KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » BAB 2 AKU CINTA INDONESIA BELAJAR BANGUNAN BERSEJARAH

    BAB 2 AKU CINTA INDONESIA BELAJAR BANGUNAN BERSEJARAH

    BY 05 Agu 2024 Dilihat: 35 kali
    BAB 2 AKU CINTA INDONESIA_alineaku

    Pagi yang cerah, murid-murid mulai berdatangan. Mereka memasuki halaman SD Negeri 1 Kota Timur, Kota Gorontalo. Mereka bergegas masuk karena ingin jadi  orang pertama tiba di sekolah.

         Aci juga bergegas memasuki gerbang sekolah itu. Sudah ada Vina menunggunya. Dua sekawan itu selalu tiba di sekolah dalam waktu yang bersamaan. 

          “Hai, Aci.” 

          “Hai juga, Vina.”

          “Yuk masuk, yuuk.” 

         Mereka melangkah dengan ceria ke halaman sekolah. Ada Kepala Sekolah berdiri dekat gerbang sekolah. Menyambut kedatangan warga sekolah.

        “Assalamu’alaikum, Bu.” Aci dan Vina mengucapkan salam kepada Ibu Titi, Kepala Sekolah mereka itu.

     “Wa’alaikumussalam. Semangat pagi, Aci, Vina!” Jawab Bu Titi tersenyum ramah. 

       “Semangat Pagi juga, Bu,” 

       Aci dan Vina menjabat tangan Bu Titi. Mereka tak bisa berbicara banyak dengan Kepala Sekolah. Karena banyak murid yang antri di belakang mereka. Bersalaman dengan guru sudah biasa mereka lakukan. Karena 5 S: Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun termasuk budaya sekolah ini.

        Tak lama kemudian bel panjang berbunyi. Seluruh siswa masuk ke kelas masing-masing. Termasuk siswa Kelas VI.

        “Assalamu’alaikum, Selamat Pagi semuanya.” Ibu Dina, wali kelas mereka memasuki ruang kelas.

         “Wa’alaikumussalam. Selamat Pagi, Bu Guru.” Jawab mereka serempak.

         “Mari kita awali hari ini dengan berdoa bersama. Rahman pimpin doanya ya,”

         “Ya, Bu,” jawab Rahman. Ia langsung memandu teman-temannya berdoa hingga selesai.

        “Ada yang tidak hadir hari ini?” tanya Bu Dina lagi.

         “Hadir semua, Bu.” Jawab Keke, sekretaris kelas. 

          “Baiklah, Anak-anak. Sebelum membahas materi hari ini, tolong jawab pertanyaan ini. Siapa yang sudah pernah melihat bangunan tua seperti ini?” Tanya Bu Dina sambil memperlihatkan gambar sebuah bangunan tua. 

         Ada papan bertuliskan Cagar Budaya di depan bangunan itu. Beberapa murid mengangkat tangannya. Ibu Dina memperhatikan dengan seksama tingkah murid-muridnya.

        “Saya beri kesempatan dulu kepada Keke, Kadek, Vina, dan Udin untuk menjawab.” 

         “Tadi saya melewati Kantor Pos di pojok jalan sebelah. Bu.” Kata Keke.

         “Kalau saya tadi melihat Gedung Nasional di jalan Merdeka,” ujar Kadek. 

         “Ibu, kalau saya tadi lewat di depan Rumah Makan Angelato. Gedungnya sudah tua,” Vina menimpali.

        “Wah, saya setiap saat melihat bangunan tua, Bu. Itu bangunan SMA Negeri 1 Gorontalo. Rumah saya di depan sekolah itu.” Udin menjawab dengan tingkahnya yang kocak. Udin, si paling lucu di kelas. Teman-temannya tertawa melihat gayanya. Ibu Dina pun ikut tertawa.

          “Jawaban kalian tepat semuanya. Rupanya kalian memperhatikan tempat-tempat yang dilalui setiap hari. Ibu beri 100 untuk Keke, Kadek, Vina dan Udin. Ada lagi yang lain?”

        “Saya, Bu Guru.” Aci mengangkat tangannya. 

         “Silakan, Aci.” Ibu Guru mempersilakan Aci untuk berbicara.

       

        “Kita sebenarnya bersekolah di bangunan tua, Bu Guru. SD Negeri 56 Kota Gorontalo sudah ada sejak dulu. Kakek saya sekolahnya di sini juga.” Jawab Aci dengan tenang. 

          “Bagus sekali! Aci betul, sebenarnya belajar di bangunan bersejarah.” Kata Ibu Dina memberi penguatan pada pendapatnya Aci.

         “Nah, hari ini kita membahas tentang Bangunan Bersejarah. Sebagian sudah kalian sebutkan. Semuanya merupakan tempat bersejarah, yang terletak di Kota Gorontalo.”

         Kemudian Bu Dina menempelkan gambar-gambar bangunan bersejarah di papan tulis. Murid-murid sangat tertarik dengan bangunan-bangunan itu. Bangunan yang tak asing lagi bagi mereka.

        “Anak-anak, amati dengan seksama ya! Ini adalah gambar bangunan-bangunan bersejarah. Tugas kalian menjelaskan apa fungsi bangunan itu. Pilih salah satu, dan kerjakan dengan teman sebangku, ya. Yang sudah bisa menjawab, silakan maju ke depan!”

        Murid-murid itu mengamati dengan serius. Sesekali mereka berbicara dengan teman sebangku. Diskusi tentang gambar pilihan mereka. Tiba-tiba Aci mengangkat tangannya. Tentu saja ia cepat menyelesaikannya, karena sudah membaca sejarahnya.

        “Saya dan Vina sudah selesai.”

        “Silakan maju ke depan kelas! Anak-anak dengarkan mereka, ya!” Aci dan Vina segera maju.

        “Terima kasih, Bu. Saya dan Vina memilih gambar kantor PT Pelni.” Aci mulai menyampaikan pilihan mereka.

         “Teman-teman semua, Kantor PT. PELNI ini berlokasi di Jalan 23 Januari, Kota Gorontalo. Di Kawasan Kota Tua. Satu kawasan dengan sekolah kita. Kantor ini dibangun oleh pemerintah Belanda sekitar tahun 1936. Dengan demikian, bangunan ini sudah berusia lebih 87 tahun. Dibangun pertama kalinya sebagai kantor maskapai pelayaran Kerajaan Belanda.” Aci berhenti menjelaskan. Memberi kesempatan kepada Vina untuk melanjutkan.

    “Teman-teman tahu, tidak? Apa yang menarik Belanda ke Gorontalo? Ternyata kelapa. Kelapalah yang menarik kolonial Belanda membangun jalur perdagangan di Gorontalo. Hingga mendirikan kantor KPM dan gudang perdagangan di kawasan Kota Tua. Di Kota Gorontalo.” Vina berhenti.

    “Lalu bagaimana setelah Belanda tidak menjajah negara kita? Kantor KPM diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia. Melalui program nasionalisasi tahun 1950, menjadi kantor PT PELNI Gorontalo. Teman-teman ada yang mau ke luar daerah naik kapal laut? Silakan beli tiket di kantor ini. Demikian penjelasan dari saya dan Vina. Terima kasih.” Ujar Aci mengakhiri penjelasannya.

    BAB 2 AKU CINTA INDONESIA1_alineaku

     Bu Dina langsung berdiri dan bertepuk tangan. Diikuti oleh murid-murid lainnya. Inilah penghargaan bagi siswa yang cepat dan tepat menyelesaikan tugas. 

       “Terima kasih, Aci dan Vina. Kerja sama kalian baik sekali. Uraiannya jelas dan tepat. Kantor PT. PELNI adalah bangunan Cagar Budaya. Dan kita harus bangga punya bangunan bersejarah” Bu Dina memberi penguatan pada penjelasan Aci dan Vina.

       “Baiklah, Anak-anak. Kita lanjutkan sekarang, ya. Siapa yang akan tampil berikutnya?”

        “Ibu saya boleh bertanya?” Keda mengangkat tangannya. 

        “Silakan, Keda.”

         “Apa betul sekolah ini ada penunggunya? Kata orang, bangunan tua itu punya penunggu. Yang suka berkeliaran saat sekolah sepi.”

         “Huuuuuuuu, Keda. Kalau ada pasti kamu yang dicari duluan,” seru teman-temannya sambil tertawa terbahak. Ibu Dina ikut tertawa mendengar pertanyaan muridnya itu.

        “Keda jangan percaya dengan cerita orang. Ibu sudah dua tahun tinggal di perumahan guru sekolah ini. Ada juga ibu Sinta yang menempati rumah sebelah. Tapi kami tidak pernah melihat hantu. Apalagi diganggu makhluk halus itu.” 

        Pelajaran mereka berlangsung dengan seru. Akan tetapi bel tanda waktu istirahat berbunyi. Bu Dina pun menghentikan sementara pembelajaran di kelas VI. Beliau memberi kesempatan kepada murid-muridnya untuk keluar kelas.

     

     

    Kreator : Sunarsi Dai

    Bagikan ke

    Comment Closed: BAB 2 AKU CINTA INDONESIA BELAJAR BANGUNAN BERSEJARAH

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021