Perkembangan dunia yang kian mengglobal telah membawa konsekuensi yang tidak dapat dibendung oleh semua bangsa, yaitu terjadinya interaksi antarbangsa dan budaya yang semakin meluas. Masuknya budaya barat dalam kehidupan masyarakat telah membawa perubahan yang sangat besar terhadap pola hidup terutama di kalangan generasi muda.
Kita tidak dapat bersembunyi dari pengaruh tersebut agar terbebas dari globalisasi.Globalisasi bekerja selama 24 jam. Kehidupan global dalam berbagai dimensi ini akan terus menggelinding dan menerpa setiap bangsa. Bahkan, manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh global dimanapun ia berada, terutama kepada generasi muda. Dengan kemajuan global ini mengakibatkan maraknya tindak kekerasan, perkelahian, atau tawuran.
Demikian pula kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Mau tidak mau negara harus menerimanya, walau efek kemajuan TIK itu sungguh dahsyat. Budaya asing yang sebelumnya tidak terlihat jelas, menjadi benar-benar singgah ke kamar tidur, ke ruang kerja sehingga mempengaruhi kehidupan masyarakat. Terutama kalangan generasi muda. Pengaruh tersebut berupa pelemahan karakter atau akhlak. Oleh karena itu, kaum muda sangat perlu dibentengi dengan kekuatan mental dan budaya bangsa, agar kemerosotan moral tidak terjadi . Meskipun budaya asing berada di sekelilingnya , generasi muda tetap cinta pada Tuhannya, tanah airnya, serta memiliki tenggang rasa dengan sesama.
Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi generasi muda untuk menghindar. Yang dapat dilakukan sebagai generasi muda adalah masuk dalam kancah global dengan berbagai kualitas dan kemampuan diri serta keterampilan yang mampu bersaing dengan generasi muda dari negara lain.Tanpa kualitas, akan menjadi tumbal globalisasi karena yang terjadi dalam era globalisasi adalah kompetisi yang super ketat. Siapa yang memiliki kualitas tinggi akan mampu survive, sebaliknya yang kalah bersaing akan terombang ambing seperti buih di tengah lautan.
Untuk itu, setumpuk harapan disandarkan pada dunia pendidikan. Sebuah keinginan yang boleh jadi terdengar berlebihan, meski sesungguhnya amat wajar , mengingat pendidikan memanglah tumpuan solusi dari sekian banyak persoalan sumber daya manusia dan problem kemasyarakatan . Pendidikan pada hakikatnya adalah perubahan perilaku. Oleh karena itu, sudah selayaknya proses pendidikan sanggup mengubah sikap dan perilaku sesuai harapan.
Ujung tombak pelaksana pendidikan adalah guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tujuan utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Mendidik berarti, menanamkan nilai-nilai yang baik menata: hati, pikiran,dan sikap mental.
Mengajar berarti, memberikan pengetahuan yang bermanfaat dalam menghadapi kehidupan
Membimbing berarti, menuntun ke arah tujuan yang telah ditetapkan
Mengarahkan berarti menunjukkan kepada pilihan yang terbaik
Melatih berarti, membiasakan peserta didik melakukan sesuatu yang baik secara benar dan melakukan sesuatu yang benar secara baik
Menilai dan mengevaluasi berarti menghitung dan mengukur proses dan hasil kerja
Dengan demikian guru memiliki peran dalam pendidikan untuk pembentukan karakter siswa dalam pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, guru sebagai pelaku dalam proses pendidikan khususnya di sekolah dituntut terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas dirinya dalam mendidik dan membangun karakter siswa.
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan, artinya tidak ada dua individu yang sama. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa untuk menemukan potensi mereka sebagai bekal, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.
Membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda, mulai dari lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat dengan meneladani para tokoh yang memang patut untuk dicontoh. Semoga ke depan bangsa kita lebih beradab, maju, sejahtera kini, esok dan selamanya.Maka dari itu guru memiliki peranan yang penting dalam membangun karakter bangsa.
Sebagai komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Guru ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan pendidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap diri guru itu terletak tanggungjawab untuk membawa para siswanya pada kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang transfer of knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang transfer of value dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam pembentukan karakter.
Kreator : Hutbaya
Comment Closed: Ujung Tombak Pendidikan Karakter di Sekolah
Sorry, comment are closed for this post.