Bagian Ketiga
I. Batik Jambi Dari Masa ke Masa
Batik Jambi bermula pada zaman Kesultanan Melayu Jambi, bersamaan dengan kemunculan agama Hindu di Indonesia. Sejarah batik Jambi belum jelas dan belum ada penyelidikan khusus, namun diperkirakan bahwa batik Jambi mulai berkembang pada abad ke-19. Dan batik Jambi pertama kali dikembangkan oleh keluarga raja-raja Melayu Jambi, yang membatik dengan motif khas fauna dan flora. Pada masa itu, kain batik dibuat untuk dipakai oleh keluarga kerajaan dan kerabatnya, serta untuk membungkus benda pusaka. Ada juga yang berpendapat bahwa kain batik pertama kali dikenalkan di Jambi oleh Haji Muhibat dari Jawa Tengah menjelang akhir abad ke-19.
Batik Jambi memiliki pengaruh unik dari Kerajaan Melayu, yang tercermin dalam sejarah dan perubahan budaya di wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi, seperti kongsi dagang dengan pedagang asal Arab, Cina, Persia, dan India, turut mewarnai perkembangan ornamen motif batik Jambi. Misalnya, ragam hias kaligrafi pada kain batik Jambi merupakan gambaran akulturasi dengan budaya Arab, dan pengaruh Cina pada bagian pinggiran kain batik Jambi.
Pada zaman kesultanan, produksi batik Jambi masih sangat terbatas. Terlebih lagi, kala itu, produksi batik hanya untuk keperluan keluarga dan lingkungan kesultanan. Dulu, batik Jambi tidak bisa digunakan oleh sembarang orang, hanya dipakai oleh masyarakat yang memiliki status sosial yang tinggi, seperti kaum bangsawan. Selain penggunaannya, motif batik Jambi saat itu juga masih sangat terbatas, hanya berwarna merah dan bercorak flora-fauna.
Sewaktu kekuasaan Kesultanan Jambi berakhir pada awal abad ke-20 karena dibubarkan oleh Belanda, tingkat konsumsi dan produksi batik Jambi juga menurun drastis. Oleh sebab itu, sangat jarang ditemukan ada perajin batik di Jambi. Kalaupun ada, usianya pasti sudah sangat tua.
Pada zaman penjajahan Belanda, batik Jambi kembali mendapat perhatian akibat tulisan seorang penulis berkebangsaan Belanda bernama BM Goslings. Atas persetujuan Prof. Van Eerde, Goslings meminta izin kepada Residen Jambi, Tuan Hek Ezermen, untuk meneliti batik Jambi.
Hasil penelitian Goslings menemukan bahwa di dusun Kampung Tengah memang sudah ada perajin batik yang melahirkan karya yang indah. Produksi batik Jambi pun semakin berkembang setelah dilakukan pembinaan oleh Pembina Kesenian dan Pembina Dharma Wanita Provinsi Jambi pada 1980-an. Saat ini, daerah yang terkenal sebagai sentra penghasil batik adalah seberang Kota Jambi, tepatnya di Kecamatan Pelayangan dan Danau Teluk. Di dua kecamatan tersebut terdapat beberapa sanggar kerajinan batik dan industri kecil rumah tangga yang mengelola batik Jambi secara sederhana.
Pada masa gubernur Jambi ke 6 , H. Abdurrahman Sayoeti, batik Jambi mendapat perhatian khusus dari pemerintah provinsi Jambi. Melalui gubernur, beliau mengundang dinas perindustrian provinsi Yogyakarta untuk memberikan pelatihan membatik dan pewarnaan batik bagi para pemudi dan pemuda di dua kecamatan Pelayangan dan Danau teluk, agar nantinya bisa kembali mengaktifkan produksi batik di provinsi Jambi.
Kegiatan lain yang dilakukan pemerintah provinsi Jambi saat itu agar batik Jambi lebih dikenal dalam rangka peningkatan produksinya adalah mempromosikan batik Jambi baik secara nasional bahkan internasional. Yaitu mengirim duta batik Jambi sampai ke Perancis. Sementara itu di daerah Jambi sendiri digalakkan pemakaian busana batik Jambi bagi dinas dan instansi dalam provinsi Jambi.
Pada masa berikutnya pemerintah provinsi Jambi terus aktif mendorong dan menggalakkan produksi batik Jambi, dan membangun sentra-sentra produksi dan membina para perajin batik agar tetap eksis dalam menjalankan usaha produksinya. Disamping itu, pemerintah provinsi Jambi juga mendorong pemerintah kabupaten kota dalam provinsi Jambi agar terlibat dalam membina perajin batik di daerahnya masing-masing.
Dan sampai saat ini, Batik Jambi sudah cukup dikenal dan diperhitungkan sebagai penggerak ekonomi rakyat, dan telah menjadi pilihan dalam berbusana batik di nusantara, dan menjadi pilihan untuk oleh-oleh dari provinsi Jambi bagi pelancong yang berlibur ke Jambi baik wisatawan domestic maupun mancanegara.
II. Batik Jambi ku Sayang Batik Jambi ku Malang
Ungkapan pada sub judul di atas, “Batik Jambi ku sayang, Batik Jambi ku malang,” adalah sebuah ungkapan puitis yang menggambarkan kasih sayang dan kekaguman mendalam terhadap batik Jambi. Mari kita bedah makna di balik setiap kata, dan apa yang dimaksud penulis dengan ungkapan ini.
Batik Jambi: Merujuk pada kain batik yang berasal dari daerah Jambi, Indonesia. Batik Jambi memiliki ciri khas motif dan warna yang unik, menjadikannya salah satu kekayaan budaya Indonesia.
Ku sayang: Artinya “saya sayang” atau “aku cinta”. Ini menunjukkan perasaan kasih sayang yang mendalam terhadap batik Jambi. Penulis sebagai pelaku dan sebagai seorang entrepreneur batik Jambi tentu mempunyai perasaan yang sangat mendalam terhadap kecintaannya kepada batik Jambi yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata, karena semenjak masih muda, penulis sudah mengalami suka duka dalam menggeluti produksi batik Jambi, sehingga ungkapan “Batik Jambiku Sayang” sebagai pilihan kata yang tepat untuk menggambarkan kecintaannya terhadap batik Jambi. Namun ungkapan berikutnya yang penulis sampaikan bisa saja mengandung arti yang berbeda, ataupun mengandung sedikit kekecewaan.
Ku malang: sebagai lanjutan kata batikku, yaitu batik ku sayang batikku malang. Bisa diartikan sebagai “aku rindu” atau “aku merindukan”. Ungkapan ini menunjukkan kerinduan akan batik Jambi, mungkin karena keindahannya, sejarahnya, atau kenangan yang terkait dengan batik tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Malang” diartikan bernasib buruk, celaka, sial. Dan dalam Bahasa sehari-hari kata “Malang” sering digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian yang tidak menyenangkan, nasib buruk, atau keadaan yang menyedihkan.
Dari penjelasan di atas yang akan disampaikan oleh penulis adalah gambaran realita yang terjadi pada motif batik Jambi, yang mana sejak tahun 2000-an motif batik Jambi diproduksi di pulau Jawa oleh sebagian kecil entrepreneur Jambi, meskipun produksi batik di Jambi oleh para perajin lainnya tetap berjalan.
Apa dampak dari diproduksinya batik Jambi di luar Jambi (pulau Jawa), bagi yang berpikiran optimis, tentu akan berdampak positif yang memberikan semangat agar batik Jambi harus diproduksi lebih banyak lagi dengan kualitas yang lebih baik. Namun bagi yang pesimis, ini adalah pesaing baru dari batik produk Jambi.
Secara kualitas, motif kain batik Jambi yang diproduksi di Jambi tentu lebih baik, karena orisinilitasnya, zat pewarna yang digunakan, dan bahan baku mori yang dipakai juga baik. Akan tetapi dari segi harga, kain batik motif Jambi yang diproduksi di pulau Jawa tersebut dijual dengan harga di bawah harga yang dijual oleh para perajin batik Jambi, sehingga bagi yang tidak mengerti tentang batik ini, maka mereka lebih memilih harga yang murah, dimana rasionya adalah 2 berbanding 1 atau bila beli batik motif Jambi yang diproduksi di Jawa mendapat 2 pcs, beli batik Jambi produk lokal hanya dapat 1 pcs. Ini salah satu dampak yang ditimbulkan, yang berakibat pada penurunan penjualan batik Jambi.
Dampak negatif yang kedua adalah karena pewarnaan yang diproduksi di pulau Jawa menggunakan zat warna mudah luntur – karena menyesuaikan harga jual- maka imbasnya adalah nama Batik Jambi menjadi buruk karena perajin batik di Jambi yang dianggap tidak menjaga kualitas.
Yang ketiga adalah bahwa batik motif Jambi yang diproduksi/made in Jawa juga dianggap batik Jambi padahal itu bukanlah made in Jambi, ini dianggap merugikan para perajin batik di Jambi. Maka seharusnya toko-toko yang menjual batik di Jambi yang produksinya bukan di Jambi hanya membuat papan nama tokonya sebagai toko “Batik”. Agar para pelanggan tidak merasa ditipu atau dicurangi dengan papan merek yang ada.
Gambar Pemula belajar ngecap motif
Ini lah yang penulis maksudkan dengan “batik Jambiku sayang batik Jambiku Malang”, yang ke-malangan-nya menimpa para perajin kecil yang bekerja memproduksi batik dengan modal dan peralatan seadanya.
Ironisnya lagi adalah bahwa mereka yang memproduksi batik motif Jambi di luar provinsi Jambi itu ialah para pelaku usaha batik yang telah mempunyai “ nama besar “ dan dikenal baik oleh pelanggan batik ataupun oleh pemerintah daerah. Sungguh sangat disayangkan nasib dari Batik Jambi ku. Akhirnya batik Jambi dianggap sebagai tamu di rumahnya sendiri. Penulis hanya bisa berharap agar batik Jambi menjadi tuan rumah di negerinya dan menjadi peluang yang membangkitkan gairah entrepreneur bagi generasi muda di Jambi.
III. Batik Jambi Antara Peluang dan Tantangan
Sebelum batik Jambi dikenal di nusantara, ketika menyebut kata batik Jambi, orang yang mendengarnya bertanya , di Jambi ada batik ya ? ini dialami oleh sebagian besar perajin batik di Jambi. Namun berkat promosi yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap motif dari batik Jambi, lama kelamaan batik Jambi dikenal dan dikenang. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Jambi terutama bagi pelaku usaha di bidang produksi batik di Jambi.
Bagi kalangan pengusaha batik Jambi, tentu batik sebagai komoditas yang memiliki peluang yang baik sebagai sebuah usaha, mengingat permintaan terhadap batik Jambi selalu mengalami peningkatan. Peluang usaha batik Jambi masih terbuka lebar bagi yang ingin men usaha ini, baik usaha dari bahan baku, pembuatan batik ataupun bidang usaha produksi dan pemasarannya.
Dari bahan baku misalnya, peluang yang ditawarkan adalah pengadaan bahan baku lilin batik (malam batik) misalnya, terdiri dari lilin batik untuk batik cap, lilin batik untuk penembokan warna, lilin untuk batik tulis. Dari bahan baku mori pun juga usaha yang bisa dikembangkan adalah penyedia jenis mori yang bermacam-macam tergantung kualitas yang ditawarkan. Dan juga usaha untuk penyedia zat warna sintetis dan warna alam, masih tersedia peluang yang besar, Demikian juga jasa pembuatan motif cap atau stamp batik dari tembaga sebagai usaha dari segi jasa.
Usaha lain dari batik yang ditawarkan adalah penyedia pakaian jadi khusus batik Jambi, mulai dari bahan batik Jambi yang sudah jadi, ataupun penyedia gaun dan kemeja batik. Gaun dan kemeja batik yang dibutuhkan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap batik Jambi.
Saat ini di Jambi kebutuhan terhadap batik masih dibantu oleh batik-batik yang diproduksi dari luar daerah, sementara permintaan produksi batik Jambi terus meningkat karena konsumen ingin batik yang mereka pakai berbeda dengan produk batik jawa pada umumnya. Hal itu karena batik Jambi memiliki nuansa tersendiri dari motif, corak dan pewarnaannya. Maka peluang tersebut tentu masih tersedia bagi siapa saja yang ingin membangun sebuah usaha di bidang batik Jambi.
Namun setiap ada peluang usaha tentu saja ada tantangan yang akan dihadapi. Tantangan itu ada mulai dari internal diri sendiri, dan eksternal pribadi. Tantangan dari internal tentunya sama saja bagi siapa saja yang ingin memulai usaha, yaitu berupa emosional diri yang dihadapi.
Tantangan dari eksternal adalah tantangan dari luar diri sendiri, berupa produk-produk batik yang telah banyak beredar di provinsi Jambi, adanya bahan-bahan batik printing, batik yang datang dari pulau Jawa, produk-produk dari negara tetangga dan lain sebagainya.
Produk-produk batik yang datang dari luar provinsi Jambi tentu mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen batik, yang mana harga yang ditawarkan oleh penyedianya kadang lebih murah dari produk lokal Jambi. Inilah menjadi tantangan berat bagi usaha batik Jambi. Maka Mutu dan Nuansa etnik yang perlu diperkuat agar batik Jambi tetap eksis dalam industri fashion. Para produsen batik Jambi perlu lebih banyak belajar agar ada inovasi dan kreativitas dalam produksi batik di Jambi, sehingga batik Jambi bisa tetap menjadi tuan dirumah di negeri sendiri.
IV. Regenerasi Pelaku Batik Jambi
Regenerasi adalah sebuah istilah dalam ilmu biologi yang berarti menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas.. Namun yang penulis maksudkan, regenerasi pada tulisan ini adalah menyiapkan kembali generasi yang akan menjadi penerus dari usaha batik khususnya batik Jambi yang perkembangannya sudah mulai menampakkan hasil.
Mengapa regenerasi diperlukan ? jawaban terhadap pertanyaan ini tentunya agar usaha yang telah dirintis selama bertahun-tahun tetap exist dan bisa berjalan terus menerus dan terus berkembang sesuai perkembangan zaman. Beberapa perajin batik Jambi Alhamdulillah telah mulai melakukan regenerasi terhadap usaha batik yang telah mereka jalankan selama ini. Hal ini penting dilakukan agar produksi batik Jambi tidak stop pada generasi tua, namun usaha ini telah diwariskan oleh generasi muda yang tentu tantangannya pun berbeda antara kedua generasi tersebut.
Beberapa pelaku usaha batik Jambi saat ini telah mulai melakukan regenerasi dalam pengelolaan batiknya, seperti yang dilakukan oleh pelaku usaha batik Zhorif, pelaku usaha nya yang pertama adalah ibu Atiah bin H.Muhammad. pemilik usaha ini telah mempercayakan pengelolaan batiknya kepada putranya yang bernama Husnul Zhorif. Demikian juga batik yang dikelola ibu Rogayah dan Saniah juga telah mulai melakukan regenerasi kepada masing-masing putri mereka.
Selain tiga pelaku usaha batik Jambi tersebut, masih terdapat beberapa pelaku usaha batik Jambi yang melakukan regenerasi usaha mereka kepada anak-anaknya, seperti yang dilakukan oleh perajin batik Azmiah dan pelaku usaha batik Jambi Ariny di Jambi Kota Seberang.
Regenerasi usaha batik yang dilakukan oleh para pengusaha batik di Jambi adalah dalam rangka mengajarkan kepada generasi muda agar mencintai budaya Indonesia berupa batik dan dalam rangka menumbuhkembangkan minat dan jiwa entrepreneur generasi muda sebagai bekal menghadapi dunia global yang penuh tantangan.
Sebagai bentuk nyata dari regenerasi yang dilakukan oleh pelaku usaha tersebut adalah dengan mempercayakan pengelolaan usaha batik kepada anak mereka sebagai generasi penerusnya agar mereka bisa tumbuh dan berkembang serta mencintai batik Jambi.
Disamping mengikutsertakan generasi penerus dalam event-event pameran lokal dan nasional, generasi yang ada juga dilibatkan dalam pelatihan proses batik dan kegiatan-kegiatan pengembangan diri untuk terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneurship.
Saar Membatik ( Ibu Atiah )
V. Batik Jambi di Era Millennial
Bangsa Indonesia memang patut bersyukur karena batik adalah sebuah produk yang menjadi kebanggaan bangsa kita. Dan Pemerintah Republik Indonesia juga mempunyai perhatian yang besar terhadap produksi batik di negeri ini, sehingga batik diakui sebagai produk asli berasal dari Indonesia terus melaju dan berkembang sesuai perkembangan zaman.
Sejarah mencatat bahwa pemerintah Indonesia melalui Menko Kesra pada tanggal 4 September 2008 mendaftarkan batik ke kantor UNESCO untuk mendapatkan status Intangible Cultural Heritage (ICH) dan pada tanggal 9 Januari 2009, pengajuan status batik tersebut akhirnya secara resmi diterima oleh UNESCO. Dengan begitu batik kemudian dikukuhkan pada sidang keempat Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Nonbendawi. Pengukuhan tersebut diselenggarakan oleh UNESCO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) pada tanggal 2 Oktober 2009.
Batik Jambi, dengan keindahan motif dan warna alamnya, kini memang semakin diminati oleh generasi milenial. Bukan hanya sebagai warisan budaya, batik Jambi juga menjadi simbol identitas dan gaya hidup modern.
Mengapa demikian ? Karena Keunikan Motif batik Jambi sangat beragam, mulai dari motif flora dan fauna khas Jambi hingga motif abstrak yang modern. Hal ini memungkinkan generasi milenial untuk memilih motif yang sesuai dengan kepribadian dan gaya mereka.
Pewarnaan alami yang digunakan pada batik Jambi memberikan kesan yang lebih lembut dan elegan. Warna-warna ini juga sangat cocok dipadupadankan dengan berbagai warna pakaian modern.
Fleksibilitas Batik Jambi tidak hanya terbatas pada kain. Kini, banyak desainer muda yang menciptakan berbagai produk fashion modern dengan sentuhan batik Jambi, seperti kemeja, rok, celana, bahkan aksesori.
Foto : Rompi Batik
Menggunakan batik Jambi adalah cara yang baik untuk melestarikan budaya Indonesia. Generasi milenial semakin sadar akan pentingnya menjaga warisan budaya bangsa.. Disamping itu pemakaian Batik Jambi menjadi salah satu cara bagi generasi milenial untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
Cara Memadukan Batik Jambi dengan Gaya Modern
Penampilan dengan batik Jambi yang modern ternyata punya daya Tarik tersendiri bagi generasi milenial, sehingga batik Jambi dijadikan sebagai Peluang Bisnis. Banyak peluang bisnis yang bisa dikembangkan. Beberapa di antaranya:
Batik Jambi bukan hanya sekadar kain, tetapi juga representasi dari kekayaan budaya Indonesia. Dengan kreativitas dan inovasi, batik Jambi dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari gaya hidup generasi milenial.
Kreator : TAUFIK
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Batik Jambiku Peluang Bisnisku ( Bagian III )
Sorry, comment are closed for this post.