KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Ada Rasulullah di Sekolahku

    Ada Rasulullah di Sekolahku

    BY 15 Jul 2024 Dilihat: 416 kali
    Ada Rasulullah di Sekolahku_alineaku

    Rasulullah Pemberani

    Hari begitu cerah. Langit tampak biru. Matahari bersinar tanpa terhalang awan. Pagi yang cerah ini kami dan anak-anak telah sampai di kolam renang Istana. 

    Terlihat anak-anak ceria bermain di pinggir kolam. Mereka saling melemparkan air dan bercanda dan saling mengejar. Ada yang mulai latihan sambil menunggu pengajar datang. Hanya tampak satu anak yang masih duduk terdiam di pinggir kolam.

    “Mbak Nadia kenapa belum ikut masuk ke kolam?” yang ditanya hanya diam dan tidak berekspresi sama sekali. Ia memang anak yang termasuk pendiam. Tidak banyak yang ia obrolkan bahkan kepada temannya.

    “Mbak Nadia tahu tidak, Rasulullah itu juga pernah lho merasa takut. Bahkan sampai menggigil hingga diselimuti oleh Bunda Khadijah. Namun, setelah beliau merasa tenang karena diberi semangat oleh Bunda Khadijah maka beliau mulai mendapatkan keberanian untuk berdakwah.

    Apakah Mbak Nadia mau mencoba dulu? 

    Ustadzah akan memegang tanganmu hingga Mbak Nadia merasa cukup aman” kataku dengan mengulurkan tangan.

    Agak lama Nadia melihat ke arahku dan tampak enggan mencoba. Masih agak lama ia termenung seakan tidak memperhatikan kehadiranku. Satu persatu teman sekelasnya menceburkan diri ke kolam. Nampak mereka sangat bergembira menikmati air kolam renang yang sejuk. Terlihat Nadia yang mulai tertarik untuk turun. 

    “Ust” panggilnya lembut

    “Nadia mau mencoba?” tanyaku

    dia hanya menganggukan kepala dan meraih tanganku dengan pelan. Kami berkeliling kolam sebentar dengan berpegangan tangan. Dia berhasil ucapku dalam hati. Meski hanya mencoba masuk ke kolam tapi ini adalah prestasi yang baik. Dan kami pun saling tersenyum. Agenda renang selanjutnya menjadi hari yang sangat ditunggu oleh Nadia.

     

    Rasulullah Pemaaf

    Anak-anak sekarang waktunya beristirahat. seruku pada anak-anak. mereka saling berlarian di halaman sekolah. ada yang bermain bola, ada yang bermain engklek, atau bermain ayunan. ada beberapa anak yang pergi ke GOR untuk bermain sepakbola di sana. 

    tidak terasa jam istirahat selesai. anak-anak mulai memasuki ruang kelas kembali. tiba-tiba satu anak mendekatiku dengan wajah sedih. “Ustadzah, sandalku hilang” katanya. “apakah benar hilang atau kamu lupa menaruhnya?” tanyaku kepadanya

    “aku menaruhnya di rak ust, tapi sekarang tidak ada. Aku mau ke kamar mandi tapi di rak sudah tidak ada” jelasnya kembali

    “Baiklah kita akan cari sandalmu, bersabar ya Mbak Inaya!” 

    “Perhatian anak-anak semua, sandal Mbak Inaya hilang dari rak, apakah kalian akan membantu mencarinya?”

    “Iyaa” jawab anak serentak.

    Anak-anak mulai berdiri dan membagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari sandal Mbak Inaya. Ada yang mencari di selasar, ada yang mencari di lapangan, ada juga yang sempat mencari ke masjid. Di saat anak-anak mencari sandal Mbak Inaya, tiba-tiba datang Fia yang datang dari kamar mandi dan menaruh sandal di rak. 

    “Lho, ini sandalku ustadzah!!” seru Inaya

    “Alhamdulillah, berarti sandal hilang sudah ketemu” kataku kepada Inaya.

    “Maaf ya Inaya, tadi aku meminjam sandalmu tanpa ijin” terlihat wajah Fia yang tertunduk karena malu.

    “Iya, tidak apa-apa” jawab Inaya sambil meraih tangan Fia.

    “Masya Allah, senangnya melihat hal ini”

    “Rasulullah pun selalu memaafkan orang lain, bahkan untuk orang-orang yang pernah menyakitinya”

    “Barakallah ya nak, semoga kalian bisa meneladani Rasulullah di setiap tindakan yang kalian lakukan” kataku sambil menutup kisah hilangnya sandal Inaya.

     

    Rasulullah Pedagang Yang Jujur

    Pagi itu anak-anak terlihat ramai sekali mengikuti upacara bendera. Upacara pada pagi ini adalah upacara yang pertama setelah anak-anak menyelesaikan liburan selama dua pekan. Suara anak-anak yang riuh bercerita kepada teman karena lama mereka tidak bersua. Terlihat petugas telah menyiapkan segala sesuatunya untuk memulai upacara. Selesai upacara anak-anak menuju kembali ke kelas masing-masing. Setiap kelas mulai terdengar suara anak-anak melaksanakan sholat dhuha. Selesai sholat dhuha anak-anak pun berdoa. Selesai sholat dhuha maka saatnya buka kelas.

    “Anak-anak pernahkah kalian tahu makna doa sholat dhuha?” tanyaku sebagai pendahuluan

    “Meminta uang ust!!!!” seru Al memberikan tanggapan

    “Meminta Rizki ust, tuh Rizky” kata Haidar sambil menunjuk Rizky yang membuat teman-teman lainnya tertawa.

    “Benar sekali ya nak, arti doa setelah sholat dhuha itu salah satunya meminta Rizky” 

    “Akan tetapi Rizky yang dimaksud Allah SWT bukan hanya berupa uang, namun juga berupa kesehatan, rizky memiliki teman baik, memiliki orang tua, dan lainnya” imbuhku.

    “Nah, untuk rizki yang berupa uang Rasulullah pernah ditanya oleh sahabatnya “Pekerjaan apa yang paling baik wahai Rasulullah?, Rasulullah pun menjawab, “Seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih” (HR. Ahmad)”

    “Berarti kalau kita ikut market day itu melaksanakan sunnah Rasulullah ya ust?” tanya Ajeng

    “Iya, berjualan merupakan pekerjaan yang dilakukan juga oleh Rasulullah” jawabku

    “Apa yang terkenal dari Rasulullah saat berjualan?” tanyaku pada anak-anak 

    “Jujur ust!!!!” jawab Al dengan lantang.

    “Benar sekali, Rasulullah selalu jujur dengan dagangannya. inilah yang membuat Rasulullah sukses sebagai penjual.

    “Ust, kemarin aku kan beli di marketday. Nah, aku kan terus pergi setelah mendapat makanan. Tapi, Mbak Naya memanggilku lagi karena belum memberikan kembalian” kata Arsyila

    “Wah, Mbak Naya berarti jujur kepada pembelinya” kataku

    “Kemarin aku juga ust, kan makananku itu kurang jadi Mbak Riris meminta ku membayar lebih murah” kata Khansa sambil tersenyum. 

    “Aku juga lho, kan pas beli di Mas Hasan dia bilang saus untuk ciloknya nggak pedes, nah pas tak cicip beneran nggak pedes jadi aku senang” kata Fachri

    “Nah, kan kalian jadi senang jika penjual jujur kepada kalian. Itu juga yang terjadi pada Rasulullah, banyak pembeli senang dengan cara berjualan Rasulullah sehingga mau membeli lagi kepada beliau” jelasku lagi

    “Semoga kalian juga jujur ya saat kalian mau jadi penjual nantinya” aku menutup sesi diskusi pagi ini dengan hati yang lega.

    Rasulullah Yang Bijaksana

    Pagi ini hampir seperti pagi-pagi sebelumnya. Hujan turun hampir sepanjang waktu. Terkadang hujan turun bersama dengan angin yang cukup kencang. Terkadang hanya berupa rintik-rintik saja. Langit yang masih terlihat mendung menandakan kemungkinan hujan pagi ini bisa bertahan sampai siang. 

    Anak-anak pagi ini sedang melaksanakan sholat dhuha. Terlihat barisan shof masih cukup sedikit karena anak-anak yang terlambat hadir di sekolah karena hujan. Hujan di pagi hari terkadang membuat macet jalan di depan sekolah. Beberapa anak diantar ke sekolah menggunakan mobil. 

    Selesai sholat dhuha terlihat Ammar memasuki pintu kelas sambil mengucapkan salam. Ia meletakkan tas dan kemudian mengambil air wudhu untuk sholat dhuha sendiri. Selesai sholat dhuha anak-anak pun melingkar untuk kegiatan buka kelas seperti biasa. 

    Sampai kemudian ustadzah bertanya kepada Ammar yang datang terakhir hari ini. Ammar bercerita jika ia dan ayahnya terjebak macet. Di perempatan yang mereka lewati, lampu lalu lintasnya ternyata mati. Banyak pengendara yang ingin segera sampai ke tempat tujuan sehingga tidak ada yang mau mengalah.

    Ayah Ammar kemudian mengalah dengan mempersilahkan kendaraan lain bisa melintas sehingga perjalanan menjadi lebih lancar. Karenanya mereka datang terlambat. Selama perjalanan Ayah Ammar menekankan kepada Ammar untuk tidak malu datang terlambat karena lebih mementingkan kepentingan orang lain.

    Ustadzah kemudian memberikan gambaran kepada anak-anak yang lain bahwa sikap Ayah Ammar benar dan hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah. Pada peristiwa perang Khandaq Rasulullah memilih rencana Salman Al Farisi dengan membuat parit di sekeliling Madinah. Rasulullah menerima rencananya meskipun ia adalah diantara sahabat yang paling muda. 

    Rasulullah berpikir bahwa rencana Salman adalah rencana yang paling memungkinkan dilakukan dengan jumlah pasukan yang tidak sebanding dengan pasukan Quraisy. Para sahabat yang lebih tua dari Salman juga tidak protes kepada keputusan Rasulullah. Mereka berusaha menahan diri karena pasti Rasulullah memiliki alasan tersendiri. 

    Dan Alhamdulillah rencana dari Salman berhasil membuat pasukan Quraisy mundur dan kalah dalam perang tersebut. Anak-anak mengangguk-anggukkan kepala tanda mereka memahaminya namun, ada pula yang bertanya. “Kok bisa ya ust?’ Kemudian Ustadzah meneruskan alasan mengapa menahan diri untuk kepentingan bersama itu menjadi hal yang bijaksana.

    Rasulullah Sayang Binatang

    Sekolah kami memiliki tempat lapang yang luas. Meskipun begitu, pagar kami tidak tertutup rapat di beberapa bagian sehingga hewan liar bisa masuk ke sekolah. Sebut saja kucing liar, ular, katak besar dan beberapa binatang lainnya.

    Pagi ini kami dikejutkan dengan hadirnya seekor induk kucing dengan tiga anaknya yang masih kecil. Induk kucing itu berwarna belang hitam dan abu-abu. Sedangkan anak-anaknya memiliki warna hitam, abu-abu, dan putih dengan sedikit belang hitam. Hampir semua anak-anak di sekolah dihebohkan dengan kehadiran mereka. Tidak terkecuali dengan kelas 2c. 

    Pagi itu kelas terdengar cukup riuh. Ada yang bercerita, ada yang tergopoh-gopoh mengangkut kardus dan kain-kain baju yang tidak terpakai. Karena penasaran saya pun bertanya pada mereka. “Kalian sedang apa? terlihat heboh sekali”

    “Ustadzah, kami mau merawat anak kucing ini” jawab Ghozy sambil menggendong satu anak kucing.

    “Bukankah kucing ini ada induknya?’

    “Iya ust, ibunya ada di kelas 3”

    “Kucingnya sepertinya masih kecil. Bagaimana nanti kalo mau menyusu?”

    Mendengar pertanyaanku mereka kemudian saling pandang. Mereka kemudian berdiskusi dan membuat keputusan untuk mengembalikan anak kucing itu kepada induknya.

    Meski sebagian anak ada yang kecewa, mereka akhirnya menuju ke kelas 3 dan menyerahkan anak kucing itu agar bisa bersama induknya….

    “Terimakasih anak-anak hebat. Rasulullah pun sangat menyayangi hewan. Rasulullah memiliki seekor kucing yang menjadi peliharaannya. Kucing itu dinamai Muezza. Beliau sangat menyayangi Muezza. Bahkan waktu Muezza tidur di jubah Rasulullah, Rasulullah sampai menggunting lengan jubahnya saat akan mengambilnya agar Muezza tetap tertidur.

    Rasulullah Yang Adil

    Pagi ini terlihat langit ditutupi awan mendung. Udara terasa sejuk setelah hujan semalam membasahi bumi. Anak-anak terlihat mulai memasuki kelas. Terlihat wajah-wajah yang mengantuk karena cuaca yang mendung memang enak untuk beristirahat. Setelah sholat dhuha dan pembukaan anak-anak kemudian menyiapkan ruang untuk belajar. Kali ini mereka berkumpul secara berkelompok,

    “Siapa hari ini yang belum sarapan?”

    “Saya ust, saya cuma makan roti sama telur”

    “Sarapan artinya makan pagi. Kalo sudah makan roti sama telur artinya sudah sarapan”

    “ooh, berarti kalo nggak makan nasi tetap disebut sarapan ya ust?”

    “Iya mas”

    “Nah, hari ini ustazah ada tambahan sarapan ya!”

    “Ustadzah ada jelly untuk kalian, tapi untuk memakannya ustadzah punya syarat”

    “Pudding yang ada harus dibagi secara adil”

    “Maksudnya bagaimana ust?”

    “Adil itu adalah membagi pudding dengan ukurang yang sama besar”

    “Oh, aku tahu. Ustadzah hari ini mau mengajari kita tentang pecahan kan?”

    “Wah, darimana kamu tahu? Benar sekali, kali ini kita akan belajar pecahan”

    “Pecahan membantu manusia untuk bisa berbuat adil.” 

    “Bilangan pecahan disebutkan dalam Al Qur’an lho”

    “Di QS An Nisa 11-12 disebutkan beberapa bilangan dalam pembagian warisan”

    “Ust, apakah Rasulullah juga berbuat adil selama hidupnya?”

    “Tentu saja, Rasulullah mencontohkan berbuat adil saat hidup bersama sahabat-sahabatnya”

    “Suatu ketika Rasulullah pernah didatangi sahabatnya yang bernama al-Asy’ats bin Qais. Al-Asy’ats mengadu jika tanahnya diambil oleh seorang Yahudi. Rasulullah tidak langsung mempercayai perkataan Al-Asy’ats. Beliau meminta Al-Asy’ats untuk menunjukkan bukti kepemilikan atas tanah tersebut. Namun, karena ia tidak bisa menunjukkannya maka Rasulullah orang Yahudi tersebut untuk bersumpah bahwa ia yang memiliki tanah tersebut.”

    “Akhir dari permasalahan tersebut adalah Al-Asy’ats tidak memenangkan tanah yang memang bukan miliknya”

    “Jadi Rasulullah tetap berbuat adil meski bukan orang Islam ya ust?” 

    “Betul sekali. Adil juga berarti tidak memihak salah satu orang meski kita dekat dengan orang tersebut”

    “Ayo kita lanjutkan membelah pudingnya. Jangan lupa ucapkan bismillah ya!”

    Rasulullah Penyabar

    Siang ini udara terasa panas. Matahari bersinar terik dan tidak ada awan tebal yang menghalangi sinarnya. Musim kemarau sepertinya sudah tiba. Anak-anak terlihat kurang bersemangat di dalam kelas. Saya berpikir untuk membuat suasana kelas yang berbeda.

    “Ustadzah, hari ini kita mau belajar apa?” seorang murid bertanya dengan wajah lesu

    “Aha, apakah kalian hari ini mau bermain?” jawabku bersemangat

    “Mauuuuuuu” jawab anak-anak

    “Hari ini kita akan bermain mencari harta karun” 

    “Selanjutnya ustadzah akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok ya” lanjutku dengan penuh semangat.

    Setelah pembagian kelompok selesai, anak-anak berkumpul untuk mendiskusikan beberapa hal seperti ketua kelompok dan nama kelompok. Saat mereka berdiskusi saya membagi beberapa harta karun di sekeliling sekolah. 

    Setelah beberapa saat saya kembali ke kelas

    “Apakah kalian sudah siap?” tanyaku

    “Siaap” jawab mereka

    “Baiklah, ustadzah akan memberikan beberapa petunjuk kepada kalian. Jadi, ustadzah telah menyebar beberapa kertas berisi harta karun. Di dalam kertas tersebut tertulis hadiah yang akan kalian dapatkan”

    “Namun, kalian harus bisa menjawab pertanyaan pada kertas tersebut sebelum menukarkan dengan hadiah sebenarnya”

    “Apakah kalian paham?” tanyaku

    “Ust, apakah kertasnya tersembunyi di balik pohon?” tanya salah satu siswa

    “Bisa jadi” jawabku membuat mereka semakin penasaran

    “Apakah ada di lapangan?” tanya yang lain.

    “mmm, mungkin saja” jawabku lagi

    “Nah, karena kalian sudah tidak sabar lagi kalian boleh segera mencarinya. Ingat ya, jangan sampai teman kalian tertinggal” jelasku kemudian.

    Anak-anak terlihat berhamburan keluar kelas. Masing-masing segera berlari mencari harta karun tersembunyi. Ada yang menuju ke lapangan upacara. Meneliti setiap pohon di sana. ada juga yang mencari di sekitar selasar dan meneliti di setiap tiangnya. 

    Terlihat juga yang mencari di sekitar parkiran dan meneliti setiap sepeda motor yang terparkir. Beberapa saat kemudian terdengar sorak seorang siswa yang menemukan salah satu harta karun. Tak lama berselang terdengar lagi teriakan yang sama karena menemukan harta karun. Tidak terasa sudah hampir setengah jam. Terlihat satu kelompok yang belum menemukan satupun harta karun. Mereka terlihat saling menyalahkan dan merasa frustasi.

    Mereka menghampiriku dan salah satu siswa berkata permainannya tidak asyik. Siswa lainnya mengiyakan, namun terlihat sang pemimpin kelompok berkata tidak boleh berputus asa. “Ayolah, jangan putus asa. Harta karunnya masih kan ust?” tanyanya

    “Insya Allah masih ada beberapa harta karun yang belum ditemukan” jawabku

    “Tuh kan, kita harus terus berusaha. Sabar sebentar lagi pasti ketemu” kata sang pemimpin

    “Benar kata teman kalian, Rasulullah saja tetap bersabar meski harus melilitkan batu di perutnya untuk mengganjal rasa lapar” 

    “Ayo terus bersemangat mungkin setelah ini kalian mendapatkan harta karun” kataku menyemangati mereka

    Mereka segera berlalu dan mulai mencari kembali dan tidak berapa lama mereka pun mendapatkan kertas berisi harta karun. 

    Rasulullah Suka Menolong

    Hari outbond tiba. Outbound adalah salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan di SDIT Alam Nurul Islam. Saat outbond anak-anak praktis melakukan kegiatan di luar ruangan. Kegiatan outbound yang dilakukan bertahap dari kegiatan fun game, low impact hingga high impact. Outbond juga menjadi solusi kelas untuk menangani beberapa masalah sosial di kelas. 

    Hari ini giliran anak-anak kelas 2 yang menjalani kegiatan outbond. 

    “Sasa, nanti aku yang duluan ya” kata Nisa kepada Sasa

    “Ya tidak boleh begitu, tadi kata ustadzah harus urut sesuai kehadiran lho” jawab Sasa.

    “Ya udah kamu nanti nggak usah main sama aku” kata Nisa sambil meninggalkan Sasa. Sasa terlihat sedih dan hampir menangis. 

    “Mbak Sasa kenapa?” kataku

    “Aku nggak diajak main sama Nisa ust” kata Sasa

    “Kenapa?” tanyaku

    “Karena aku nggak mau diselip sama Nisa” kata Sasa semakin sedih. Sambil memeluknya, aku memberikan pengertian ke Sasa dan berjanji akan menyelesaikan permasalahannya.

    Tiba giliran kegiatan high impact berupa menyeberang sungai dengan bantuan beberapa potong bambu. Ustadz pengajar outbond meminta anak yang paling kecil sebagai orang yang diseberangkan. Kebetulan Nisa adalah siswa terkecil di kelas 2. Maka, ia yang harus diseberangkan.

    Saat menyeberang, potongan bambu dipegang oleh dua orang. Nisa mulai menyeberang perlahan. Tiba dimana Nisa harus menginjak potongan bambu yang dipegang oleh Sasa, Nisa terlihat agak ragu karena masalah yang ditimbulkan tadi. Namun, Sasa terlihat sigap dan menyakinkan Nisa untuk tetap konsentrasi. 

    Setelah beberapa kali jatuh saat menyeberang dan harus mengulang dari awal akhirnya Nisa bisa menyeberang dengan selamat dan kelas 2 berhasil menyelesaikan tantangan hari itu. 

    Dalam kegiatan pemaknaan anak-anak kemudian diberi pertanyaan tentang makna outbond hari ini. Ada yang menyebutkan tentang kerjasama, ada yang menyebutkan tentang kesabaran dan menyebutkan bahwa mereka saling menolong. 

    “Benar sekali apa yang kalian sebutkan” kataku

    “Terutama untuk kegiatan saat menyeberang tadi. Jika kalian tidak saling menolong, maka Mbak Nisa pasti akan tercebur terus ke sungai. Apakah kalian tahu, bahwa Rasulullah pun sering memberikan pertolongan bahkan kepada orang yang pernah ingin berbuat jahat kepadanya” lanjutku sambil melirik ke arah Nisa dan Sasa yang ternyata sudah berbaikan.

     

     

    Kreator : Win Hartanti Winarto

    Bagikan ke

    Comment Closed: Ada Rasulullah di Sekolahku

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021