KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Darimu Kami Belajar Takdir-Nya

    Darimu Kami Belajar Takdir-Nya

    BY 27 Des 2022 Dilihat: 46 kali

    Oleh : Hidayat Adi Firmanto

    ‘Suatu keinginan manusia, seberapa pun kuatnya, takkan pernah menembus batasan-batasan takdir’ (Ibn ‘Atha’illah As Sakandari dalam Al Hikam)


    Berawal dari masa pandemi Covid -19, kami sekeluarga menghabiskan banyak waktu bersama di rumah. Sebagai guru, saya dan istri untuk pertama kalinya mengenal Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Sementara anak-anak punya pengalaman baru dalam belajar, yaitu dikenalkan dengan konsep belajar dalam jaringan (daring) atau online. 

    Berhari-hari di rumah tanpa tahu akhir kesudahan seperti apa, membuat kami jenuh dan serba bingung mau apa serta belum menemukan pola yang pas untuk mengisi hari-hari kami di rumah. Sampai suatu hari saya menyempatkan diri ke luar rumah sambil melihat-lihat di sekitar kios penjual hewan dekat rumah. Secara kebetulan mataku tertuju pada kios kucing di sana ada dua ekor kucing orange di kandang bertingkat, atas-bawah. Wajahnya yang imut mengundang saya untuk mendekati kandang yang dijaga oleh seorang ibu-ibu paruh baya. 

    “Maaf Bu, ini satu peranakan ya Bu?” tanyaku memberanikan diri. 

    “Iya pak, monggo lihat-lihat dulu aja. Bagus-bagus dan lucu-lucu loh pak, bisa untuk hiburan di rumah dengan keluarga.” Kata ibu pemilik kucing mencoba menawarkan dagangannya. 

    Di tengah kebingungan saya memilih kucing yang akan saya beli, tanpa diduga kucing yang berada di kandang atas, salah satu kaki depannya berkali-kali meraih tangan saya yang sedang memegang kandang. Seakan dia mengatakan, “Pak, bawa saja aku, aku mau ikut kamu, rawatlah aku Pak.” 

    Untuk memastikan, aku putuskan pulang untuk mengajak anak pertamaku sebagai teman diskusi sebelum mengambil keputusan ini. Rupanya pilihan kami sama. Maka setelah ada kesepakatan, saya bayar sejumlah uang sebagai pengganti pakan kepada pemilik kucing tersebut. 

    Kehadiran Nala—demikian kami memanggil kucing itu—sedikit banyak menambah dinamika suasana rumah. Ketika semua sedang rehat dengan pekerjaan masing-masing, secara kompak kami mengeluarkan Nala dari kandangnya untuk diajak bermain.

    Nala, kucing jenis Persia betina yang cantik tapi jutek. Itulah simpulan kami setelah beberapa minggu ia menjadi anggota keluarga kami. Karena kecantikannya, tidak heran kalau banyak kucing jantan yang mendekatinya. 

    Saat itu mulai masuk masa breeding season (masa kawin) bagi Nala. Saya mulai mendekatkan pada kucing tetangga yang sejenis dengannya, esame Persian cat. Kupikir dengan perkawinan esame jenis ras ini, akan lahir anak-anak kucing yang bagus dan lucu. Ternyata harapan tinggalah harapan. Alih-alih menjalin hubungan perkawinan, Nala sama sekali tidak tertarik dengan kucing tetangga, bahkan dia ketakutan dengan warna hitam pekatnya. Kami pun sekeluarga merasa heran dan sempat mengumpat bahwa selera kucing kita memang ‘rendah’ dan unik. Dugaan kami benar, Nala menjalin hubungan kedekatan dengan kucing kampung yang sering mampir ke rumah. Yang mengagetkan kami, ada lebih dari dua kucing jantan yang mengawininya. 

    Tidak lama kemudian, tanda-tanda kehamilan pun tampak pada perutnya. Perilakunya mulai ada yang berbeda. Ia lebih sering menyendiri, diam dan sering tampak bermalas-malasan. Kami pun mulai bersiap dan mencari info bagaimana menanganinya bila ia melahirkan. Ini benar-benar pengalaman kali pertama bagi kami. Persiapan mulai dari makanan yang dikonsumsi hingga vitamin agar selalu sehat baik untuk induknya atau anak yang dilahirkannya. Setelah kurang lebih dua bulan menjalani masa kehamilannya, Nala melahirkan lima anak kucing yang beraneka warna. Namun sayang, tidak lama kemudian, satu per satu anaknya mati. Salah satu penyebabnya, Nala tidak mau memberikan air susunya. Kondisi ini sempat saya tanyakan ke beberapa teman penyuka kucing dan ternyata itu umum terjadi pada kucing betina yang mengalami kehamilan pertamanya. 

    Selang dua bulan kemudian, Nala mengalami musim berahi kembali dan siap untuk dikawin lagi. Secara fisik, kehamilan kedua ini jauh lebih sehat. Hal ini bisa dilihat dari selera makan yang lebih banyak dan lebih bergizi. Kehamilan kedua ini masih dari pasangan kucing kampung yang ada di sekitar rumah. Lagi-lagi, Nala melahirkan dengan lima anak yang lebih warna-warni dengan selamat dan sehat. 

    Ketika kami sedang menikmati lucunya tingkah anak-anaknya, Nala secara mendadak mati setelah menyambut saya dan istri pulang dari kerja. Awalnya ia berada di ruang tamu sedang tiduran saat kami memasuki rumah. Seperti biasa kami menyapanya setelah sejak pagi hari tidak bertemu. Dia pun merespon dengan mengeong seperti ingin menjawab sapaan kami. 

    Ada cerita dari anak-anak bahwa seharian Nala menyusui anak-anaknya berulang kali hingga mereka kenyang dan tidur dengan pulasnya. Hari itu tidak seperti biasanya-mungkin karena kelelahan ia tergeletak lesu di depan musala rumah kami. Maka didekatilah dengan seksama sambil mengelus bulu halusnya. Betapa kagetnya istri sambil berteriak memanggilku, “Bah … Nala kenapa ini?” Ternyata dia telah meninggalkan kami untuk selama-lamanya tanpa tahu apa penyebabnya. 

    ***

    Dari kisah di atas, kami banyak mendapatkan pelajaran berharga tentang ilmu kehidupan. Kali ini kami dapatkan bukan dari sekolah atau buku pelajaran, namun langsung dari kejadian yang kami alami sendiri. Dulu kami dapatkan ilmu pengetahuan bahwa ada ketentuan Allah yang di-install-kan sejak dalam kandungan usia empat bulan. Di sana ditentukan tentang masa hidup dan matinya, kapasitas rizkinya, sampai jodoh dan kematiannya. Dan kali ini kami belajar dan bahkan diajari melalui kucing kami, Nala.

    Ada pepatah mengatakan Man Proposes, but God Disposes. Manusia menginginkan, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Itulah mungkin ungkapan yang bisa menggambarkan bagaimana kisah pengalaman kami sekeluarga berkaitan dengan pemeliharaan kucing. Saya berusaha melihat dari sisi lain yang terkait dengan ketentuan Allah. Seakan Allah Swt ingin menunjukkan kekuasaan-Nya kepada kami sekaligus mengajarkan pengalaman terkait dengan qada dan qadar Allah, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan. 

    Awalnya kami sering membanding-bandingkan dengan keadaan kucing lain yang liar tak bertuan. Nala yang makanannya lebih higienis dibanding kucing liar di sekitar rumah kami, ketika sakit pun kami bawa ke dokter hewan, tentu dengan biaya mahal, toh akhirnya mati tak tahu penyebabnya. Demikian usaha menjodohkan Nala dengan kucing yang sederajat agar keturunannya bagus, baik secara bentuk fisik maupun secara ekonomis (ada nilai jualnya), hasilnya malah kawin dengan kucing kampung. Seperti ada the invisible hand yang berkekuatan mengatur segala sesuatu yang telah menjadi ketentuan Yang Maha Kuasa, takdir. Sejak peristiwa itu, kami berusaha memahami kehidupan dengan berbagai ketentuan-Nya, suka ataupun tidak. Ini pelajaran berharga buat kami dalam mengasuh dan mendidik anak-anak kami termasuk dalam mendapatkan jodoh untuk mereka. Kami hanya sebatas berikhtiar dan berdoa, selebihnya biar Allah Yang Maha Baik dan Maha Mengetahui akan memberikan yang terbaik untuk kami. 


    Bagikan ke

    Comment Closed: Darimu Kami Belajar Takdir-Nya

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021