KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cara membuat dan menerbitkan artikel di koran #6

    Cara membuat dan menerbitkan artikel di koran #6

    BY 02 Des 2022 Dilihat: 56 kali

    Argumen yang Kokoh

    Anda pernah membaca artikel, dan ketika membaca berkomentar atau mempertanyakan: yang benar, apa iya, kok meragukan ya, kok bisa, alasanya apa, buktinya apa, ah masa, dan sejenisnya. Bisa jadi pembaca juga berkomentar atau mempertanyakan hal yang sama pada artikel kita.

     

    Apa yang kurang dalam artikel tersebut? Salah satunya karena argumen yang dikembangkan tidak kuat untuk meyakinkan pembaca. Untuk itu kita bisa menggunakan retorika. Retorika adalah penggunaan bahasa secara efektif untuk meyakinkan/mempersuasi (persuade), menginformasikan (inform), mengedukasi (educate), atau menghibur (entertain) (Purdue Online Writing Lab, 2012).

     

    Tujuan menulis artikel ilmiah, menurut pendapat Van Maanen (1989) adalah untuk meyakinkan orang lain. Baginya, dalam menulis,We try to persuade others by ‘presenting a coherent point of view told with grace, wit, and felicity‘‖. Lihat penjelasan kutipan ini di sini. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mengembangan argumen dalam artikel alias membuat tulisan yang argumentatif. Kalau Anda pernah belajar logika (termasuk logika matematika), Anda akan terbantu sekali. Atau di sini Anda merasakan manfaat belajar seperti

     

    silogisme, modus ponens, modus tollens di sini (Weston, 2008). Memahami model umum pengambilan kesimpulan, ada baiknya juga mempelajari kecohan-kecohan (fallacies) yang sering dijumpai dalam pengambilan kesimpulan.

    Selain itu, ada baiknya selalu mempertanyaan kepada diri sendiri ketika sedang menulis: mengapa? why? Sebagai contoh, dalam bagian pendahuluan artikel, sudah seharusnya ditanyakan kepada diri sendiri: mengapa topik penelitian atau artikel ini penting dan relevan? Berikan jawabannya di sana. Dalam menentukan teori, sekali lagi tanyakan mengapa teori A atau B yang digunakan? Berikan argumentasi kita. Jika dalam teori ada banyak konsep dan kita hanya menggunakan beberapa di antaranya, sekali lagi berikan alasannya.

     

    Mengapa memilih metode penelitian X atau Y? Mengapa kasus P atau Q yang dipilih? Mengapa responden atau informannya mereka? Mengapa menggunakan lebih dari satu sumber data? Mengapa memilih metode analisis data A atau B? Berikan jawaban kita dalam artikel. Kita bisa merujuk penelitian sebelumnya untuk memberi bukti atau argumen, sehingga kita perlu mengembangkan argumen dari awal. Tetapi untuk bagian diskusi dalam artikel, nampaknya rumus lain harus digunakan; salah satunya yaitu berdasar data yang kita dapat, jika kita menulis artikel empiris. Memang tidak selalu mudah menemukan argumen dan bukti yang kuat.

     

    Selanjutnya, bagaimana kita mengambil kesimpulan? Ini bagian kritikal dalam artikel. Tidak jarang kita terjebak dalam kecohan-kecohan dalam mengambul kesimpulan seperti bisa kita lihat dalam tautan yang diberikan di atas. Selalu ingat untuk memberikan argumen dan atau bukti ketika sebuah kesimpulan diambil. Ini tidak mudah. Jangan sampai ada kesimpulan tanpa bukti, seakan-akan yang penulis pikirkan adalah kenyataan di lapangan. Tidak ada bukti yang diberikan. Argumen yang ada pun ala kadarnya.s

     

    Memoles Artikel

    Buatlah daftar ide cerita. Salah satu cara untuk menjadi jurnalis atau penulis yang efektif adalah memiliki rasa penasaran tentang kisah orang lain dan mencari cara untuk membuat cerita dari kejadian sehari-hari. Buatlah daftar hal yang bisa menjadi ide cerita untuk dikirimkan ke media lokal atau media di internet yang Anda kenal. Cetuskan ide cerita menggunakan beberapa taktik di bawah ini:

     

    1.    Gunakan ide menulis seperti, Ketika aku...atau Sehari dalam hidup‖  seseorang  yang Anda pikir menarik. Anda juga bisa menggunakan kejadian sehari-hari sebagai titik awal untuk ide artikel.

    2.    Pikirkan beberapa sudut pandang dari topik atau subjek yang ada. Tulislah topik atau subjek di tengah-tengah kertas. Kemudian catatlah semua kata atau istilah yang berhubungan dengan ide utama. Catat semuanya hingga Anda merasa cukup. Baca kembali semua istilah lalu lingkari yang potensial atau bisa dibahas dengan sudut pandang tertentu terkait topik utama.

    3.    Daftarlah situs yang Anda sukai dan sering dibaca. Mungkin Anda suka membaca media tertentu setiap pagi atau cenderung mengunjungi situs yang sama untuk membaca budaya pop atau berita nasional. Pertimbangkan apakah tulisan Anda cocok dengan media internet yang sering dibaca tersebut, atau apakah Anda ingin karya Anda dimuat di sana.

    4.    Cari tahu apakah situs tersebut membuka lowongan. Beberapa situs internet, terutama majalah, membatasi karya tulis hanya pada tema atau ide tertentu. Salah satu hal yang paling mengesalkan editor adalah menerima naskah dari penulis yang tidak pernah membaca publikasi media mereka, penulis yang sembarang mengirimkan karya tanpa memperhatikan tema yang diusung oleh media yang bersangkutan. Hindarilah ini dan bacalah beberapa artikel di situs tersebut. Rasakan kesan dan gaya artikel mereka.

    5.    Kirimkan artikel ke koran lokal. Bagi publikasi cetak, tempat terbaik untuk memulai adalah media lokal di kota Anda. Sebagian kota memiliki koran harian yang memberitakan kejadian-kejadian lokal.

    6.    Bacalah beberapa berita untuk mendapatkan bayangan tentang jenis karya yang diterbitkan. Periksalah setiap bagian, misalnya Seni dan Gaya Hidup, Musik, atau Berita Lokal untuk melihat jenis tulisan seperti apa yang mungkin ingin Anda kirimkan ke media tersebut. Jika Anda tertarik untuk membahas musik, lihatlah siapa editor musiknya.

    7.    Hubungi editor dengan surel pendek yang menyatakan ketertarikan Anda untuk menulis tentang tinjauan musik bagi medianya. Jangan langsung menghubungi Editor Kepala, tetapi hubungilah editor khusus bagian tertentu yang temanya Anda minati.

     

    Aktualitas

    Aktualitas merupakan unsur penting dalam berita langsung. Suatu kejadian yang sudah lama terjadi, tidak bernilai lagi untuk ditulis sebagai berita langsung. Kejadian yang telah

     

    lama terjadi hanya layak diberitakan jika ada unsur kuat lainnya selain aktualitas, dan biasanya ditulis sebagai berita ringan atau berita kisah.

     

    Berapa lama kejadian dapat dianggap aktual? Untuk surat kabar harian, kejadian kemarin dapat dianggap aktual (selama belum dimuat di surat kabar lain). Bisa juga kejadian yang sudah berusia dua hari, bahkan seminggu, tetap dianggap aktual, karena kejadian itu baru saja diketahui, misalnya gempa bumi di pedalaman Papua. Langkanya alat transportasi atau komunikasi menyebabkan kabar terjadinya gempa tersebut terlambat diketahui. Meskipun yang ditonjolkan bukan lagi unsur waktu, melainkan makna kejadian itu.

     

    Yang penting, suatu kejadian akan kehilangan aktualitasnya jika sudah dimuat dalam surat kabar lain. Namun, aktualitas tidak hanya berkaitan dengan waktu, melainkan juga mencakup sesuatu yang baru diketahui, atau sesuatu yang baru ditemukan, misalnya cara baru, ide baru, langkah baru, serta perkembangan mutakhir. Semuanya itu memiliki makna penting bagi keadaan sekarang. Oleh karena itu, penerbitan yang tidak bersaing dalam hal aktualitas, harus mencari unsur lain yang terdapat dalam suatu kejadian, antara lain dengan memberikan latar belakang yang sifatnya manusiawi.

     

     Orisinilitas

    Haidar Bagir (CEO Mizan Publishing, penerima award The Best CEO‖ versi Majalah SWA 2008) dalam sebuah diskusi mengatakan, Tidak mungkin pemikiran atau tulisan kita benar-benar original. Tetap dipengaruhi oleh orang lain. Karena kita hidup bukan di ruang hampa. Bahkan karya ilmiah sekalipun tidak bisa original, buktinya banyak kutipan pendapat orang lain. Originalitas bukan berarti tanpa pengaruh orang lain, tetapi berani mengakui pendapat orang lain tersebut dan tak segan-segan untuk melakukan kritik terhadap pendapat orang lain. Tetap saja kita harus mengutip. Originalitas ide adalah sintesis dan antitesis dari banyak pendapat orang lain.‖

     

    Ilmu pengetahuan berkembang bukan dari originalitas, tetapi kesinambungan dari pemikiran atau penelitian orang lain. Belajar pun begitu. Misal, guru A menyampaikan ilmunya sebagai intisari hasil membaca dari 300 buku dan 100 guru, disampaikan ke muridnya kesimpulan yang ia peroleh. Maka si murid tak perlu lagi melewati fase belajar yang dilewati si guru, cukup menerima apa yang disampaikan. Berarti si murid menerima

     

    ilmu yang berupa intisari dari 300+100. Guru B menyampaikan ilmunya sebagai hasil belajar dari 450 buku dan 125 guru. Disampaikanlah kepada muridnya kesimpulan dari yang ia peroleh. Si Murid berarti memperoleh tambahan ilmu sebagai intisari dari 450+125+300+100. Begitu seterusnya. Maka si murid ketika berpendapat atau menjadi guru akan menyampaikan hasil dari kesimpulan 450+125+300+100+1+1 (1 adalah kesimpulan pribadi dari murid atas apa yang disampaikan guru-gurunya). Terus begitu. Maka ilmu pengetahuan terus berkembang pesat.

     

    Bagaimana originalitas tulisan? Idenya mungkin sama dengan ide orang lain dan akan tetap sama. Dari dulu sampai akhir zaman akan terus begitu. Topiknya akan konstan pada tema-tema tersebut. Bukan berarti ketika kita menulis tema-tema tersebut tidak original, original dan bukannya adalah cara penyampaian. Pemilihan kata, metode penyampaian, prolog dan epilognya yang dinilai original atau tidaknya suatu tulisan. Kalau idenya sama, pemilihan katanya sama, itu namanya bukan original alias plagiat. Karena tidak mungkin 2 orang memilih kalimat yang sama dalam menyampaikan satu fenomena. Tema sama dan kalimat berbeda itulah originalitas. Sumber boleh jadi sama tetapi mengambil kesimpulan dari sumber-sumber itu pasti berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Itulah originalitas.

     

    Kredibilitas Penulis

    Kata kredibilitas secara sederhana berarti nilai kepercayaan yang diberikan pembaca kepada penulis. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa penulis yang sudah terkenal makin terkenal, sementara yang baru memulai karir dituntut bisa membuktikan kredibilitasnya.

    Maka tak mengherankan bila satu topik pembicaraan bisa menghasilkan respons yang berbeda bila ditampilkan di media massa   yang   berbeda   dalam   waktu   yang bersamaan. Menurut saya, hal tersebut di pengaruhi beberapa hal. Diantaranya adalah:

     

    1.  Catatan sejarah penulis.

    Ini adalah yang paling sering diingat pengunjung. Contoh yang gampang, seseorang yang memiliki track record pernah sukses menampilkan tulisan di blog populer akan lebih mudah dipercaya daripada yang seing menulis di blog pribadinya. Seseorang yang terbukti

     

    melakukan copy paste artikel orang lain dan tetap bersikukuh meng-klaim sebagai pemilik resmi tulisan, bisa bayangkan respons pengunjung blog tersebut.

     

    2.  Referensi tokoh terkenal.

     

    3.  Hubungan dengan pengunjung blog.

     

    4.  Tujuan berbagi dan membangun.

    Salah satu tujuan orang membaca artikel adalah untuk mendapatkan manfaat. Bisa berupa ilmu baru, update berita, sharing masalah umum atau justru untuk menggali ide-ide konyol yang tidak terpikirkan sebelumnya. Maka semakin banyak manfaat yang kita tawarkan, semakin baik kredibilitas kita di mata pengunjung.

    Secara umum, kredibilitas seorang penulis identik dengan personal branding yang disandangnya. Jadi, bila Anda telah sukses membangun personal branding, semakin dipercaya tulisan Anda di mata pembaca.

    Lanjut ke Part 7

    Bagikan ke

    Comment Closed: Cara membuat dan menerbitkan artikel di koran #6

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021