KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Waktu pun Akan Ditanya

    Waktu pun Akan Ditanya

    BY 08 Des 2022 Dilihat: 205 kali

    Penulis : Kurnia Widiastri (Member KMO Alineaku)

    “Ya kalau di rumah, selesai pekerjaan rumah aku nonton drakor” ujar seorang kawan menceritakan aktifitas kesehariannya. Tak heran semua aktor drama korea hafal di luar kepala.

    Weekend waktunya ke mall lah atau jelong-jelong keluar kota. Kan kita udah kerja, jadi waktunya refreshing,” rekan sejawat menggebu dengan weekend asyiknya.

    Terkadang terbesit rasa heran dan iri. Karena saya jarang merasakan hal tersebut saat ini. Tapi memang semua ada waktunya. Ada waktu untuk organisasi, keluarga, teman dll termasuk waktu untuk me time

    Setiap hari sudah full jadwal jaga di RS, klinik, terapi pasien PAZ, melatih renang di MSS dan pembinaan di organisasi keislaman. 

    Weekend justru lebih padat, pagi sampai malam yang membutuhkan tenaga extra. Family time selalu saya sempatkan walau harus di malam hari selain sabtu ahad, sekedar makan bersama atau mengajak anak-anak ke tempat bermain. 

    “Dok, mbok yo istirahat. Jenengan itu lho sibuk banget,” saran seorang perawat yang hanya begitu faham dengan aktivitas saya. 

    “Nanti istirahat itu kalau saya sudah wafat,” jawab saya singkat. Sebelum ini sudah banyak waktu yang saya sia-siakan. Semakin hari, amanah semakin banyak. 

    “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskan, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (HR. Tirmidzi)

    Maka setiap aktivitas kita akan ditanya. 

    Umur kemana dihabiskan, betapa malunya ketika di hadapan Allah kelak, bila kita jawab dalam keadaan lalai dan melupakan Allah dalam kesia-siaan.

    Padahal kita tahu, surga dan neraka sesuatu yang tidak pasti bagi kita nantinya

    Ilmu bagaimana mengamalkannya.

    Betapa malu ketika kita menjawab, ilmu itu hanyalah menjadi segudang teori retorika tanpa amalan. 

    Saatnya ilmu itu digunakan untuk kemaslahatan umat, tidak untuk disimpan. Karena ada pahala jariyah di dalamnya.

    Harta dari mana diperoleh dan untuk apa. 

    Hal yang sangat berat bahkan membuat sahabat Abdurrahman bin Auf merangkak karena menanggung beban ini. Maka harta sejatinya bukan milik kita. Hanya titipan dan sebagiannya adalah milik umat. 

    Maka islam jaya dengan sedekah, wakaf, infaq dll.

    Maka Allah menitipkan harta sebagai wasilah pahala jariyah yang akan mengalir saat kelak kita tiada

    Tubuh digunakan untuk apa? 

    Manusia tempatnya khilaf dan lupa. 

    Tetapi Allah memberi ruang taubat dan istighfar.

    Karena kelak bukan lisan yang akan berbicara. Tapi berusahalah dengan sekuat tenaga, agar kelak saat tangan ditanya, dia akan bersaksi bahwa tangan ini untuk membantu umat bukan menyakiti.

    Saat kaki ditanya, dia akan bersaksi bahwa langkah ini hanya berjalan untuk menuntut ilmu dan menyebarkan kebaikan.

    Ketika mata ditanya, maka jawabnya pandangan ini hanya untuk belajar, melihat kebaikan umat dan tafakur atas ciptaan Allah.

    Maka sudahkah kita memperhatikan setiap waktu yang tersisa? Karena kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput. 

    Dunia hanyalah waktunya untuk menanam, mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya. Sampai pada waktunya.

    Tubuh tak lagi sanggup beramal, ringkih tak berdaya. Hingga ajal menjelang. Namun berharap ada pahala amalan yang senantiasa mengalir.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Waktu pun Akan Ditanya

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021