikhlas sebanyak 3 kali, al-Falaq dan an-Nas) dan ditutup dengan doa selamatan. Setelah selesai acara maka para tamu undangan pulang dengan membawa berkat. Berkat merupakan makanan yang khusus disediakan untuk para tamu ketika mereka hendak pulang. Adapun berkat tersebut terdiri dari sebungkus nasi beserta lauk pauknya, rujak, dawet, dan urap yang biasanya dibungkus dengan menggunakan plastik berwarna hitam.

    Asimilasi antar budaya tingkeban dengan ajaran Islam sendiri itu selaras. Dalam artian tidak ada saling mencederai atau tidak bertentangan karna pada dasarnya sepasang suami istri menginginkan anak yang lahir sehat dan selamat, maka dalam Islam kita harus berdo’a. Do’a yang dipanjatkan dalam acara tingkeban itu merupakan do’a selamat dan permohonan agar anak tersebut sehat dan kelak menjadi anak yang sholeh dan sholeha. Ini berarti bahwa perpaduan budaya dapat diselaraskan selama salah satu diantaranya tidak ada yang saling mencederai, dengan pengertian tidak diharamkan dan tidak pula diwajibkan, namun bersifat mubah ( boleh dilaksanakan)

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tradisi Tingkeban Asimilasi Adat dan Istiadat dengan Agama Secara Harmonis

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021