Aku seorang guru di sebuah SMP . Aku sudah lebih seperempat abad mengabdi pada negeri mencerdaskan anak bangsa. Di abad 21 ini, ternyata aku serasa belum bisa menjadi guru yang baik dan profesional. Apalagi aku termasuk guru yang gaptek.
Aku tidak mau kalah dengan guru-guru milenial. Aku berusaha untuk belajar dan belajar. Aku sering mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, diklat, workshop, lokakarya, dan sebagainya. Setiap akhir kegiatan, ada tugas yang harus diselesaikan. Aku berusaha untuk menyelesaikannya. Kadang membuat anakku ikut sibuk pula.
“Mama ketik saja, nanti Mas yang memperbaikinya,” kata anakku. “Ya, Mas,” jawabku.
Perlahan-lahan aku mulai melek teknologi. Aku mulai senang membuat power point, google form, video, e-book, dan canva presentasi pembelajaran. Ini semua tidak luput dengan bantuan anakku untuk mengeditnya.
“Bu, rajin sekali mengikuti diklat online, kan sudah banyak sertifikat,” kata temanku.
“Aku bukan mencari sertifikat, Bu. Aku menginginkan ilmu-ilmunya. Banyak pengetahuan baru yang kudapat. Apalagi tahun pelajaran ini sekolah Kita mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kalau menunggu dari pemerintah, kapan kita kebagian diklatnya, dan tidak semua guru mendapatkannya, “ jawabku.
Ada temanku yang pernah ikut tiga kali diklat nasional gratis online. Aku sarankan untuk jadi member, tapi dia tidak mau. Alasannya sibuk.
Setiap bulan aku mengikuti pelatihan reguler dari e-guru.id juga pelatihan-pelatihan lain, ada dari NaikPangkat.com, Belajar.id, Guru Juara, Ruang Guru, Temu Guru, Diklat.co, dan yang lainnya yang gratisan. Aku sering buka PMM dari Kemendikbud Ristek. Tapi aku lebih asyik dan nyaman mengikuti yang lainnya.
Mulai awal tahun 2022, aku sering mengikuti latihan dengan materi yang berhubungan dengan Kurikulum Merdeka. Ada beberapa istilah baru, berbeda dengan Kurikulum 2013. Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Alur Tujuan Pembelajaran, Modul Ajar, Asesmen, P3 (Profil Pelajar Pancasila), P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), dan yang lainnya.Materi yang kurang aku pahami tentang P5. Aku sampai 2 kali ikut pelatihan online.
Pada saat pembinaan dari Pengawas Pembina dari Disdik Kabupaten, beliau bertanya,“Siapa yang sudah mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka?”
“Baru Kepala Sekolah dan PKS Kurikulum, Bu,” jawab Kepala Sekolah.
“Yang lainnya belum? Kan sekarang bisa buka PMM. Di sana lengkap tentang Kurikulum Merdeka,” lanjut Pengawas Pembina.
Semua terdiam, memang kami jarang membuka PMM. Aku pun baru membuka beberapa kali. Pernah mengikuti Pelatihan Mandiri, tapi tidak sampai Aksi Nyata.
Saat Pengawas Pembina memaparkan Kurikulum Merdeka, beliau suka bertanya dan aku mencoba menjawabnya karena tidak ada yang menjawab kecuali PKS Kurikulum. Beliau agak kaget, “Kok, Bu Kus sudah memahami Kurikulum Merdeka? Kapan latihannya?”
“Bu Kus rajin ikut pelatihan online,”jawab salah satu temanku.
“Ibu sudah memahami Kurikulum Merdeka, nanti bisa berbagi dengan guru-guru yang lainnya, “ kata Pengawas Pembina. “Siap, Bu,” jawabku.
Pembelajaran belum normal kembali. Ada yang online (PJJ), ada pula yang luring (PJMT). Peserta didik secara bergiliran, seminggu online dan seminggu luring.
Waktuku banyak di rumah. Di sela kesibukan tugas negara dan ibu rumah tangga, kusempatkan untuk mengikuti pelatihan atau diklat online. Alhamdulillah, dengan pelatihan-pelatihan ini menambah wawasan dan pengetahuan. Aku bisa membuat media- media pembelajaran kekinian. Aku mulai menerapkan metode dan teknik pembelajaran baru. Pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Hasil belajar peserta didik pun semakin meningkat.
Kehadiranku sangat ditunggu-tunggu peserta didik. Mereka rindu pembelajaran inovatif. Aku bisa ini semua , karena belajar online. Terimakasih Guru-guruku tanpa batas di dunia maya.
Kreator : N. Ai Kusumawati
Comment Closed: Dengan Belajar Online, Aku Bisa
Sorry, comment are closed for this post.