KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cinta Seorang Ibu

    Cinta Seorang Ibu

    BY 16 Des 2022 Dilihat: 65 kali

    Oleh: Tri Setyawati

    Pagi itu Mbak Pur terlihat tidak gairah seperti biasanya. Badannya demam, kepala pusing dan wajahnya pucat. Dia menyuruhku membeli obat di Apotek. Kukayuh sepedaku cepat-cepat karena kuatir dengan keadaan Mbak Pur. Setengah jam kemudian aku sudah sampai di rumah. Setelah minum obat, Mbak Pur istirahat di kamar. Tugas menjemput Adi diserahkan kepadaku. Adi Permana adalah anaknya yang pertama dan sekolah di SD negeri kelas 2.

    Sudah tiga hari Mbak Pur masih belum bisa bangun dari tidurnya. Karena suaminya sedang tugas di luar kota, akhirnya kupinjam mobil tetangga untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Di rumah sakit, Mbak Pur diperiksa urinnya. Ternyata dia positif hamil mengandung anak yang kedua. Kaget kami mendengarnya. Terlebih Mbak Pur,mengapa dia sampai tidak menyadari kalau dirinya sedang hamil. Aku pun mendekati dan memeluknya serta mengucapkan selamat.

    Enam bulan sudah usia kehamilan Mbak Pur. Entah mengapa Mbak Pur begitu kuatir dengan perkembangan janinnya. Sore hari, Mas Jodi suaminya mengantar ke Bidan Sri. Ternyata Bidan Sri menyarankan ke spesialis kandungan untuk di USG, agar bisa terlihat bagaimana posisi dan perkembangan janinnya. Mas Jodi pun langsung mengantar istrinya ke dr. Spesialis Kandungan. Dokter yang memeriksa menyampaikan kalau ada kelainan pada janinnya.

    “Ada kelainan di perkembangan otak bayi ini dan pertumbuhannya sangat lambat, apakah sering mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya?” tanya dr. Cipto.

    “Iya, Dok, sebelumnya saya minum obat pusing selama tiga hari, tidak tahu kalau sakit saya ternyata sedang hamil!” jawab Mbak Pur dengan sedih.

    Dokter memberikan resep dan menyarankan apapun yang nanti terjadi harus dihadapi dengan keikhlasan dan lapang dada. 

    “Setiap anak adalah amanah, orang tua harus menyayangi dan mendidiknya dengan baik!” pesan dr Cipto sebelum Mbak Pur dan Mas Jodi meninggalkan ruang pemeriksaan.

    Sembilan bulan sepuluh hari, Mbak Pur belum merasakan ada tanda-tanda melahirkan. Sepekan kemudian dia baru merasakan kontraksi yang merupakan tanda mau melahirkan. Mas Jodi memutuskan agar istrinya melahirkan di rumah sakit saja, untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan. Adi dititipkan di rumah orang tuaku. Aku mempersiapkan kebutuhan Mbak Pur dan bergegas ke mobil untuk mengantar mereka ke rumah sakit yang berada di dekat Kecamatan.

    Alhamdulillah sampai rumah sakit, Mbak Pur segera ditangani oleh tim Dokter. Persalinan berjalan lancar dan bayi dilahirkan dengan proses normal. Namun, bayi dan ibunya belum bisa langsung pulang. Tiga hari di rumah sakit, Mbak Pur dan bayinya baru boleh pulang. Sebelum pulang, dr. Cipto yang menangani persalinan itu memanggil Mas Jodi dan Mbak Pur.

    “Anak anda mengalami Down Syndrom, dia akan berbeda dengan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak lain seusianya, jadi dia harus diterapi untuk meningkatkan kemampuannya!’’ dr. Cipto menyampaikan kepada Mas Jodi dan Mbak Pur.

    Orang tua mana yang tidak bersedih melihat anak yang dilahirkan berbeda dengan yang lain. Mas Jodi berusaha menghibur dan menasehati Mbak Pur yang terus menangis dan bersedih.

    “Ingatlah, anak adalah titipan dari Allah, kita harus menerima dengan ikhlas, bagaimanapun dia!” ucap Mas Jodi. Dipeluknya Mbak Pur erat-erat untuk menenangkannya. Aku ikut menangis melihat kejadian itu. Setelah tenang, Mbak Pur mengambil bayi dari pangkuanku dan mengendongnya.

    “Mama akan menyayangimu dengan tulus, Nak!”ucap Mbak Pur sambil membelai lembut anaknya. Aku dan Mas Jodi begitu terharu melihatnya. Aku pun tak kuasa membendung genangan air mata yang menetes di pipiku. Kuusap perlahan dan berusaha kuat seperti kedua orang tua bayi itu.

    Sampai di rumah, orang tuaku sudah siap menyambut kami. Anak kedua Mbak Pur diberi nama Muhammad Farhan. Arti Farhan adalah kegembiraan dan kebahagiaan. Kami semua menyayangi Farhan. Apa pun kondisinya disyukuri dan akan memberikan pendidikan yang terbaik untuk perkembangannya.

    Usia 2,5 tahun, Farhan baru bisa berjalan. Ciri-ciri Down Syndrown memang terlihat di Farhan. Dari wajah maupun perawakan tubuhnya. Mbak Pur terus bersabar dan memberikan kasih sayang yang tulus pada Farhan. Dia sudah bisa menerima takdir yang terjadi pada anaknya.

    “Seorang anak tidak meminta dilahirkan seperti itu, kita hanya bisa menerima, anak adalah pembawa rezeki!” kata Mbak Pur yang sudah terbiasa dengan mulut orang yang kadang terkesan menghina. Tantangan terberat bagi seorang ibu yang mempunyai anak Down Syndrown, selain masalah kesehatan, adalah menghadapi publik. Saya salut kepada Mbak Pur yang dengan sabar melewati dan menghadapi semuanya.

    Di usia 5 tahun, Mbak Pur pernah mengajak Farhan jalan-jalan melihat kegiatan di TK, sekaligus menjemput Adi pulang sekolah. Ternyata baru ingin masuk, sudah diusir oleh Penjaga TK.

    “Kalau ibu ingin masuk ke lingkungan TK ini, jangan membawa anak seperti itu, nanti semua anak di TK takut dan sekolah ini tidak ada yang mendaftar lagi!” teriak penjaga sambil mengusir Mbak Pur dan Farhan. Mbak Pur hanya mengangguk dan membalas dengan senyuman.

    Usia 7 sampai 12 tahun dilalui Farhan di SDLB yang terletak di tengah kota. Mbak Pur sendiri yang antar jemput Farhan. Di rumah Mbak Pur dengan telaten mengajarkan kepada Farhan. Walaupun sampai sekarang Farhan tidak bisa menulis, tapi dia bisa menghafal dan menirukan bacaan ayat-ayat Al-Quran. Dari umur 2 tahun Farhan selalu diperdengarkan hafalan Al-Quran. Saat Perpisahan kelas 6 di SDLB, semua orang terharu dan banyak yang meneteskan air mata. Farhan maju ke panggung melantunkan Hafalan juz 30 dengan baik. Ternyata di balik kelemahannya Allah titipkan kelebihan yang begitu berharga. Saat acara terakhir, Mbak Pur disuruh maju ke Panggung untuk menyampaikan kesan pesan.

    “Saya bangga memiliki anak seperti Farhan. Saya tidak pernah terpikir Farhan akan jadi seperti apa. Saya tidak muluk-muluk, saya tidak ambisi Farhan harus jadi apa. Tapi, dari awal berpikir minimal Farhan mandiri untuk dirinya sendiri.”

    “Saya hanya punya cinta dan kasih sayang!” dia menutup kesan pesannya. 

    Semua yang hadir terharu dan sadar bahwa setiap anak butuh kasih sayang. Apa pun kondisi anak harus diterima dengan iklash. Jangan pernah menghujat Tuhan dan menyalahkan takdir yang diberikan.

    Kini usia Farhan 17 tahun. Dia belum bisa membaca dan menulis. Namun dia  memiliki kelebihan dan juga bisa berprestasi. Dia memenangkan lomba MTQ tingkat Kabupaten. Ternyata, dibalik kekurangan ada kelebihan dan semua anak adalah bintang.



    D:\Tugas\IMG20211109071757.jpg

    Tri Setyawati. Lahir di kota Kebumen, Jawa Tengah. Penulis adalah ibu dari dua orang anak dan menjalani keseharian sebagai pendidik di Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu. Buku Antologi pertama dan keduanya berjudul “Diary Seorang Guru” dan “My Unforgettable Song” diterbitkan awal tahun 2022. Jejak bisa ditemukan di akun instagram tri_setyawati23. Kedewasaan akan terbina jika kita bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dan bukan lari dari tanggung jawab.




    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Cinta Seorang Ibu

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021