Makassar, 22 Agustus 2024
Di pagi yang cerah, ketika sinar mentari mulai mengintip dari balik jendela kelas, seorang siswi bernama Andini sedang memikirkan berbagai hal. Hari itu, ada tugas kelompok yang harus mereka rampungkan, namun teman-teman satu timnya nampak sibuk dengan aktivitas masing-masing. Andini merasa diabaikan, seolah tidak ada yang memedulikan upayanya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Ia merasa terasing dan mulai meragukan dirinya sendiri.
Ketika istirahat tiba, Andini memilih duduk di sudut halaman sekolah sendirian. Ia melihat teman-temannya asyik bercanda dan tertawa bersama, sementara ia merasa semakin jauh dari mereka. Saat itulah, Sr. Agnes, seorang guru agama yang bijak, menghampirinya. Sr. Agnes duduk di samping Andini dan bertanya dengan lembut, “Ada apa, Nak? Kenapa kamu nampak sedih?” Andini menceritakan semua yang dirasakannya, dan Sr. Agnes mendengarkannya dengan penuh perhatian.
Sr. Agnes tersenyum lembut dan berkata, “Andini, ceritamu ini mengingatkan suster pada suatu perumpamaan dalam Injil Matius 22:1-14, tentang undangan pesta perkawinan. Tuhan mengundang semua orang, namun banyak yang menolak atau tidak peduli dengan undangan itu. Tapi tahukah kamu? Tuhan terus membuka pintu-Nya lebar-lebar untuk siapa saja yang mau datang, yang siap menerima undangan-Nya. Seperti kamu sekarang, Andini. Meskipun kamu merasa tidak diperhatikan, Tuhan terus mengundangmu untuk dekat dengan-Nya. Dia selalu siap mendengarkan dan memberi kekuatan kepada kita.”
Mendengar itu, hati Andini terasa lebih ringan. Ia menyadari bahwa meski dalam kesendirian atau ketika merasa diabaikan, Tuhan senantiasa hadir, mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Andini memutuskan untuk tidak menyerah, ia kembali ke kelas dan mengajak teman-temannya untuk bekerja sama menyelesaikan tugas. Dengan semangat baru, Andini melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam hidupnya melalui hal-hal kecil seperti ini.
Terakhir, Sr. Agnes mengutip kata-kata St. Thérèse dari Lisieux yang mengatakan, “Kita tidak dapat melakukan hal-hal besar di dunia ini. Kita hanya bisa melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar.” Kata-kata itu terngiang di telinga Andini sepanjang hari. Ia menyadari bahwa setiap undangan dari Tuhan, sekecil apa pun itu, adalah kesempatan untuk menunjukkan cinta dan iman kita.
Jadi, ingatlah bahwa Tuhan senantiasa mengundang kita. Dalam setiap tugas yang kita kerjakan, setiap perasaan yang kita rasakan, Tuhan selalu ada di sana, menanti kita untuk datang kepada-Nya dengan hati yang penuh kasih dan iman. Jangan pernah merasa terasing, karena Tuhan senantiasa menunggu kita dengan tangan terbuka.
“Kita mungkin tidak dapat melakukan hal-hal besar, tetapi melalui kasih yang besar dalam setiap tindakan kecil, kita menjawab undangan Tuhan dengan penuh iman.”
Kreator: Fr. Silvianus
Comment Closed: Tuhan mengundang kita semua
Sorry, comment are closed for this post.