KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » CANDU MEDSOS

    CANDU MEDSOS

    BY 02 Jul 2024 Dilihat: 62 kali
    candu medsos_alineaku

    Sandra sedang rebahan di tempat tidurnya, scrolling media sosial tanpa henti. Samuel, kakaknya, datang menyambangi kamarnya dan menyapa.

    “Hai, sibuk apa tuh?”

    Tanpa menoleh, Sandra menjawab,”Lagi scrolling nih. Lihat deh, ada berita terbaru tentang seleb favoritku.”

    “Eh, tapi kamu gak capek apa tiap hari lihat handphone terus? Coba deh keluar, main ke taman atau ngobrol sama orang tua. Tuh, kucing, kasih makan! Kamu yang minta, malah aku yang mengurus. Kita udah susah payah nyarinya, Dek, harus keliling seluruh penjuru Bandung. Tanggung jawab dong, Dek. Urus tuh kucing!”Samuel menekannya.

    “Ah, gak seru, Kak. Lebih seru liat dunia online daripada dunia nyata. Irit modal!”

    Untung saja Samuel termasuk kakak yang dewasa, jadi dia cukup mampu mengendalikan emosi menghadapi sikap membantah adiknya. Ia mencoba bicara sambil mengambil posisi di sudut ranjang,”Interaksi langsung itu lebih berbobot, Dek, lebih bermakna, lebih berisi. Kamu gak kangen sama keluarga dan teman-teman nongkrong kamu? Kamu bisa kontak mereka buat ngumpul di sini kan?”

    “Kakak gak ngerti. Mereka pasti sedang sibuk online juga kok di medsos,”kilah Sandra.

    Samuel menghela nafas,”Baiklah kalau begitu. Tapi hati-hati ya, Dra. Kalo kelamaan begini, kamu bisa kesambet FOMO loh,” Samuel baru saja akan beranjak pergi ke luar kamar dengan ekspresi sedikit kecewa ketika Sandra bertanya penasaran,“FOMO? Apaan tuh, Kak?”

    Fear of Missing Out,”

    Apaan tuh?”

    “Ketakutan ketinggalan momen seru di dunia nyata gara-gara sibuk di medsos,”jawab Sam tegas sembari ke luar dan pergi.

    “Ah, masa sih? Aku gak bakal kayak gitu kok,”balas Sandra dalam hati sambil melanjutkan scrollingnya. 

    Beberapa hari kemudian, di kamarnya Sandra lagi-lagi sedang asyik scrolling media sosial, dan tiba-tiba tampak mengalami mood swing tak lama setelah melihat siaran langsung teman-temannya sedang mukbang ASMR di taman perumahan dekat rumah. Akibat video siaran langsung itu Sandra langsung merasa kecewa, dan iri bercampur marah. Ujarnya,”Astaga, mereka kok begitu sih? Gak ngajak-ngajak aku? Sialan mereka. Aku sama sekali udah gak dianggap.”

    Melihat tayangan itu, Sandra segera menutup handphonenya dengan kesal dan pergi keluar kamar, berniat menemui Bu Novi, mamanya, yang sedang membaca novel di ruang tamu.

    “Ma, aku sedih. Teman-temanku lagi ngumpul gak ngajak-ngajak aku. Mereka pengkhianat, Ma,”Sandra mengeluhkan kemarahannya.

    “Lho, ada apa, Sayang? Kan kamu bisa ajak mereka main bareng di sini. Telepon saja mereka,”Bu Novi merespon memberi solusi.

    Gak ah, gak berani, Ma. Mereka pasti gak mau. Lagian, mereka lagi sibuk banget ngonten’kan?”

    “Nah,’kan? Betulkan kejadian juga kan?”respon mamanya, lanjutnya,”Itu dia. Kalo kamu terus-terusan main medsos, kamu gak bakal punya waktu buat ngobrol dan main sama teman-temanmu secara langsung. Coba deh kurangi main gadgetnya, dan ajak teman-temanmu main ke luar.”

    Ternyata Sandra luluh di hadapan ibunya, ia menjawab,”Iya, Bu. Aku coba.”

    Keesokan harinya, Sandra memutuskan untuk tidak membawa handphone ke sekolah. Awalnya, dia merasa cemas dan was-was, tapi lama-kelamaan, dia mulai menikmati suasana interaksi langsung dengan teman-temannya. Mereka bermain, bercanda, dan saling bercerita. Sandra merasa senang dan bahagia, dalam hatinya ia berkata,”Kakak dan Mama ternyata benar. Bermain bersama teman-teman secara langsung itu jauh lebih seru daripada main di media sosial.”

    Sejak hari itu, Sandra mulai mengurangi kecanduan medsosnya. Dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya secara real di dunia nyata. Handphone hanya digunakannya untuk membuka pesan-pesan penting dan untuk menggali informasi-informasi yang benar-benar penting. Dia tak lagi menggunakan itu untuk kesenangan semata. Sekarang Sandra merasa lebih bahagia dan bebas dari FOMO. Dia menjadi lebih berguna, tak hanya buat dirinya, kakak, ibu dan ayahnya, bahkan kucing-kucingnya juga. Mereka tak ada yang terlantar lagi. 

     

    Pesan Moral:

    Kecanduan media sosial dan FOMO (Fear of Missing Out) bagaikan racun manis yang perlahan menggerogoti kehidupan. Alih-alih menghubungkan, media sosial justru menjerumuskan kita ke dalam jurang kecemasan, perbandingan sosial yang tak sehat, dan rasa kehilangan yang tak berdasar, yang terwujud dalam berbagai bentuk, di antaranya:

    • Kesehatan mental terganggu: Kecemasan, depresi, stres, dan insomnia menjadi teman setia bagi para pecandu media sosial;
    • Produktivitas menurun: Terlalu fokus pada dunia maya membuat kita lupa dengan dunia nyata, menghambat pekerjaan, dan mengorbankan waktu berharga bersama orang terkasih;
    • Hubungan sosial renggang: Interaksi tatap muka yang minim akibat terpaku pada layar gadget memicu kesalahpahaman dan renggangnya hubungan dengan orang-orang di sekitar;
    • Kehilangan jati diri: Terlalu terobsesi dengan citra diri di media sosial membuat kita lupa dengan siapa diri kita sebenarnya, kehilangan rasa percaya diri dan terjebak dalam pencitraan diri yang semu.

     

    Memutuskan rantai kecanduan media sosial dan FOMO memang tak mudah, tapi bukan berarti mustahil. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

    • Batasi waktu penggunaan media sosial: Tetapkan aturan tegas untuk diri sendiri, seperti hanya 30 menit per hari atau hanya boleh mengakses media sosial di jam-jam tertentu.
    • Gunakan media sosial secara bijak: Pilihlah konten yang positif dan bermanfaat, hindari mengikuti akun yang memicu kecemburuan atau perbandingan sosial;
    • Beralih ke aktivitas lain: Isi waktu luang Anda dengan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti berolahraga, membaca buku, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman;
    • Berinteraksi secara langsung: Luangkan waktu untuk berbincang-bincang, bersosialisasi, dan membangun hubungan yang nyata dengan orang-orang di sekitar Anda;
    • Bersyukur atas apa yang dimiliki: Fokuslah pada hal-hal positif dalam hidup Anda, alih-alih membandingkan diri dengan orang lain di media sosial;
    • Cari bantuan profesional: Jika Anda merasa kesulitan untuk mengendalikan kecanduan media sosial, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau terapis.

     

    Ingat, kebahagiaan sejati tidak ditemukan di layar gadget, melainkan dalam interaksi nyata, dalam koneksi yang bermakna dengan orang-orang di sekitar Anda.

    Mari ciptakan kehidupan yang lebih seimbang, bebas dari kecanduan media sosial dan FOMO, dan penuh dengan momen indah yang tak tergantikan di dunia nyata!

     

     

    Kreator : Adwanthi

    Bagikan ke

    Comment Closed: CANDU MEDSOS

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021