KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Ketidak Mampuan Dalam Mengidentifikasi Risiko Baru (Bagian 28)

    Ketidak Mampuan Dalam Mengidentifikasi Risiko Baru (Bagian 28)

    BY 17 Des 2024 Dilihat: 110 kali
    Ketidaksesuaian Kebijakan K3 Dengan Praktek di Lapangan_alineaku

    Ketidakmampuan mengidentifikasi risiko baru menjadi masalah serius akan menghambat tujuan dan sasaran K3. Risiko baru muncul karena perubahan dalam proses kerja, seperti adanya teknologi baru, atau dinamika lingkungan kerja yang berkembang. Untuk mengatasi masalah tersebut, langkah-langkah  berikut dapat diambil:

    1. Pengembangan dengan pelatihan secara berkala bagi tenaga kerja, manajemen, dan tim K3 tentang teknik-teknik terbaru dalam identifikasi risiko seperti metode yang efektif untuk mendeteksi risiko baru tersebut misal Job Hazard Analysis (JSA) dan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA).
    2. Dorong anggota tim K3 untuk mengikuti kursus sertifikasi yang fokus pada manajemen risiko dan keselamatan kerja. Sertifikasi ini akan memperkuat kemampuan mereka dalam mengidentifikasi dan menilai risiko baru.
    3. Pemantauan akan proaktif  dengan menggunakan sistem pemantauan yang dapat mendeteksi perubahan di lingkungan kerja, seperti sensor untuk kualitas udara, suhu, atau kebisingan. Data dari sistem ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko baru yang muncul.
    4. Kumpulkan dan analisis data dari insiden, near-miss, dan laporan bahaya untuk mengidentifikasi tren yang mungkin menunjukkan risiko baru. Gunakan analisis statistik untuk mengungkap pola tidak dapat segera terlihat.
    5. Implementasikan perangkat lunak manajemen risiko yang dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko baru. Perangkat lunak ini dapat menggunakan algoritma untuk memprediksi kemungkinan risiko berdasarkan data historis dan tren saat ini. Seperti Teknologi Augmented Reality (AR) dapat digunakan  untuk mensimulasikan skenario kerja baru dan mengidentifikasi potensi risiko sebelum implementasi di lapangan.
    6. Tinjau dan perbarui proses identifikasi risiko secara berkala. Proses ini harus disesuaikan dengan perubahan dalam operasi perusahaan, pengenalan teknologi baru, atau perubahan peraturan.
    7. Lakukan pengujian skenario untuk mengidentifikasi risiko baru dalam situasi yang tidak biasa, seperti situasi darurat atau perubahan dalam rantai pasokan. Pengujian ini dapat mengungkap risiko yang mungkin terlewatkan dalam evaluasi rutin.
    8. Ciptakan forum internal bagi tenaga kerja untuk dapat berbagi pengalaman dan mengidentifikasi risiko baru. Forum ini dapat digunakan untuk membahas perubahan operasional atau masalah yang belum teridentifikasi sebelumnya. Serta kolaborasi dengan industri dengan menjalin kerjasama terhadap perusahaan lain atau asosiasi industri untuk berbagi informasi mengenai risiko baru yang teridentifikasi di sektor yang sama. Pembelajaran dari pengalaman perusahaan lain dapat membantu dalam mengenali dan mengatasi risiko serupa.
    9. Dorong tenaga kerja untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi risiko baru. Lakukan sesi brainstorming secara teratur untuk mengidentifikasi potensi risiko yang belum terungkap.
    10. Libatkan tenaga kerja dari berbagai tingkatan dalam proses penilaian risiko. Keterlibatan langsung dari mereka yang bekerja di lapangan dapat memberikan wawasan unik tentang potensi risiko.
    11. Implementasikan sistem pelaporan risiko yang mudah digunakan, di mana tenaga kerja melaporkan potensi risiko baru tanpa hambatan. Ini dapat berupa aplikasi seluler atau portal online yang mudah diakses. Serta pastikan ada mekanisme umpan balik yang efektif di mana laporan risiko baru diproses dengan cepat, dan tindakan yang diambil diinformasikan kembali kepada pelapor. Ini akan mendorong tenaga kerja untuk lebih aktif dalam melaporkan risiko.
    12. Secara rutin tinjau kembali prosedur K3 untuk memastikan bahwa prosedur tersebut mencakup metode yang efektif dalam identifikasi risiko baru.
    13. Pastikan manajemen puncak mendukung upaya untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko baru. Dukungan ini harus diwujudkan dalam bentuk alokasi sumber daya, pelatihan, dan kebijakan yang mendorong identifikasi risiko secara proaktif.
    14. Kebijakan K3 harus fleksibel dan adaptif terhadap perubahan di lingkungan kerja dan teknologi baru. Kebijakan ini harus mengutamakan identifikasi risiko baru sebagai bagian integral dari manajemen keselamatan.

    Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi risiko baru, sehingga memastikan bahwa tujuan dan sasaran K3 tercapai dengan baik. Identifikasi risiko yang proaktif dan efektif akan membantu mencegah kecelakaan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi semua karyawan

     

     

    Kreator : Refdi Madefri

    Bagikan ke

    Comment Closed: Ketidak Mampuan Dalam Mengidentifikasi Risiko Baru (Bagian 28)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021