KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Umroh atau belanja

    Umroh atau belanja

    BY 28 Agu 2024 Dilihat: 13 kali
    Kisah-kisah Ajaib Haji dan Umroh_alineaku

    Umroh atau Belanja? kisah nenek yang umroh untuk membeli titipan dari keluarga

     

    Banyak jamaah yang berangkat umroh melalui usaha yang keras. Namun ada juga yang diberangkatkan, hadiah, atau karena sekedar menunaikan. Cerita ini, diambil dari kisah seorang ibu yang diberangkatkan umroh oleh menantunya. Awalnya ibu ini tidak ingin pergi, karena ia takut naik pesawat dan mati di udara. Ibu ini bernama Tini (63 th), seumur hidup belum pernah naik pesawat karena takut. “InsyaAllah selamat mih, gak perlu takut,” kata Bu Tina. “Mamih gak mau sendirian. Kalo mati di pesawat gimana?” ujarnya. “Nanti ada yang nemenin, mama saya dan om saya.” Ujar sang menantu.

    Walau sering pergi ke majelis taklim, Ibu Tini memang belum tergerak umroh. Walau sudah pernah ditawarkan, hingga akhirnya ada yang menemani barulah ia mau pergi. Itupun setelah keluarga besarnya mendiring agar bersyukur dan menerima untuk berangkat. “Mau cari apa lagi Mih? Alhamdulillah rezeki dari Allah ada yang memberangkatkan,” Ujar kakak tertuanya saat meyakinkan Tini lewat telepon. 

    Sebelum berangkat, Bu Tini mendatangi kakak dan keluarga besarnya untuk pamitan. Pulang dari kampung, Bu Tini banyak dapat uang titipan. Ternyata masih banyak budaya “titip” kepada jamaah umroh. Keluarga memberikan uang, agar dibelikan sesuatu. “Kakak mamih banyak yang titip dibelikan minyak wangi, jilbab, sejadah,” ujar Tini. Tapi Mih, ke sana itu untuk ibadah, bukan belanja. “Ah, kan bisa sekalian,”ujarnya.

    Sayangnya sebelum berangkat, uang yang dititipkan itu terpakai untuk kebutuhan lain. Bu Tini nampak berat hati berangkat. “Gimana nih, uangnya kepakai, mamih takut gak bisa beliin oleh-oleh,” ujarnya kepada sang menantu. “Mih, tolong diluruskan lagi niatnya, ibadah dulu. Sayang udah jauh-jauh hanya mikirin oleh-oleh.”

    Akhirnya hari yang dinanti tiba. Setelah sebelumnya hampir gagal berangkat karena ada dokumen yang kurang, Ibu Tini dan jamaah lainnya berangkat ke Mekah. Sesampainya di Mekah, yang dipikirkan Ibu Tini, hanya membelikan pesananan keluarganya. Ini membuat muthawif dan rombongan lain kebingungan. Ia juga sempat sakit dan tidak bisa ke Masjidil Haram. Sayangnya, dengan uang saku seadanya, banyak oleh-oleh yang tidak bisa ia beli. Walaupun sudah diingatkan, agar fokus ibadah, yang dilakukan sehabis sholat menghitung oleh-oleh buat sanak keluarga di kampung. Hal ini membuat teman sekamar tidak bisa ikut campur.

    Pulang dari Mekah, ternyata masih ada oleh-oleh yang belum bisa dibeli karena uangnya kurang. Kepada anaknya yang memberangkatkan umroh, ia mohon ditambahkan uang untuk beli oleh-oleh di pasar. “Yah, mami gak enak, udah dikasih uang masa tidak dibelikan,” ujarnya. Ketika ditanya, sebetulnya uang titipan itu dipakai apa? Ia tidak mau mengaku dan memilih menghindari membahasnya. Sebagai anak, tidak mau memaksa tetapi juga tidak mau memberikan begitu saja permintaannya, terlebih lagi, jika Bu Tini diperalat oleh orang lain. 

    “Jadi mih, kalau ada rezeki, mau gak berangkat lagi? Tanya cucunya. “Engga ah, sekali aja, takut, hehehe” ujarnya.  Hingga saat ini, jika ditanya di Mekah apa saja yang dilakukan, Ibu Tini hanya bisa menyebutkan sholat di Ka’bah, makan kurma dan belanja. 

     

     

    Kreator : Nurhablisyah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Umroh atau belanja

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021