Ustad yang Mendadak Kelu, kisah seorang jamaah haji yang tidak bisa bicara
Pada Haji tahun 2015, di Kloter 24 Jakarta. Nampak 1 rombongan yang terdirid ari 30 orang Jamah haji, asal dari Jakarta Timur, Depok, Cibubur dan Citereup. Di antara 30 orang jamaah itu, ada pasangan lansia, Tika (67) dan Udin (68). Pak Udin dikenal sebagai Ustad di wilayahnya dna sudha bertahun-tahun mengajar di sebuah madrasah. Muridnya sudah tersebar dimana-mana. Sebagai lelaki sekaligus suami, ia ingin selalu dekat dengan istrinya. Namun ibu Tika, nampak kurnag suka jika suaminya memanggilnya. Ibu Tika kerap menggerutu jika suaminya memanggil. ”Tika!! Kadieu” (Tika ke sini), ujar Pak Udin. “Eleuh, aki-aki, gak di rumah gak di Mekah, panggil-panggil mulu,” begitulah kira-kira ucapan nenek 10 cucu ini.
Selama di Mekah, jika naik bus, Bu Tika dan Pak Udin selalu duduk bersama. Mereka juga bergandengan tangan saat thawaf. Namun, pada saat thawaf pertama, Bu Tika kehilangan suaminya. Pak Ustad repot sekali mencari. Pak Udin ditemukan di dekat Pintu Babu Ssalaam, sedang melamun sendirian. Esoknya, saat sholat wajib di Masjidil haram, Pak Udin hilang lagi. Ini membuat Pak Ustad dan jamaah lain tidak konsentrasi saat beribadah. Khawatir, Pak Udin hilang dan tidak ditemukan. Pada saat umroh kedua dan ibadah selanjutnya, Pak Ustad berinisiatif mengikat tangan Pak Udin dengan sorban. Dengan harapan dia tidak akan hilang. Namun, kenyataannya, ia pterpisah lagi dari rombongan, dan membuat anggota rombongan yang laki-laki harus berpencar mendari. Pak Ustad termenung, memikirkan bagaimana caranya agar Pak Udin tidak terus menerus terpisah. Maka di Hotel, Pak Udin diajak bicara.
“Pak, nanti sholat fardhu, Bapak gak usah ke Masjidil Haram ya? Di hotel aja,” ujar Pak ustad. “Moal! Ikut ke masjid! Ujarnya dengan nada tinggi. Ada yang unik dengan Pak Udin. Dia suka main masuk kamar wanita. Istrinya tidur di kamar wanita yang berisi 6 orang jamaah Perempuan. Ia seringkali masuk ke kamar itu, tanpa ketuk pintu memanggil istrinya. Kontan saja, hal ini membuat para jamaah lain sewot. Apalagi ibu Tika. Ibu Tika, jadi tidak enak dengan jamaah lain, Karena kadang, pintu kamar tidak kunci, agar memudahkan jamaah lain yang sudah lansia tidak bolak-balik buka pintu. “Atuh jangan main masuk-masuk aja! Di sini banyak yang bukan muhrim! Ujar Bu Tika dengan nada tinggi. Tapi Pak Udin seperti tidak mengindahkan, dan beberapa waktu terjadi lagi keadaan ini. Akhirnya, jamaah di kamar tersebut memutuskan untuk selalu mengunci pintu.
Suatu ketika, ketika rombongan hendak ke padang Arafah untuk Wukuf. Pak Udin duduk di sebelah istrinya di dalam bus. Para jamaah, mengumandangkan kalimat talbiyah. Muthawif mendatangi jamaah satu per satu untuk mengucapkan kalimat itu. Hingga tibalah giliran Pak Udin untuk mengumandangkannya. Sayangnya ketika mikrofon dirahakan pada mulutnya, suara yang leuar adalah seperti orang yang lehernya tercekat. Berkali kali dicoba, namun tidak ada suara apapun yang keluar dari mult Pak Udin. Pada jamaah yang mendengarnya, langsung menangis. Prosesi Wukuf, Mabid di Mudzdaliffah dan Jumroh pertama, telah dilalui. Selama itu berlangsung, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Namun, saat tiba di hotel, suaranya lantang tertawa dan memanggil istrinya, “Tika! Kadieu!!!
Ini berlangsung hingga berakhirnya Haji Wada, Setiap masuk masjid dan melafazkan bacaan Al quran maupun dizir, suaranya tercekat. Tetapi ketika tiba di penginapan, suaranya kembali terdengar. Tidak ada yang bertanya maupun mencari tau, apa yang terjadi, ini cukup menjadi Pelajaran.
Kreator : Nurhablisyah
Comment Closed: Ustad yang mendadak kelu
Sorry, comment are closed for this post.