KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Dari petani sayur ke seniman sayur Bab II ( Sentuhan seni yang hidup di antara daun )

    Dari petani sayur ke seniman sayur Bab II ( Sentuhan seni yang hidup di antara daun )

    BY 05 Feb 2025 Dilihat: 125 kali
    Petani Sayur ke Seniman Daun_alineaku

    Bab II: Sentuhan Seni yang Hidup di Antara Daun

    “Ketika Daun Bicara”

     

    Momen titik balik yang mengubah segalanya. Semua berubah pada suatu pagi yang terlihat biasa. Aku sedang memeriksa tanaman hidroponik di atap ketika sebuah daun kecil menempel ditangan. Daun itu sederhana, tidak istimewa, tetapi menyentuh hati serasa mengucapkan salam dan hendak diajak berbincang tentang keindahan.

    Sebelum melanjutkan kisah ini—aku akan bagikan dulu bagaimana cara bercocok tanam dengan teknik hidroponik buat pemula (simak di halaman terakhir ya). Yang paling penting adalah niat tulus untuk menjaga lingkungan tetap hijau maka seluruh alam semesta mendukung niat tersebut.

    Tampak pola urat-urat daun yang begitu indah, seperti sebuah karya seni alami yang selama ini kuabaikan. Tiba-tiba, pikiran melayang ke semua perjuangan yang telah berlalu. Sadar bahwa hidup ini, meskipun penuh liku, selalu menyimpan keindahan yang tersembunyi. 

    Dari daun kecil itu, kudapatkan inspirasi untuk melihat segala sesuatu dengan sudut pandang baru. Hari itu, tersirat untuk menggabungkan dua hal yang kusukai: bertani dan berkarya seni. Meski pun belum tahu harus dimulai dari mana.

    Mulai bereksperimen dengan daun-daun sisa dari kebun hidroponik, menjadikannya media untuk menciptakan karya batik dan leaf print. Sebuah pembatas halaman buku sangat indah jika dihias dengan tapak daun dengan kombinasi beberapa warna. Awalnya, hanya untuk mengisi waktu luang, tetapi perlahan kurasakan ada kepuasan tersendiri.

    Setiap pola yang tercetak di kain membawa cerita—tentang perjuangan, harapan, dan kekuatan alam. Dalam proses itu, kutemukan bahwa hidup tidak hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang menciptakan sesuatu yang bermakna dari apa yang kita miliki.

    Itulah momen yang mengubah segalanya. Dari sekadar Petani Sayur, mulai melangkah menjadi Seniman Daun. Hidroponik tetap menjadi bagian penting dari hidupku, tetapi kini ada tujuan baru yang membuatnya lebih berarti. Merambah dan merajut jalinan indah antara goresan indah dengan bertabur warna warni di atas kain.

    Momen kecil dengan daun itu mengajarkanku bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana. Kadang, hidup hanya butuh keberanian untuk memandang sesuatu dengan cara pandang yang berbeda, dan keberanian itu akhirnya membawa ke arah perjalanan baru yang lebih indah dari apapun sebelumnya.

    Rahasia seni membatik dengan lilin dingin.  Membatik dengan lilin dingin adalah seni yang unik dan penuh keajaiban. Tidak seperti batik tradisional yang menggunakan lilin panas, teknik ini lebih mudah diterapkan, bahkan di rumah serta pada waktu kapan pun, siang atau malam hari.

    Awalnya, tertarik mencobanya karena ingin menciptakan motif-motif unik dari daun-daun yang kutemukan di kebun. Mulai dengan membeli lilin dingin di toko online, lalu menggambar pola di atas kain dengan sketsa yang sudah lama kusimpan.

    Sentuhan lembut dan imajinasi menjadi kunci utama dalam proses ini. Setiap goresan lilin adalah sebuah cerita, dan setiap pola yang tercetak adalah refleksi dari hati yang ingin berbicara melalui seni. Ekspresi rasa yang sangat kunikmati prosesnya seolah berada di dalam dunia fantasi penuh warna memenuhi dimensi ruang alam bawah sadar.

    Itulah yang ingin kusampaikan pada dunia.

    Yang paling istimewa dari membatik dengan lilin dingin adalah kebebasan untuk bereksperimen. Daun-daun kecil dari kebun sering kali menjadi inspirasi utama. Gambaran   urat-uratnya di kain, menciptakan pola alami yang tak pernah sama. Setelah itu, warna-warna lembut dari pewarna alami menambahkan kehidupan pada motif yang telah kubuat. 

    Proses ini bukan hanya tentang menciptakan karya, tetapi juga tentang melibatkan perasaan, mengenang perjuangan, dan merayakan keindahan kecil di sekitar kita. Dalam setiap hasil batik, ada rasa bangga dan bahagia karena kutahu, seni ini lahir dari rasa hati yang mendalam terhadap alam dan pikiran yang tidak mau berhenti membuat inovasi.

    ***

    Daun dalam Kain. Setiap daun punya cerita, dan aku ingin membawanya melayang dalam selembar kain. Teknik ecoprint menjadi pilihan berikutnya dalam berinovasi dengan daun-daun.   

    Dengan hati-hati, kupilih daun-daun yang paling segar dari kebun hidroponik—daun yang sering kali dianggap sederhana, bahkan tak berharga. Namun, di tanganku, daun-daun itu berubah menjadi pola unik yang abadi di atas kain, unik dan menarik.

    Kuletakkan satu per satu, menciptakan komposisi yang harmonis, lalu membungkusnya dengan kain yang telah direndam pewarna alami. Proses ini seperti merajut mimpi, perlahan namun penuh makna, hingga akhirnya daun-daun itu meninggalkan jejak keindahan yang luar biasa. Ini yang disebut teknik steam dalam ecoprint selain pounding.

    Saat kain dibuka, keajaiban terjadi. Pola urat daun, bentuk tepiannya, dan warna-warna halus yang dihasilkan seolah menceritakan perjalanan mereka. Kain itu bukan lagi sekadar kain, tetapi sebuah karya seni yang menyimpan cita rasa seni yang tinggi. 

    Tentu saja merasa bangga karena setiap kain yang kubuat tidak hanya mencerminkan kreativitas, tetapi juga membawa pesan alam, sekecil apa pun elemennya, memiliki tempat dan keindahan yang tak tergantikan. 

    Dari daun-daun kecil itu, aku belajar untuk menghargai proses dan menemukan bahwa seni sejati adalah ketika kita mampu menghidupkan kembali apa yang sebelumnya dianggap sederhana.

    Kreasi ecoprint yang membuka pintu ke dunia baru. Ketika pertama kali mencoba ecoprint, tak pernah menyangka bahwa seni sederhana ini akan mengubah begitu banyak hal dalam hidupku. Awalnya, hanya iseng menggunakan daun-daun yang ada di taman untuk mencetak pola di kain polos.  Namun, saat kain itu dibuka dan memperlihatkan pola daun yang memikat, sangat luar biasa. Ada kebahagiaan tak tergantikan melihat keindahan alam berada di atas kain. 

    Sejak saat itu, aku mulai serius mendalami ecoprint, mempelajari teknik-teknik baru, dan bereksperimen dengan berbagai jenis daun serta berusaha memahami semua jenis pewarna alami.

    Ecoprint menjadi pintu yang membuka pengalaman baru bagiku. Bukan hanya dunia seni, tetapi juga peluang untuk berbagi kisah dan nilai-nilai keberlanjutan. Mulai mengikuti bazar-bazar di lingkungan terdekat dan memposting ke media sosial serta ke grup-grup WhatsApp. Dengan menampilkan edukasi tipis-tipis di dalam stand yang ada di event keagamaan atau perayaan kemerdekaan.

    Bahkan, tidak disangka dari sekadar hobi ini, aku bisa menambah penghasilan untuk jumat berkah atau sedekah lainnya. Lebih dari itu, ecoprint mengajarkan bahwa kreativitas adalah jembatan untuk melihat kehidupan dengan cara yang lebih indah dan penuh harapan.

    Melodi palu pounding yang menghasilkan nilai. Di pagi yang sunyi, suara palu yang mengetuk kain menjadi melodi ceria seperti musik India favoritku. Teknik pukul dalam ecoprint ini mengajarkan tentang kesabaran. 

    Dengan hati-hati, kuletakkan daun-daun pilihan di atas kain, lalu mulai memukulnya perlahan. Ketukan demi ketukan, jejak warna dan pola alami daun mulai tercetak di kain, menciptakan karya seni yang unik dan penuh cerita. Saat tangan bekerja, hati merenung: betapa sering kita harus “dipukul” oleh pengalaman hidup untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai. 

    Proses pounding ini mengingatkan bahwa keindahan tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dari usaha yang penuh dedikasi. Terbayang masa lalu yang kalua diingat saat ini pukulan-pukulan masalah merupakan tempaan untuk memperkuat mental dan iman untuk selalu bersabar dan ikhlas. Karena bersamaan dengan ujian ada hikmah yang berlimpah menyertai.

    Setiap kain hasil pounding memiliki nilai yang jauh melampaui sekadar pola dan warna. Ada kisah tentang perjuangan seorang ibu rumah tangga yang ingin memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya untuk menciptakan sesuatu yang berarti. Sosok yang selalu bertahan serta terus berinovasi dalam menjalani perjalanan hidup yang dilalui sekali pun penuh onak dan duri.

    Ketika karya-karyanya mulai diapresiasi orang lain, terasa bahwa melodi palu itu tidak hanya menghasilkan keindahan, tetapi juga memberikan harapan dan kebanggaan. Melalui ketukan kecil, belajar bahwa setiap upaya, sekecil apa pun, memiliki potensi untuk menjadi sesuatu yang besar jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.

    Semarak Taman di Atas Atap. Di atas atap rumah sederhana kami, kini terbentang sebuah taman kecil yang penuh kehidupan. Rak-rak hidroponik yang dulunya hanya berisi bibit, kini dipenuhi sayuran hijau yang segar. 

    Angin pagi berhembus lembut, membawa aroma daun pagoda dan mint yang menyegarkan. Di antara tanaman-tanaman itu, ada bunga-bunga kecil yang sengaja saya tanam untuk menambah warna. Taman ini bukan hanya tempat saya menanam, tetapi juga ruang untuk bermimpi, merenung, dan menemukan kembali kekuatan. 

    Di sini, aku belajar bahwa keindahan tidak harus lahir dari kemewahan, tetapi dari kesederhanaan yang dirawat dengan penuh cinta.

    Taman atap ini bukan hanya hasil dari kerja keras tetapi juga simbol perjuangan dan harapan. Setiap daun yang tumbuh adalah bukti bahwa keterbatasan tidak harus menjadi penghalang, melainkan pemicu untuk mencari jalan baru. Taman ini menjadi tempat di mana tidak hanya menanam sayur, tetapi juga memupuk mimpi dan ide-ide baru. 

    Menciptakan keajaiban dari daun dan bunga di Taman. Taman kecil di atap rumah adalah tempat di mana keajaiban tercipta setiap hari. Di antara daun dan bunga yang tumbuh subur, kutemukan bahan-bahan untuk menciptakan seni yang unik. Daun jarak wulung, bunga kertas, hingga kelopak mawar yang jatuh dengan sendirinya, semuanya memiliki pola yang indah. 

    Dengan teknik ecoprint, mencetak seni daun ke dalam kain, mengabadikan pola dan warna alam. Setiap karya yang lahir dari Taman ini membawa pesan tentang keindahan yang sering tersembunyi di sekitar kita, menunggu untuk ditemukan.

    Proses menciptakan karya dari daun dan bunga membuat ku merasa semakin dekat dengan alam. Tidak hanya memetik daun atau bunga, tetapi juga merasakan nafas kehidupan mereka dalam setiap langkah. Dari mengatur komposisi di kain hingga melihat hasil akhirnya, ada rasa kagum selalu mengiringi. 

    Karya-karya ini bukan hanya hasil seni, tetapi juga pengingat bahwa alam adalah sumber inspirasi tak terbatas. Taman sederhana bisa menjadi tempat di mana kreativitas bertemu dengan keajaiban, menciptakan sesuatu yang mampu menyentuh hati. Tetapi tidak berhenti sampai di situ karena ada kalanya hasil tidak sesuai harapan sehingga proses pengulangan harus dilakukan.

    Merancang fesyen berkelanjutan yang memukau. Merancang fesyen berkelanjutan adalah perjalanan yang menggabungkan seni dan rasa cinta kepada alam serta kepedulian terhadap masa depan. Berawal dari keinginan untuk memanfaatkan pakaian lama dan daun-daun yang tersedia di sekitar, mulai mencari pengalaman baru.

    Setiap langkah dalam proses ini memiliki makna yang mendalam: memilih bahan yang ramah lingkungan, mencetak pola daun dengan hati-hati, hingga menghasilkan karya seni ecoprint yang tidak hanya cantik tetapi juga membawa pesan keberlanjutan. Setiap potongan kain menjadi sebuah cerita, tentang bagaimana kita bisa menciptakan sesuatu yang memukau tanpa merusak bumi. Hasil kain yang sudah berhias aneka daun kemudian dipadukan pada baju polos maka terbentuklah penampakan yang berbeda dari pola sebelumnya. Inilah yang disebut berkelanjutan.

    Saat pertama kali melihat hasil ecoprint, hati sangat bahagia. Fesyen ini bukan hanya soal penampilan, tetapi juga tentang kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan tetap ramah. Dalam setiap karya, terselip harapan: semoga mereka yang memakainya tidak hanya merasa cantik, tetapi juga terinspirasi untuk lebih mencintai dan menjaga bumi, satu langkah kecil demi masa depan yang lebih hijau.

    ***

     

    Bab III: Ibu Rumah Tangga Kreatif–Mengubah Rumah Jadi Pusat Karya

    “Bukan Hanya Tentang Dapur”

     

    Bagaimana ibu rumah tangga bisa jadi penggerak kreativitas keluarga. Menjadi ibu rumah tangga bukan sekadar rutinitas memasak atau membersihkan rumah. Bagiku, itu adalah kesempatan untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang tercinta. 

    Ketika mulai jadi petani sayur, berkebun hidroponik sampai sekarang sebagai seniman penggiat ecoprint, suami dan anak-anak sering memperhatikan dan ikut membantu. Mencarikan daun-daun dengan tekstur yang indah merupakan salah satu hal yang kami sukai. Bahkan di saat cuaca panas sekali pun mereka tidak segan mengantar ke tempat yang ingin kutuju.

    Mereka penasaran dengan daun yang kupilih atau warna yang muncul di kain. Dari situlah kreativitas tidak hanya tentang apa yang dihasilkan, tetapi juga tentang melibatkan mereka dalam proses. Mengajarkan keluarga untuk mencintai alam, memahami siklus kehidupan tanaman, hingga menikmati hasil karya adalah momen-momen berharga yang mempererat hubungan kami.

    Aku percaya, ketika seorang ibu menyalakan api kreativitas dalam rumah tangga, dampaknya akan meluas. Anak-anak jadi lebih menghargai karya yang dihasilkan, suami lebih mendukung dan suasana rumah pun penuh dengan semangat positif. 

    Kreativitas ini tidak harus besar—cukup dari kegiatan sederhana, seperti memetik daun ketika sedang dalam perjalanan. Melalui hal-hal kecil itu, ingin kutunjukkan bahwa siapa pun, termasuk ibu rumah tangga, punya kekuatan untuk membuat perubahan. Dimulai dari diri sendiri, sekarang atau tidak sama sekali dan tidak ada kata terlambat untuk mewujudkan mimpi sekalipun usia menjelang senja, jadi lakukan saja selama itu baik.

    Rumah yang dulunya terasa biasa saja kini menjadi tempat penuh semangat dan ide-ide baru yang mengalir setiap hari. Atap yang dahulu penuh sayuran sekarang berganti dengan segala macam jenis daun yang bisa dijadikan bahan membuat ecoprint. Seorang ibu sederhana juga bisa menjadi pusat kreativitas dalam lingkungan keluarga.

    Waktu Itu Emas, Ide Itu Berlian, sebagai ibu rumah tangga, waktu adalah harta yang paling berharga. Di antara jadwal memasak, membersihkan rumah, dan mengurus suami dan anak, aku belajar bahwa setiap detik harus dimanfaatkan dengan baik. Tidak ada yang terbuang sia-sia.

    Tapi lebih dari itu, aku juga percaya bahwa ide-ide yang muncul di sela-sela kesibukan adalah berlian yang tak ternilai. Misalnya, saat sedang menyiram tanaman di Taman, tiba-tiba terlintas ide untuk mencoba pola baru dalam ecoprint

    Atau ketika mengambil daun di pinggir jalan yang terlewati, muncul gagasan untuk membuat kemasan ramah lingkungan dari daun pepaya jepang. Ide-ide kecil seperti ini, jika digali lebih dalam, bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. 

    Namun, ide tanpa tindakan hanyalah mimpi. Kutulis setiap ide yang muncul di buku kecil atau di papan tulis yang ada di dinding supaya tidak lupa, karena biasanya kebanyakan ide membuat lupa. Seperti itulah seorang ibu selalu lupa.

    Selanjutnya mencari waktu untuk mewujudkannya, bahkan di tengah kesibukan. Ada rasa bahagia ketika melihat hasilnya—entah itu kain cantik dengan pola daun atau kaos yang jadi lebih menarik dari sebelumnya. Artinya dalam setiap detik ada ide yang bermunculan dalam kepala.

    Waktu yang dimanfaatkan dengan baik dan ide yang dikembangkan dengan cita rasa tinggi adalah kombinasi sempurna untuk menciptakan sesuatu yang bermakna.  Keluarga, sahabat dan kerabat ikut menyukai karya-karya ecoprint yang kubuat.

     Waktu itu emas, lalu ide?  Adalah berlian yang mengubah diriku dari seorang Petani sayur menjadi Seniman daun sampai saat buku ini terbit.

    ***

    Tips cerdas mengatur waktu antara tugas rumah dan eksplorasi hobi. Mengatur waktu di tengah kesibukan rumah tangga adalah tantangan, tapi bukan berarti mustahil. Aku biasakan membuat jadwal sederhana—pagi untuk tugas rumah, siang adalah waktu untuk hobi dan sore untuk keluarga. Bahkan malam hari masih bisa digunakan menulis walau hanya setengah jam.

    Menyusun kegiatan dengan skala prioritas, mulai dari urusan di dapur, lanjut ke bebersih ruangan dan seterusnya.  Memanfaatkan waktu tunggu mesin cuci berputar dengan menyiapkan daun-daun untuk ecoprint yang sudah direncanakan. 

    Rahasianya adalah menyisipkan hobi di sela-sela kesibukan tanpa harus merasa terburu-buru. Dengan cara ini, aku bisa tetap produktif tanpa meninggalkan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Bahkan pada saat menunggu waktu ibadah sholat datang, kuas-kuas pun menari di atas kanvas. Intinya tidak ada sedetik pun melayang tanpa arah.

    Selain itu, melibatkan keluarga juga menjadi kunci. Tugas suami menyirami tanaman dan tidak jarang mencarikan daun untuk dibuat ecoprint.  Bukan hanya membuat pekerjaan lebih ringan, tapi juga memberi kami waktu berkualitas bersama. 

    Suami pun sering memberi masukan atau membantu memotret hasil karya yang kubuat. Dukungan ini membuat semakin semangat. Mengatur waktu memang butuh latihan, tapi dengan niat dan disiplin, semua bisa berjalan lancar. 

    Karena pada akhirnya, tugas rumah selesai, hobi dapat disalurkan, dan kebahagiaan keluarga tetap terjaga.

    Cerita dalam Setiap Karya. Setiap karya yang ku hasilkan selalu membawa cerita tersendiri. Ketika membuat kain dengan pola ecoprint, misalnya, sering teringat perjalanan memetik daun di mana pun. Pada saat dari kejauhan terlihat pohon jati, buru-buru suami menghentikan kendaraan kemudian diambil beberapa lembar yang bisa dijangkau.

    Tidak jarang minta bantuan pedagang yang ada di sekitar jalan tersebut untuk memetik daun-daun jati itu.  Atau bunga kenanga yang tumbuh di halaman tetangga, tidak luput dari lirikan mata. Setiap lembarnya menorehkan kisah cerita.

    Setiap detailnya seperti merekam momen—kicau burung pagi hari. Aroma dedaunan hingga rasa syukur melihat keindahan alam yang begitu dekat. Ketika pola akhirnya tercetak di kain, kutahu bahwa itu bukan hanya seni, tetapi juga cuplikan cerita indah penuh makna.

    Karya yang lahir dari hati akan menyentuh hati pula. Selembar kain mungkin terlihat sederhana bagi sebagian orang, tapi bagiku, mengingatkan tentang perjuangan, setiap prosesnya. 

    Dan berharap, siapa pun yang melihat atau memakai hasil karya ini bisa merasakan cerita di baliknya—bahwa yang kita lakukan dengan tulus, sekecil apa pun, punya kemampuan untuk menyampaikan pesan yang tak terucapkan. Setiap karya adalah cerita, dan setiap cerita adalah hadiah yang kubagikan pada dunia.

    Setiap daun, setiap kain, dan setiap goresan adalah kisah yang berharga. Saat kupegang selembar daun,  selalu berpikir tentang perjalanan yang telah berlalu. Daun itu tumbuh di pohon, diterpa hujan, merasakan hangatnya sinar matahari, hingga akhirnya jatuh ke tanah. 

    Lalu, kupungut dan memberi kesempatan untuk “berbicara” melalui kain. Proses mencetak daun ke kain adalah momen yang istimewa—seperti mengabadikan kisah alam dalam bentuk yang berbeda. 

    Setiap pola yang tercipta punya keunikan, seperti sidik jari, tak ada yang sama. Selalu mengejutkan setiap hasil dari setiap daun dan mereka adalah saksi dari kebesaran alam yang pantas dihargai.

    Begitu juga dengan kain yang menjadi pemeran dari kisah ini. Goresan warna, pola yang terbentuk, bahkan tekstur kainnya, semuanya mengandung emosi yang ingin kusampaikan. 

    Ketika karya itu selesai, bukan hanya sekadar kain atau motif indah. Tapi merupakan kumpulan momen—keheningan di pagi hari, semangat di tengah proses, dan rasa syukur ketika hasilnya lebih dari yang diharapkan. 

    Hatiku ingin orang yang melihat atau memegang karya ini merasakan hal yang sama: bahwa di balik setiap daun, setiap kain, dan setiap goresan, ada kisah berharga yang layak untuk diapresiasi.

     

     

    Kreator : puji setya wilujeng

    Bagikan ke

    Comment Closed: Dari petani sayur ke seniman sayur Bab II ( Sentuhan seni yang hidup di antara daun )

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021