Cerpen Galau: Ranah Hati Yang Retak
Di sudut sebuah kafe yang penuh kenangan, di sana duduk Rani, seorang gadis dengan senyum yang tampak manis di balik kerudung merah jambu yang dikenakannya. Pikirannya melayang pada satu sosok yang dulu pernah mengisi hari-harinya dengan tawa dan cinta. Sosok itu adalah Ardi, cinta pertamanya yang kini telah menjadi bagian dari masa lalu.
Rani Teringat Selalu dengan Ardi
Rani menatap secangkir kopi yang perlahan mendingin di hadapannya. Setiap tegukan membawa ingatan kembali ke hari-hari dimana mereka sering berbagi cerita dan tawa. Namun, cinta itu retak ketika kenyataan tak lagi sejalan dengan impian. Ardi memilih pergi mengejar mimpinya ke kota lain, meninggalkan Rani dengan hati yang penuh luka.
“Ardi selalu bilang bahwa perpisahan ini bukan akhir segalanya aku percaya bahwa kita akan bertemu dengan versi yang terbaik kita,” Rani bergumam pada dirinya sendiri. “Tapi kenapa rasanya tetap saja sakit?”
Sahabatnya, Lina, datang menghampiri. “Rani, jangan terus-terusan galau. Ingat, hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan air mata. Lagi pula, cerpen galau lucu tentang cinta yang kita buat dulu kan malah jadi kenangan yang bisa kita tertawakan sekarang.”
Rani tersenyum tipis. “Iya sih, tapi tetap saja, rasanya sulit untuk benar-benar melupakan.”
Lina duduk di sebelah Rani, mencoba menghibur dengan cerita-cerita lucu yang sering mereka alami bersama. Misalnya, cerita tentang bagaimana Ardi pernah tergelincir saat mencoba memberikan bunga, atau bagaimana mereka bertiga pernah terjebak hujan di tengah perjalanan pulang dan harus berlindung di bawah jembatan.
“Mungkin benar, patah hati adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus kita lewati,” kata Lina sambil merangkul Rani. “Kita tidak bisa selalu terjebak dalam masa lalu. Ardi adalah bagian dari kisahmu, tapi dia bukan satu-satunya bab dalam hidupmu.”
Rani mengangguk pelan. Dia tahu bahwa setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Meskipun hatinya retak, dia percaya bahwa akan ada cinta lain yang datang mengisi ruang kosong itu. Mungkin saja, di tempat dan waktu yang tak terduga, dia akan menemukan kebahagiaan yang baru.
Ending
Hari mulai beranjak sore, dan mereka berdua meninggalkan kafe dengan senyum di wajah. Meski rasa galau masih menghantui, setidaknya mereka tahu bahwa mereka punya satu sama lain untuk saling mendukung dan menghibur.
Comment Closed: Cerpen Galau: Ranah Hati Yang Retak
Sorry, comment are closed for this post.