KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » BAB 2 AKU CINTA INDONESIA BELAJAR BANGUNAN BERSEJARAH

    BAB 2 AKU CINTA INDONESIA BELAJAR BANGUNAN BERSEJARAH

    BY 05 Agu 2024 Dilihat: 129 kali
    BAB 2 AKU CINTA INDONESIA_alineaku

    Pagi yang cerah, murid-murid mulai berdatangan. Mereka memasuki halaman SD Negeri 1 Kota Timur, Kota Gorontalo. Mereka bergegas masuk karena ingin jadi  orang pertama tiba di sekolah.

         Aci juga bergegas memasuki gerbang sekolah itu. Sudah ada Vina menunggunya. Dua sekawan itu selalu tiba di sekolah dalam waktu yang bersamaan. 

          “Hai, Aci.” 

          “Hai juga, Vina.”

          “Yuk masuk, yuuk.” 

         Mereka melangkah dengan ceria ke halaman sekolah. Ada Kepala Sekolah berdiri dekat gerbang sekolah. Menyambut kedatangan warga sekolah.

        “Assalamu’alaikum, Bu.” Aci dan Vina mengucapkan salam kepada Ibu Titi, Kepala Sekolah mereka itu.

     “Wa’alaikumussalam. Semangat pagi, Aci, Vina!” Jawab Bu Titi tersenyum ramah. 

       “Semangat Pagi juga, Bu,” 

       Aci dan Vina menjabat tangan Bu Titi. Mereka tak bisa berbicara banyak dengan Kepala Sekolah. Karena banyak murid yang antri di belakang mereka. Bersalaman dengan guru sudah biasa mereka lakukan. Karena 5 S: Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun termasuk budaya sekolah ini.

        Tak lama kemudian bel panjang berbunyi. Seluruh siswa masuk ke kelas masing-masing. Termasuk siswa Kelas VI.

        “Assalamu’alaikum, Selamat Pagi semuanya.” Ibu Dina, wali kelas mereka memasuki ruang kelas.

         “Wa’alaikumussalam. Selamat Pagi, Bu Guru.” Jawab mereka serempak.

         “Mari kita awali hari ini dengan berdoa bersama. Rahman pimpin doanya ya,”

         “Ya, Bu,” jawab Rahman. Ia langsung memandu teman-temannya berdoa hingga selesai.

        “Ada yang tidak hadir hari ini?” tanya Bu Dina lagi.

         “Hadir semua, Bu.” Jawab Keke, sekretaris kelas. 

          “Baiklah, Anak-anak. Sebelum membahas materi hari ini, tolong jawab pertanyaan ini. Siapa yang sudah pernah melihat bangunan tua seperti ini?” Tanya Bu Dina sambil memperlihatkan gambar sebuah bangunan tua. 

         Ada papan bertuliskan Cagar Budaya di depan bangunan itu. Beberapa murid mengangkat tangannya. Ibu Dina memperhatikan dengan seksama tingkah murid-muridnya.

        “Saya beri kesempatan dulu kepada Keke, Kadek, Vina, dan Udin untuk menjawab.” 

         “Tadi saya melewati Kantor Pos di pojok jalan sebelah. Bu.” Kata Keke.

         “Kalau saya tadi melihat Gedung Nasional di jalan Merdeka,” ujar Kadek. 

         “Ibu, kalau saya tadi lewat di depan Rumah Makan Angelato. Gedungnya sudah tua,” Vina menimpali.

        “Wah, saya setiap saat melihat bangunan tua, Bu. Itu bangunan SMA Negeri 1 Gorontalo. Rumah saya di depan sekolah itu.” Udin menjawab dengan tingkahnya yang kocak. Udin, si paling lucu di kelas. Teman-temannya tertawa melihat gayanya. Ibu Dina pun ikut tertawa.

          “Jawaban kalian tepat semuanya. Rupanya kalian memperhatikan tempat-tempat yang dilalui setiap hari. Ibu beri 100 untuk Keke, Kadek, Vina dan Udin. Ada lagi yang lain?”

        “Saya, Bu Guru.” Aci mengangkat tangannya. 

         “Silakan, Aci.” Ibu Guru mempersilakan Aci untuk berbicara.

       

        “Kita sebenarnya bersekolah di bangunan tua, Bu Guru. SD Negeri 56 Kota Gorontalo sudah ada sejak dulu. Kakek saya sekolahnya di sini juga.” Jawab Aci dengan tenang. 

          “Bagus sekali! Aci betul, sebenarnya belajar di bangunan bersejarah.” Kata Ibu Dina memberi penguatan pada pendapatnya Aci.

         “Nah, hari ini kita membahas tentang Bangunan Bersejarah. Sebagian sudah kalian sebutkan. Semuanya merupakan tempat bersejarah, yang terletak di Kota Gorontalo.”

         Kemudian Bu Dina menempelkan gambar-gambar bangunan bersejarah di papan tulis. Murid-murid sangat tertarik dengan bangunan-bangunan itu. Bangunan yang tak asing lagi bagi mereka.

        “Anak-anak, amati dengan seksama ya! Ini adalah gambar bangunan-bangunan bersejarah. Tugas kalian menjelaskan apa fungsi bangunan itu. Pilih salah satu, dan kerjakan dengan teman sebangku, ya. Yang sudah bisa menjawab, silakan maju ke depan!”

        Murid-murid itu mengamati dengan serius. Sesekali mereka berbicara dengan teman sebangku. Diskusi tentang gambar pilihan mereka. Tiba-tiba Aci mengangkat tangannya. Tentu saja ia cepat menyelesaikannya, karena sudah membaca sejarahnya.

        “Saya dan Vina sudah selesai.”

        “Silakan maju ke depan kelas! Anak-anak dengarkan mereka, ya!” Aci dan Vina segera maju.

        “Terima kasih, Bu. Saya dan Vina memilih gambar kantor PT Pelni.” Aci mulai menyampaikan pilihan mereka.

         “Teman-teman semua, Kantor PT. PELNI ini berlokasi di Jalan 23 Januari, Kota Gorontalo. Di Kawasan Kota Tua. Satu kawasan dengan sekolah kita. Kantor ini dibangun oleh pemerintah Belanda sekitar tahun 1936. Dengan demikian, bangunan ini sudah berusia lebih 87 tahun. Dibangun pertama kalinya sebagai kantor maskapai pelayaran Kerajaan Belanda.” Aci berhenti menjelaskan. Memberi kesempatan kepada Vina untuk melanjutkan.

    “Teman-teman tahu, tidak? Apa yang menarik Belanda ke Gorontalo? Ternyata kelapa. Kelapalah yang menarik kolonial Belanda membangun jalur perdagangan di Gorontalo. Hingga mendirikan kantor KPM dan gudang perdagangan di kawasan Kota Tua. Di Kota Gorontalo.” Vina berhenti.

    “Lalu bagaimana setelah Belanda tidak menjajah negara kita? Kantor KPM diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia. Melalui program nasionalisasi tahun 1950, menjadi kantor PT PELNI Gorontalo. Teman-teman ada yang mau ke luar daerah naik kapal laut? Silakan beli tiket di kantor ini. Demikian penjelasan dari saya dan Vina. Terima kasih.” Ujar Aci mengakhiri penjelasannya.

    BAB 2 AKU CINTA INDONESIA1_alineaku

     Bu Dina langsung berdiri dan bertepuk tangan. Diikuti oleh murid-murid lainnya. Inilah penghargaan bagi siswa yang cepat dan tepat menyelesaikan tugas. 

       “Terima kasih, Aci dan Vina. Kerja sama kalian baik sekali. Uraiannya jelas dan tepat. Kantor PT. PELNI adalah bangunan Cagar Budaya. Dan kita harus bangga punya bangunan bersejarah” Bu Dina memberi penguatan pada penjelasan Aci dan Vina.

       “Baiklah, Anak-anak. Kita lanjutkan sekarang, ya. Siapa yang akan tampil berikutnya?”

        “Ibu saya boleh bertanya?” Keda mengangkat tangannya. 

        “Silakan, Keda.”

         “Apa betul sekolah ini ada penunggunya? Kata orang, bangunan tua itu punya penunggu. Yang suka berkeliaran saat sekolah sepi.”

         “Huuuuuuuu, Keda. Kalau ada pasti kamu yang dicari duluan,” seru teman-temannya sambil tertawa terbahak. Ibu Dina ikut tertawa mendengar pertanyaan muridnya itu.

        “Keda jangan percaya dengan cerita orang. Ibu sudah dua tahun tinggal di perumahan guru sekolah ini. Ada juga ibu Sinta yang menempati rumah sebelah. Tapi kami tidak pernah melihat hantu. Apalagi diganggu makhluk halus itu.” 

        Pelajaran mereka berlangsung dengan seru. Akan tetapi bel tanda waktu istirahat berbunyi. Bu Dina pun menghentikan sementara pembelajaran di kelas VI. Beliau memberi kesempatan kepada murid-muridnya untuk keluar kelas.

     

     

    Kreator : Sunarsi Dai

    Bagikan ke

    Comment Closed: BAB 2 AKU CINTA INDONESIA BELAJAR BANGUNAN BERSEJARAH

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021