Bab 17 Cemburu? “Okay, mungkin itu budaya Barat yang sudah sering kamu lakukan, tapi aku benar-benar tidak bisa menerimanya.” Marchel menjadi paham apa yang dimaksud Anita dengan mengatakan temannya tadi murahan. Marchel mencoba menggoda Anita yang terlihat tidak senang dengan pertemuan tadi. “ Apa kamu cemburu?” tanya Marchel sambil tersenyum. Anita menoleh dan memandang Marchel. […]
Bab 16 Perjalanan Impian Melihat wajah istrinya yang sangat bahagia, Marchel menjadi senang juga. Rasa lelahnya seperti hilang. Dia menemani kemana pun Anita mau. Mereka menggunakan jasa pemandu wisata yang akan menerangkan pada Anita tentang apa saja yang mereka lalui, baik sejarah maupun informasi tentang apa yang Anita ingin ketahui. Marchel tahu, ini adalah perjalanan […]
Bab 15 Perjalanan Impian Keesokan paginya, Anita sudah selesai menunaikan kewajibanya. Ia segera berkemas. Koper yang akan mereka bawa sudah siap sejak kemarin. Koper Anita, yang semua isinya dibelikan oleh Marchel, sebab ia hanya mengambil celana jeans, kaos oblong dan blouse dari rumah Mama. Marchel membeli semua keperluan Anita, termasuk make up dan alat-alat […]
Pagi begitu sunyi, mengukir goresan kesedihan di hati seorang Anantari Putri, atau biasa dipanggil Ata. Gadis berusia hampir menginjak 18 tahun itu terpekur di atas kursi kayu, samping ranjang kamar sang kakak sepupu. Pagi ini, seperti biasa Bu Dhe membangunkan Wira, namun tidak ada tanggapan dari pemuda itu. Berulang kali mencoba, nyatanya hasilnya tetap sama. […]
Suara teriakan kesakitan menggema dalam kesunyian malam di antara lebatnya pepohonan bambu di salah satu jalanan sepi sebuah desa. Satu sosok pria berusia kisaran 30 tahunan berdiri gagah di hadapan Wira. Bibir melengkung tipis seraya mencemooh ketidakberdayaan pemuda di belakangnya. Sepasang mata tajamnya menatap pria paruh baya di depan sana. “Tidakkah Anda terlalu tua […]
Hari telah berganti, meski dalam hitungan jam, namun dalam rentang waktu itu tak mampu menghapus rasa kesal di hati gadis yang hampir menginjak 18 tahun bernama Ata. Wira pikir semalam hujan turun yang disertai angin kencang bisa menghapus rasa itu. Nyatanya, sekarang si gadis masih memasang wajah masam. “Nanti nasi gorengnya gak enak kalo masaknya […]
Bab 14 Modus Indah? “Kamu berjanji menikahi Indah, tetapi kenapa menikahiku?” tanya Anita yang tidak tahan dengan rasa penasarannya, segera melontarkan pertanyaan yang sedari tadi sudah bercokol di pikirannya. Mereka baru saja masuk kamar, Marchel mengerutkan keningnya dan menoleh ke arah istrinya. Anita sangat kesal, sebab setelah pesta bukannya kembali ke rumah Marchel, tapi […]
(Tidak semua masalah itu salah namun, dengan adanya masalah akan mendewasakan diri. ) Embun pagi membasahi dedaun dan angin kecil sepoi sepoi menambah dinginnya cuaca di desa mereka yang sebentar lagi akan ada acara bersih desa. Dirumah Reza yang masih tidur terlelap dibangunkan Ibunya “ za bangun sholat shubuh dulu “ “ hmm iya bu […]
PECAH BULU Sandiaga baru saja menuntaskan kewajiban batiniyahnya terhadap Inayah dimalam itu. Lelaki itu duduk disisi ranjang tanpa sehelai benang pun. Dia merokok dengan nikmatnya. Suasana remang-remang kamar membuat asap-asap bekas bakaran tembakau itu tak terlihat. Inayah terbangun ketika merasai suaminya tak berada disisinya. Wanita itu menoleh mendapati Sandiaga yang duduk memunggunginya sementara merokok. Inayah […]