Untuk mencapai kedekatan kepada Allah dibutuhkan keikhlasan, tauhid, zuhud, percaya kepada Allah, tawakkal, cinta kepada Allah (mahabbah) takwa, wara’, ridho, syukur, sabar, berserah diri, tobat yang konsisten. Tidaklah mudah bagi seorang murid untuk sampai kepada tujuan itu memerlukan waktu yang panjang dan menghadapi rintangan yang tidak sedikit, kendati demikian ada pula orang yang mendapatkan secara langsung ilmu dari Allah swt karena ketergantungannya kepada Allah sehingga mata batinnya terasah bagaikan kilauan mutiara yang jernih, memancarkan cahaya ke hati para orang orang pengikutnya yang ribuan bahkan jutaan yang tercelup oleh akhlaknya yang mulia, bilamana banyak insan yang seperti ini maka damailah dunia ini tak ada lagi peperangan yang membinasakan suatu negeri yang pada dasarnya diciptakan untuk kedamaian dengan norma norma hidup yang telah diatur oleh Tuhan
Sekarang Mukhlis baru menyadari bahwa dia butuh hanya kepada Allah, tempat berlindung dan meminta dengan syarat berserah diri mutlak kepada Nya, kitab dari kakeknya menyadarkan kemana arah hidupnya. Setelah selesai belajar di Madinah Mukhlis dan Solihin minta izin kepada guru mereka untuk hidup menyendiri di Zawiyah (pondok) yang ada di atas bukit batu, masih di kawasan Madinah, pondok pondok ini sengaja dibuat oleh pemerintah disana agar para sufi dapat bermunajat dengan tenang jauh dari keramaian, namun oleh gurunya Mukhlis dan Solihin diharapkan seminggu sekali turun ke kota untuk mengajarkan agama kepada pemuda pemuda yang datang dari berbagai negara yang mana sekolah ini difasilitasi oleh pemerintah Arab Saudi, diantara murid murid disitu banyak juga yang datang dari Indonesia termasuk dari dusun Sri Melati, para pemuda Sri Melati berharap kelak mereka dapat memberikan ilmunya kepada masyarakat di dusun laman, mereka ingin dusun Sri Melati nantinya menjadi dusun yang agamis seperti yang diharapkan oleh leluhur mereka.
Karena banyaknya murid murid disini sampai ribuan orang, Mukhlis mencari beberapa asisten untuk membantu kerjanya, Alhamdulillah pekerjaan ini menambah senang hati Mukhlis dan Solihin, murid yang laki-laki diasuh oleh guru laki-laki, sementara murid perempuan oleh guru perempuan, mereka duduk melingkar menghadapi guru, pertama yang dilakukan tawajjuh (dzikir untuk mendekatkan diri kepada Tuhan), Pada suatu hitungan lafal La diucapkan bersama tarikan nafas dari pusar hingga ke ubun ubun, bunyi ilaha bersama gerak turun kepala miring ke kanan hingga bahu, ucapan illa disertai pemalingan kepala ke kiri hingga dada, lalu diguncang ke arah jantung bersama ucapan Allah, demikianlah diucapkan berulang ulang diyakini akan memberikan dampak positif bagi ruh manusia (melakukannya di bawah pengawasan mursyid yang kamil).
Setelah tawajjuh barulah diberikan pelajaran mengenai syariat, tarekat, hakikat dan makrifat yang tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat kelak timbullah sifat yang mulia dari sang murid sampai mendapat tempat sedekat mungkin dengan Tuhannya.
Angel gadis dari Switzerland (Swiss) Zurich tepatnya, salah satu murid Mukhlis di Madinah, sebenarnya Angel ini seorang mualaf, dulu agamanya Katolik, waktu di sekolah menengah atas ia aktif di berbagai kelompok gereja, namun demikian dia suka bersenang senang di klub malam dengan teman temannya, mereka mabuk mabukan sambil berjoget ria sampai pagi, teman temannya semua anak orang kaya di Swiss, mereka tidak kekurangan apapun dalam segi materi sehingga kehidupan mereka bebas, urakan tanpa memikirkan masa depan.
Setelah di perguruan tinggi Angel bertemu dengan banyak teman dari berbagai negara karena memang Perguruan tinggi ini bersifat internasional, salah satu temannya dari Pakistan yang bernama Suci, paling menarik perhatian Angel, tutur katanya yang lembut, murah senyum, sopan, dalam balutan hijab yang sederhana, membuat Angel ingin lebih banyak tahu tentang Suci. Suci anak Pakistan yang dididik oleh orang tuanya sedari kecil sebagai seorang muslimah yang kaffah, kesehariannya biasa biasa saja, tenang namun bergairah menuntut ilmu, bila tidak ada kuliah biasanya dia duduk di pojokan membaca al Qur’an, kebiasaannya ini dilakukannya setiap hari, suatu saat Angel mendekati Suci dan bertanya “buku apa yang sedang kamu baca Suci? “”oh ini al Qur’an, kitab yang berisikan firman Tuhan “demikian Suci “boleh aku lihat? “tanya Angle “boleh “sejak saat itu Anggel semakin akrab dengan Suci, dia senantiasa mendalami isi al Qur’an, hingga tiba suatu ketika dia mendapatkan hidayah, Anggel menyatakan kepada Suci dia ingin memeluk agama Islam, dibawalah oleh Suci temannya Anggel ke jabatan agama yang mengurus orang orang yang akan menjadi mualaf. Ketika orang tua Anggel mengetahui anaknya sudah berpindah agama, merekapun marah sehingga Anggel keluar dari rumah orang tuanya, sungguh berat apa yang dirasakan Anggel, namun tekadnya sudah bulat untuk menemukan kebenaran hakiki dari pencarian jatidirinya selama ini hingga sampailah ia kekota Madinah, sementara orang tuanya semenjak ditinggalkan Anggel kehidupan mereka hampa, sepi, tak ada lagi keceriaan diwajah mereka, ayah Anggel sudah sakit sakitan hanya ibunya yang merawat intensif suaminya sampai pada ahir hidupnya, mengetahui ayahnya meninggal Anggel menyempatkan waktu untuk pulang, menghibur ibunya yang semakin nelangsa “Pulanglah Anggel ibu sudah tua “ujarnya, baik bu tapi Anggel selesaikan dulu sekolah Anggel, ibunya memandang Anggel dengan sedih, anak semata wayangnya kini sudah berubah tapi disudut hatinya ia melihat Anggel lebih dewasa, lemah lembut serta mempunyai kharisma seorang wanita idaman.
Sepeninggal Anggel sekolah ibunya mengurus kebun anggur peninggalan suaminya dari situlah dia mendapat penghasilan untuk kebutuhan hidupnya, selebihnya dia tabung yang nantinya akan diberikannya kepada Anggel, ia sangat menyayangi anaknya tsb hingga ia takut kalau nanti Anggel menderita sepeninggalnya, disaat istirahat ia teringat akan suaminya yang sangat baik walaupun Anggel sudah jauh dari mereka tetap saja dekat dihati, setiap hari mereka membicarakan Anggel sampai berlinang air mata.
Setelah tamat sekolah di Madinah Anggel pulang ke Swiss, ia merawat ibunya yang selama ini ia tinggalkan, melihat kesungguhan Anggel ahirnya ibunya memutuskan untuk hijrah mengikuti anaknya, betapa senangnya Anggel dia bersama ibunya mulai bergerak mensyi’arkan keyakinan mereka, Anggel membuka pengajian mualaf dikota Zurich, semakin hari semakin banyak pengikutnya dan Anggel sudah mempersiapkan siapa yang akan menjadi penggantinya kelak karna dia ingin ke Madinah untuk menjadi asisten Mukhlis mengajar disana, setelah enam bulan kemudian berangkatlah Anggel ke Madinah bersama ibunya, ia tak mau lagi berpisah dengan ibunya, disamping ibunya sudah tua Anggelpun ingin mengabdikan dirinya untuk ibunya selagi beliau masih hidup, untuk kebun anggur milik mereka ia serahkan pada orang lain mengurusnya yaitu masih keluarga mereka sendiri, di Madinah Anggel bersungguh sungguh membantu Mukhlis mendidik anak anak muridnya sementara ibunya ibadah dirumah saja, sesekali Anggel mengajak ibunya jalan jalan keliling kota Madinah dan Mekkah yang mana kedua kota suci ini sangat bercahaya dikalbu ibu Anggel, tak henti hentinya ia bertasbih melihat ke Mahakuasaan Allah swt, sering air matanya mengalir mengingat kenapa setelah tua dia baru dapat hidayah, dalam perjalanannya menuju Tuhan beliau pertama tama mempelajari tentang syari’at, apa apa yang diperbolehkan dan apa apa yang dilarang kita melakukannya dan ada serangkaian ibadah yang wajib dan sunah yang dikerjakan seperti sholat, puasa, zakat dll.
Sebelum mendapatkan hidayah ini ibu Anggel pernah bermimpi dikunjungi suaminya yang menyuruh dia mencari kebenaran bersama Anggel, mimpi itu berulang ulang seolah olah suatu perintah kepadanya, tapi ibu Anggel ingin sekali bersama suaminya yang mana telah berbeda dunia, suaminya berkata carilah kebenaran sebelum terlambat, jangan ikuti langkahku yang salah, lalu ibu Anggel menangis sambil bersujud, diceritakannya mimpinya kepada Anggel lalu mereka menuju ketempat ustadz yang membantu ibu Anggel mengucapkan dua kalimah syahadat.
Walaupun ibu Anggel tidak berdiam digubuk zawiyah tapi dia selalu bertawajuh dirumahnya, karna zawiyah itu bisa berada dimana saja, disaat Anggel tak ada dirumah disitulah ibunya leluasa bermunajat pada Allah, sedikit demi sedikit hatinya terisi cahaya iman. Perjalanan menuju Tuhan itu adalah perjalanan panjang yang penuh kedisiplinan. Perjalanan dimulai dari niat yang tulus untuk mengenal Allah, mencari hakikat hidup, membersihkan diri dari hawa nafsu, ini biasanya akan muncnul dari kegelisahan batin terhadap dunia dan rindu kita pada kebenaran sejati, kemudian bertobat secara sungguh sungguh dan membersihkan hati dari sifat sifat tercela seperti dengki, sombong, cinta dunia dll, kemudian penting sekali mencari guru (mursyid) untuk membimbing, mengawasi kita supaya jangan tersesat, kemudian menjalani dzikir (baik lisan maupun batin) dan latihan jiwa seperti puasa, qiamullail dan menahan diri dari hal-hal yang menjauhkan kita dari Allah walaupun itu boleh contoh, banyak makan, banyak tidur dll, seorang salik(para pencari Tuhan) harus menyendiri, merenung tentang Tuhan, dalam hal ini biasanya terjadi pembersihan batin dan berbagai pengalaman ruhani, perjalanan ini tidaklah mudah karna melawan hawa nafsu yang ada didalam diri namun inilah jalan orang orang pilihan yang rindu bertemu sang Pencipta.
Mohammad Fatih telah menyelesaikan sekolahnya dipesantren dan mendapatkan bantuan beasiswa ke Swiss (Zurich) yang kebetulan tempat kelahiran Anggel, sebelum berangkat ke Swiss Fatih mempelajari kebudayaan negara tsb dahulu, dengan penduduk yang multi etnis Swiss mempunyai empat bahasa yaitu Jerman, Perancis, Italia dan Roman jadi Fatih belajar paling tidak Jerman dan Perancis, Swiss adalah menghargai penduduknya yang kerja keras, disiplin tepat waktu, netral politik dan sosial, utamakan kebersihan dan kesopanan, merekapun senang mengadakan perayaan seperti saat sapi kembali dari padang rumput gunung kepedesan kemudian ada karnaval khas Swiss dan Jerman, seni tradisionalnya seperti ukiran kayu, lukisan pegunungan, kerajinan tangan dll, mengenai kuliner Swiss sangat beragam keju dan coklat adalah ikon utama seperti roti yang dimakan dengan mencelupkannya kecairan keju panas atau keju yang dipanaskan lalu dilelehkan keatas kentang rebus, sayuran dan kadang disertai acar ada pula kentang parut yang digoreng ada juga potongan daging sapi muda diiris tipis dimasak dengan saus krim dan anggur putih serta jamur dll masih banyak lagi.
Kesenian musik di Swiss mereka mempunyai terompet panjang dari kayu digunakan dipegunungan untuk komunikasi antar peternak, kini dijadikan simbol musik Swiss, akardion khas Swiss Jerman digunakan dalam musik rakyat, musik kelasik Swiss punya banyak orkestra simponi, sementara musik kontemporer beragam genre dari jazz hingga elektronik, tarian rakyat biasanya ditampilkan saat festival kalau tari pasangan mirip dansa Eropah tengah, kerajinan tangan Swiss yaitu jam tangan, bordir, seni potong kertas (menggunting kertas dua dimensi menggambarkan pemandangan, pohon, bunga dll.
Setelah memahami seluk-beluk negara Swiss barulah Fatih bertolak kesana tapi singgah dulu di Madinah menemui ayahnya, oleh Mukhlis Fatih dikenalkan dengan Anggel, dalam perkenalan itu Fatih berharap Anggel mau menemanya sementara di Swiss, Anggel setuju, setelah seminggu du Madinah berangkatlah Fatih dan Anggel ke Swiss, disana Anggel menempatkan Fatih dirumahnya yang kebetulan kosong dan kebun anggurnya dititipkannya kepada Fatih untuk mengawasinya.
Dengan tekunnya Fatih belajar di Zurich demi untuk mencapai cita-citanya untuk menjadi pendakwah sejati didunia sambil dia mengawasi kebun anggur milik Anggel. Sebagai mahasiswa Perguruan tinggi terkenal di Swiss Fatih harus beradaptasi dengan lingkungan disana, untuk bahasa Alhamdulillah Fatih lumayan menguasainya, biaya pendidikan ditanggung oleh pesantren karna pendidikan di Swiss lumayan tinggi kost nya.Swiss yang terkenal bersih, tertib dan efisien serta biaya hidup yang mahal Fatih berusaha kerja paruh waktu menjadi asisten dosen, untuk ini Fatih benar benar menjaga kondisi kesehatan dan mentalnya, belum lagi dia ikut organisasi kampus untuk lebih mendalami cara belajar dan mengajar dikampusnya.
Setelah lulus dari Perguruan tinggi ini ia mencari peluang kerja diperusahaan internasional yang ada disana, berkat kepandaian dan disiplin kerjanya maka dengan mudah Fatih meniti jenjang karir yang lebih mapan, dia merasa Swiss seperti negara kedua baginya, sudah bisa selaras dengan kehidupan disana, apalagi Swiss terkenal dengan pemandangan yang indah, gunung, sungai, perkebunan, peternakan terrata dengan baik.
Ketika Fatih pulang kedusun Srimelati ia mengajak teman temannya menuntut ilmu kemanapun karna cahaya Tuhan itu ada dimana mana seperti firman Allah “Allah memberikan cahayanya kepada siapa yang dikehendaki (Qs annur : 35) cahaya bukan sembarang cahaya melainkan petunjuk dan pemahaman ruhani, tidak semua orang yang mendapatkannya hanya mereka yang hatinya terbuka dan bersih karnanya kita harus belajar, mencari guru dan riyadoh(berlatih) dzikir, mendekatkan diri kepada Allah secara istiqomah tanpa beban, ikhlas serta sabar menghadapi ujian ujian yang datang, semakin tinggi derajat kita disisi Allah semakin berat ujiannya. Sungguh seorang yang kuat dan sabar menerima ujian akan dinaikkan derajatnya oleh Allah swt, orang yang mencari kebenaran dengan tulus dan sungguh sungguh mencari Allah meski berasal dari kegelapan sekalipun bisa diberi cahaya Nya “Barang siapa berjalan menuju Allah maka Allah datang padanya dengan cepat “ demikian hadist qudsi, orang yang menjaga dzikir, sholat dan ibadah ikhlas sering menjadi penerima cahaya batin, cahaya yang membuat hatinya tenang, pikiran jernih dan hidup yang lebih benar, jadi bila kita sudah mendapatkan cahaya ilahi maka sudah seharusnya kita membagikan cahaya tsb kepada orang lain dimanapun berada dimuka bumi ini sehingga pancaran cahaya itu ada dimana mana, semakin luas pancaran cahaya itu semakin bagus. Orang yang tawadhu dan ikhlas, rendah hati, tidak sombong dan pasrah akan kehendak Nya akan membuat hati siap menerima Nur Nya, tanda tanda orang yang mendapat Nur ilahi hatinya tenang dan imannya tetap, mudah menangis bila mengingat Allah, sadar akan kelemahan dirinya, menjauhi maksiat, bersikap lembut, sabar dan penuh cinta.
Fatih ingin sekali sahabat sahabatnya menjadi orang shalih yang bermanfaat bagi orang banyak dan dia siap membantu moril maupun materil hingga dusunnya kelak sebagai dusun yang agamis walaupun jauh dari kecanggihan dunia saat ini karna pada dasarnya dusun Srimelati ini sudah banyak menghasilkan ulama ulama besar dalam masanya, semoga kedepan masa itu berjaya kembali dimana kakek buyutnya juga termasuk ulama yang disegani. Sebenarnya Fatih ingin lebih lama lagi tinggal didusun tapi dia punya tanggung jawab pekerjaan di Swiss seraya mensyiarkan Islam disana.
Ayah Fatih ingin anaknya segera menikah karna sudah bekerja dan sudah dewasa sudah waktunya untuk berumah tangga dan meneruskan dakwahnya, dengan adanya pendamping Fatih lebih fokus dalam syi’arnya. Mukhlis ingin menjodohkan Fatih dengan Anggel yang mana ibu Anggel juga setuju. Setelah Fatih dan Anggel sepakat, mereka menikah secara sederhana mengingat ayah Anggel dan ibu Fatih sudah tiada, setelah menikah keduanya menetap di Zurich, Fatih dan Anggel sama sama berdakwah disana dengan niat yang ikhlas mereka mengajak orang kepada kebaikan dan kasih sayang, mereka menyeru kejalan Tuhan dengan hikmah dan kelembutan, apalagi Anggel sebagai warga disana sudah memahami betul budaya negeri ini dengan menunjukkan akhlak yang baik, sehingga banyak orang tertarik untuk mempelajari IsIam yang pada ahirnya mendapat petunjuk dari Tuhan untuk hijrah.
Sebagian mualaf di Swiss berasal dari warga Swiss asli, mereka biasanya menemukan Islam lewat pencarian jati diri, pernikahan dengan muslim atau bergaul dengan kelompok muslim disana walaupun jumlahnya tak terlalu besar tapi terus bertambah dari waktu kewaktu ketertarikan mereka kepada IsIam melihat keteladanan dari muslim yang baik dan kedisiplinan dalam beribadah namun biasanya mereka mendapat tantangan dari keluarga dan kerabat sendiri sehingga mereka perlu untuk bergabung dengan organisasi IsIam yang mendukung para mualaf ini.
Maria seorang mahasiswa yang menemukan kedamaian dalam IsIam, ia berasal dari keluarga Kristen Protestan namun selalu merasakan kekosongan jiwa lalu ia bertemu dikampus dengan seorang muslimah berhijab yang sangat ramah dan berbudi baik karna penasaran mulailah dia membaca terjemahan al Qur’an dan merasa ajaran IsIam itu menyentuh hatinya, setelah bertahun-tahun mempelajari IsIam secara diam-diam ahirnya dia mengucapkan dua kalimah syahadat, mulanya keluarganya menentang keputusannya namun karna mereka melihat perubahan yang lebih baik dari Maria ahirnya merekapun mengikuti jejaknya.
Ada lagi sebut namanya Dave seorang pebisnis yang sukses ia sering bepergian ke berbagai negara untuk keperluan bisnisnya dan dia mendapati pebisnis muslim umumnya sangat jujur dalam negosiasi dan menjaga amanah sehingga ia mulai mempelajari IsIam dan ahirnya menjadi mualaf.
Hidayah bisa datang kapan saja, dimana saja, apakah dibarat atau ditimur karna semuanya milik Allah sang Maha Kuasa. IsIam adalah agama fitnah yang mampu mengisi kekosongan hati siapapun yang mencari kebenaran dengan tulus.
Salju di Zurich menyelimuti jalan dengan warna yang putih anggun, Fatih dan Anggel duduk bersama sambil memandang kearah halaman yang ditumbuhi bunga warna warni, semenjak mengenal IsIam Anggel selalu merasa hidupnya tenang, hatinya bergelora, bahagia menghadapi semua ujian ujian yang diberikan Tuhan termasuk sampai sekarang mereka belum dikaruniai keturunan dia yakin itulah yang terbaik baginya hingga dia pasrah akan takdirnya mungkin banyak anak anak yang membutuhkan orang tua sambung disekitar mereka dan Anggel berkata pada Fatih bagaimana kalau kita mengadopsi salah satu anak dipanti yang sudah tak punya orang tua lagi, akupun berpikir demikian ujar Fatih, keesokan harinya mereka mulai mencari tahu tentang anak anak panti yang boleh diadopsi, setelah berhari hari mencari ahirnya didapatilah seorang anak laki-laki umur lima tahun yang orang tuanya meninggal waktu wabah menimpa Zurich dahulu, anak yang ganteng, sehat tidak kurang suatu apapun telah membuat Anggel terhibur walau bukan anak kandungnya tapi hati Anggel merasakan kedekatan yang mendalam dengannya, ia dinamakan Kurnia oleh Fatih dan Anggel.
Anggel merawat Kurnia dengan hati hati, sengaja ia meluangkan waktu untuk bermain, jalan jalan dan pelukan hangat untuk Kurnia, sejak kecil Kurnia telah diajarkan nilai nilai agama dan moral seperti tutur kata yang lembut, sopan kepada siapa saja, tak lupa Anggel selalu mendo’akan agar kelak anaknya menjadi laki laki sejati yang berani karna benar, bertanggung jawab serta bijaksana dalam segala hal.
Setelah dua tahun Anggel dan Fatih mengadopsi Kurnia merekapun dianugerahi Tuhan dengan kehamilan pertama bagi Anggel, mereka sangat bersyukur dan berjanji tak akan membeda bedakan kasih sayang antara Kurnia dan anak kandung mereka, kelak mereka berharap keduanya akan hidup rukun dan harmonis walaupun bukan saudara kandung.
Suatu malam Mukhlis bermimpi dikunjungi oleh seorang juragan yang istrinya sedang sakit lumpuh
Kreator : Dewi Yusnani
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Dari Sri Melati ke Mancanegara
Sorry, comment are closed for this post.