KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Gender dalam Pendidikan

    Gender dalam Pendidikan

    BY 21 Agu 2024 Dilihat: 139 kali
    Gender dalam Pendidikan_alineaku

    Bidang pendidikan merupakan bidang yang sangat strategis untuk  menanamkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender karena dengan pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia Indonesia yang demokratis, berkeadilan dan tidak diskriminatif. Negara menurut jenis kelamin, hal ini tercermin dalam perwujudan amanat UUD 1945, pasal 31 ayat 1 yang dinyatakan bahwa: “Setiap warga negara, baik perempuan maupun laki-laki mendapatkan kesempatan setara untuk mengecap pendidikan. Oleh karena itu, sistem pendidikan nasional tersebut harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan lokal, nasional maupun global sehingga perlu dilakukan terobosan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Melalui pendidikan pemerintah mencanangkan program education for all, artinya bahwa pendidikan harus dapat dinikmati secara merata untuk semua orang, baik laki-laki maupun perempuan dan tidak ada diskriminasi. Dalam hal ini, sekolah merupakan lembaga pendidikan yang paling strategis menanamkan perspektif gender dalam pendidikan. 

    Gender sangat erat kaitannya dengan masalah kultural, norma, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Setiap kelompok masyarakat memiliki konstruksi sosial yang berbeda-beda dalam memandang posisi kaum lelaki dan perempuan, sehingga akan terus berubah dan berkembang sesuai dengan peradaban yang membentuknya. Tingkah laku seperti emosi, sikap empati, rasio, akal budi, atau hal-hal yang tidak berkaitan dengan kodrat merupakan unsur-unsur gender yang bisa dimiliki oleh kaum laki-laki dan perempuan.

     

    Perbedaan  peran, fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dihasilkan dari konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman yang dapat disebut dengan istilah gender. Secara etimologis gender berasal dari kata gender yang berarti jenis kelamin. Tetapi Gender merupakan perbedaan jenis kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan biologis dan bukan kodrat Tuhan, melainkan diciptakan baik oleh laki-laki maupun perempuan melalui proses sosial budaya yang panjang. Perbedaan perilaku antara pria dan wanita, selain disebabkan oleh faktor biologis sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan kultural. Oleh karena itu, gender dapat berubah dari tempat ke tempat, waktu ke waktu, bahkan antarkelas sosial ekonomi masyarakat 

    Adanya kesetaraan gender ini diharapkan peserta didik memiliki karakter yang baik, dan melalui kesetaraan gender ini  diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah.  Peran serta pendidik memiliki arti penting demi tercapainya manusia terdidik yang berkarakter kuat, berakhlak mulia, jujur, bertanggung jawab dan menjadi penopang masa depan bangsa. Jika  pendidikan karakter  melalui kesetaraan gender menjadi hal yang dapat dijadikan kekuatan  moral bangsa, maka negara Indonesia dapat memiliki modal berupa sumber daya manusia yang berdaya juang tinggi. Mari kita dukung pendidikan di Indonesia, semoga bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat, mandiri,  dan sukses menjadi negara  maju.

    Murid laki-laki dan perempuan dapat memiliki pengalaman yang berbeda pada saat mereka belajar di kelas. Hal ini dapat mempengaruhi berbagai faktor seperti tingkat partisipasi di kelas dan pencapaian hasil belajar. Nilai sosial dan budaya serta stereotip gender dapat terjadi secara tidak sengaja di dalam kelas dan di sekolah melalui interaksi antara guru dan murid maupun di antara murid. Pendekatan mengajar dan metode yang digunakan dalam mengajar, menilai, dan berinteraksi dengan murid bisa menjadikan murid laki-laki sebagai favorit ketimbang murid perempuan. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan di Indonesia dimana murid perempuan sering tidak didorong untuk berbicara di depan umum untuk menyatakan opini mereka atau mempertanyakan otoritas yang sebagian besar di bawah kendali laki-laki. Berbagai pengalaman ini terkait dengan perlakuan yang setara oleh guru, kurikulum, buku teks, materi pembelajaran yang tanggap gender, dan juga lingkungan belajar dan hasil pembelajaran. Mencapai kesetaraan dalam kesempatan belajar serta pencapaian hasil belajar untuk laki-laki maupun perempuan merupakan tantangan utama Pemerintah Indonesia dalam dasawarsa mendatang. Guru dapat menjadi agen perubahan untuk kesetaraan gender dengan mendukung murid laki-laki maupun perempuan untuk ambil bagian dalam kegiatan tertentu. Guru perlu memberikan mereka tuntunan dan mulai bertindak-laku sebagai panutan. Sebaliknya, guru juga dapat memperburuk disparitas dengan menyebarkan stereotip sosial di dalam kelas dan tidak memberikan dukungan kepada murid perempuan dan laki-laki pada saat mereka membutuhkan dukungan tersebut. Banyak praktik yang baik yang dapat dilakukan dengan menggabungkan kesetaraan gender dalam kegiatan belajar mengajar. Hal-hal ini termasuk mengubah stereotip yang selama ini ada misalnya bersikap baik terhadap kemampuan murid perempuan dan laki-laki, memberikan perhatian yang setara kepada murid laki- laki maupun perempuan dan mendorong murid perempuan untuk ambil bagian aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler yang biasanya diikuti oleh murid laki-laki.

    Dalam memenuhi kesetaraan dan keadilan gender di atas  maka, pendidikan perlu memenuhi dasar pendidikan yakni menghantarkan setiap individu atau rakyat mendapatkan pendidikan sehingga bisa disebut pendidikan kerakyatan.  Perlakuan dan kesempatan yang sama dalam pendidikan pada setiap jenis kelamin dan tingkat ekonomi, sosial, politik, agama dan lokasi geografis publik. Adanya pemerataan pendidikan yang tidak mengalami bias gender.

    Dengan demikian, kesetaraan gender sangat dibutuhkan demi terciptanya pendidikan sehingga dapat mencetak generasi-generasi harapan bangsa yang bermoral dan dapat dibanggakan.  Jika semua pihak memahami adanya kesetaraan gender ini, maka  diskriminasi terhadap perempuan tidak akan terjadi lagi. Kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki dapat menjadikan budaya di negara ini menjadi saling menghormati, khususnya di lingkup yang terkecil yaitu sekolah. Melalui sekolah, peserta didik dapat memahami hak-hak perempuan dan laki-laki sehingga tidak akan terjadi persaingan, perkelahian dan perbuatan-perbuatan amoral lainnya.

     

     

    Kreator : Neneng Amalia

    Bagikan ke

    Comment Closed: Gender dalam Pendidikan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021