KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » ‘Dua Kasih’ Pendidik

    ‘Dua Kasih’ Pendidik

    BY 15 Mar 2023 Dilihat: 160 kali

    Oleh : MUH FIRDAUS

    ‘Dua Kasih’ ini merupakan hak yang mesti didapatkan peserta didik. Ia juga merupakan dua sifat yang mesti dimiliki seorang pendidik. Jika menginginkan hasil didikan yang baik, maka tidak cukup hanya memiliki salah satunya saja. Maka meminjam istilah Kak Seto, ‘Dua Kasih’ yang dimaksud di sini yaitu ‘ Kasih Sayang dan Kasih Tegas ‘. Istilah lainnya sebagaimana yang dikenalkan oleh Ayah Irwan Renaldi seorang tokoh parenting yaitu Raja Tega dan Raja Tegas

    Ya, apa yang dilakukan seorang pendidik tidak jauh dari dua ini. Bahasa lain dari kasih sayang yaitu lemah lembut. 

    Dalam prakteknya, seorang pendidik selalu dihadapkan dengan persoalan-persoalan peserta didik yang menuntutnya untuk merealisasikan ‘Dua Kasih’ ini. Ada saat ia mesti bersikap tegas kepada peserta didiknya, tapi dilain waktu ia juga wajib bersikap lemah lembut kepada mereka. Dikarenakan karakter mereka yang berbeda-beda, Maka berbeda pula penanganannya. Tergantung situasi dan kondisi saat itu. 

    Faktanya, terkadang seorang pendidik hanya memiliki salah satunya saja. Ada yang dominan kasih sayangnya. Ada pula yang dominan kasih tegasnya. Tak jarang pula yang dominan kedua-duanya. Kadang ada pendidik laki-laki lebih dominan tegasnya dibanding pendidik perempuan. Tapi ada pula yang terjadi sebaliknya. Kadang ada pendidik perempuan lebih dominan kasih sayangnya. Tapi ada pula yang terjadi sebaliknya. Tentu yang terbaik memiliki kedua-duanya. 

    Tiada contoh yang patut kita tiru dalam hal ini kecuali sang guru besar, guru peradaban, guru terbaik sepanjang masa yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam 

    Di dalam sebuah hadist disebutkan. Dari Anas dia berkata:

    ” Pada saat kami di masjid bersama Rasulullah tiba-tiba datang seorang Badui, dia berdiri dan kencing di masjid. Para sahabat Rasulullah marah. ‘Hentikan! Hentikan! Rasulullah berkata, ‘Jangan kalian hentikan kencingnya, Biarkan dia.’ Mereka pun membiarkannya hingga selesai kencing. Kemudian Rasullulah memanggilnya dan berkata kepadanya, “Sesungguhnya masjid ini tidak pantas untuk sesuatu apapun dari kencing dan kotoran, masjid itu tempat untuk mengingat Allah dan shalat serta membaca Al-Qur’an”

    Atau sebagaimana yang disabdakan Rasulullah. 

    Anas melanjutkan, ” Beliau lalu memerintahkan salah seorang yang hadir untuk mengambil satu ember air dan mengguyurkannya. ” (HR. Muslim) 

    Dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Majah terdapat tambahan, Anas berkata, ” Setelah paham, orang Badui tersebut berkata, ‘Nabi bangkit berjalan ke arahku, demi bapak dan ibuku sebagai jaminannya, beliau tidak mencaci, tidak mengomel, dan tidak memukul. “¹

    Selain berkarakter raja tega, Rasulullah juga raja tegas. 

    Dari Abdullah bin Busr: Ibuku mengutusku kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam untuk memberikan setangkai anggur, tapi aku memakannya. Ibuku bertanya: Apakah Abdullah telah memberimu setangkai anggur? Beliau menjawab: Tidak. Maka jika beliau melihat saya beliau berkata: Pelanggar amanah ( Ghudar). Pelanggaran amanah ( Ghudar).²

    Bahkan diriwayatkan lain rasulullah memberikan sanksi fisik berupa jeweran telinga. 

    “Dari Abdullah bin Busr Al Mazini ra. berkata: Ibuku mengutusku kepada Rasullulah untuk membawa setangkai anggur, tapi aku makan sebelum sampai kepada beliau. Ketika aku datang, beliau menjewer telingaku dan berkata: Hai Pelanggaran Amanah (HR Ibnu Sunni dalam Amalul yaumi wal lailah)³

    Lihatlah bagaimana Rasulullah bersikap tegas. Bahkan kepada anak kecil sekalipun. 

    Bagi yang belum terbiasa dengan Parenting Islamic, tentu diawal tidak akan mudah menerima tindakan rasul ini (menyebut seorang anak dengan sebutan yang tidak nyaman untuknya bahkan sampai menjewernya)

    Tapi justru Rasulullah memberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga terkait sebuah amanah. Rasulullah menempatkannya pada posisi yang penting. Bahkan dimulai sejak dini. 

    Bukankah kita sudah ketahui bersama bahwa Rasulullah sendiri yang mengatakan akan memukul seorang anak yang sudah berusia 10 tahun jika belum melaksanakan shalat? 

    Tentu kita semua sepakat bahwa Rasulullah adalah orang yang senantiasa selaras antara ucapan dan tindakan. Tidak mungkin Rasulullah hanya menggertak dan berdusta atas perkataannya di atas. 

    Bukankah di dalam Al-Qur’an juga disebutkan tentang persoalan memukul ini. Di dalam Al-Qur’an surah An Nisa: 34. Terkait seorang istri yang berlaku Nusyuz(meninggalkan kewajiban selaku istri). Allah memberikan metode dan tahapan yang baik agar istri yang berlaku nusyuz bisa sadar kembali. 

    Akan tetapi terkait hukuman fisik ini ada aturan dan tahapan-tahapan yang harus dilalui⁴, yaitu:

    1. Menafikan hukuman fisik secara mutlak adalah keliru dan membebaskan guru secara mutlak untuk memukul pada setiap kondisi juga keliru

    2. Memukul hanya untuk mendidik, bukan karena balas dendam dan dengki

    3. Menghindari memukul wajah. 

    4. Ada beberapa sanksi lain yang didahulukan sebelum pukulan. Syaikh Muhammad Jamil Zainu membuat beberapa bentuk contoh sanksi pendidikan yang berguna:

    a. Nasihat dan arahan

    b. Muka masam (yakni bermuka masam dan mengerutkan kedua alis untuk mengungkapkan ketersinggungan) 

    c. Bentakan

    d. Berpaling (berpaling dari para siswanya atau salah satu mereka hingga dia menyesali kesalahannya) 

    e. Kecaman (teguran) 

    f. Duduk qurfusha yaitu duduk dengan lutut diangkat menempel perut (atau memberdirikan siswa sambil mengangkat kedua tangannya dan yang semisalnya) 

    g. Membebani siswa dengan tugas rumah dan sejenisnya. 

    h. Menggantungkan cambuk, berdasarkan hadits, ” Gantungkanlah cemeti di mana penghuni rumah dapat melihatnya, karena hal ini mengandung nilai pendidikan buat mereka” 

    i. Pukulan ringan. 

    Semoga Allah menganugerahkan kita semua -guru, orang tua dan lain sebagainya- selaku pendidik sifat tegas dan kasih sayang (lemah lembut) dan bisa mempraktekkannya secara tepat dan proporsional. ( Amin Ya Rabbal ‘Alamin) 

    Wallahu A’lam bisshawab

    (Kendari, 26 Desember 2022) 

    Referensi:

    ¹ Dikutib dari buku ‘Begini Seharusnya Menjadi Guru’ ( Al Muallim Al Awwal ‘Qudwah likulli muallim wa muallimah ‘) kar. Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub. Hlm. 62-63

    ²Dikutib dari www.Parenting Nabawiyyah.Com. Judul ‘Kisah Setangkai Anggur untuk Pendidikan. Penulis: Ustadz Budi Ashari, LC. 

    ³ Ibid

    ⁴Dikutib dari buku ‘Begini Seharusnya Menjadi Guru’ ( Al Muallim Al Awwal ‘Qudwah likulli muallim wa muallimah ‘) kar. Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub. Hlm.  76-78

    Bagikan ke

    Comment Closed: ‘Dua Kasih’ Pendidik

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021