LANGKAH DAN KEBIASAAN YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENDIDIK DAN MELATIH ABK
Ada beberapa langkah dan kebiasaan yang dapat diterapkan untuk membantu menangani gangguan pada anak autis adalah:
1. Mengidentifikasi dan menemukan gangguan atau hambatan perkembangan pada anak yang dilakukan oleh ahli psiatri atau para terapis anak berkebutuhan khusus:
a. Melakukan observasi atau pengamatan kepada kondisi fisik dan psikis anak yang mengalami gangguan autism. Untuk mempermudah observasi biasanya dilakukan dengan membuat pedoman observasi dari A sampai Z sehingga setelah selesai observasi dapat diambil kesimpulan apakah anak yang diobservasi memiliki gangguan autism? Sampai Tingkat apa gangguannya? Ringan? Sedang? Atau Beratkah?
Apakah anak memiliki cacat fisik? Apakah pandangan matanya bisa fokus? Apakah ada Gerakan berulang-ulang yang dilakukan oleh anak?
Kemudian bisa dilanjutkan kepada pengamatan kepada psikis anak, seperti emosi, perasaan, daya belajar, dan sebagainya.
b. Melakukan wawancara terhadap kedua orang tua atau keluarga lainnya.
Wawancara dilakukan terhadap kedua orang tua kandung anak berkebutuhan khusus/autisme untuk memperoleh informasi mendalam terkait anak tersebut, apa yang dilihat oleh mereka di rumah selama 24 jam, apa yang dialami mereka, apa yang mereka lakukan, apa pendapat mereka? Dan seterusnya.
2. Melatih kedisiplinan.
Anak berkebutuhan khusus sangat perlu dan penting untuk dilatih masalah disiplin. Seperti disiplin dalam hal makan yang teratur, pola tidur, cara duduk, cara makan, cara mandi, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang dilakukan secara rutin di rumah.
3. Membuat rutinitas yang bermanfaat dan teratur di rumah.
Anak berkebutuhan khusus sangat peka terhadap ketidakteraturan. Jika suatu saat anak mengalaminya maka bersiaplah para terapis dan orang tua untuk mengulang dari awal terhadap apa yang selama ini telah dijalani olehnya secara rutin dengan baik.
4. Selalu berkonsultasi kepada dokter psiakiatri dan terapis.
Para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tidak boleh menahan diri untuk tidak bertanya kepada dokter atau terapis. Karena jika itu dilakukan maka akan menimbulkan kebingungan atau kehilangan arah dalam menangani anak ketika berada di rumah. Sebenarnya orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus itu mereka lah yang akan menjadi “dokter” atau “terapis” anak mereka sendiri lebih sering melakukan terapis dibandingkan dokter atau terapis di rumah sakit. Jadi pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam menangani anak berkebutuhan khusus itu minimal sama dengan dokter psikiatri atau terapisnya.
5. Mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter.
Memberikan obat yang tepat kepada anak berkebutuhan khusus merupakan syarat utama bagi orang tua untuk memperoleh layanan dan informasi yang jelas dari dokter dan apoteker. Karena jika obat yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak dan gangguannya maka akan menjadi jalan keringanan bagi anak dan orang tua menuju kepada meningkatnya Kesehatan anak sekaligus orang tuanya.
6. Memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kondisinya.
Kebutuhan anak berkebutuhan khusus tidak sedikit bahkan bisa dua atau tiga kali lipat dari anak yang normal. Misalnya makanan. Karena aktivitas gerak mereka terbatas, maka anak berkebutuhan khusus energinya bisa dikatakan lari ke soal makanan. Makan dan minumnya banyak. Obat-obatan yang diminum secara rutin setiap hari dan mungkin juga seumur hidupnya itu juga mahal. Membayar dokter dan terapisnya apalagi.
7. Mengikuti komunitas autis.
Para orang tua yang memiliki anak autis dianjurkan untuk masuk ke dalam komunitas orang tua anak ABK. Karena komunitas ini bisa dijadikan sarana bertukar informasi, curhat, membagi cerita suka dan duka memiliki anak berkebutuhan khusus. Jadi orang tua tidak merasa sendirian menghadapi anak yang memerlukan sikap sabar dan Ikhlas yang tentu tidak ada batasnya itu menjadi tanggung jawab mereka.
Meski autisme tidak tergolong sebagai penyakit, merawat seseorang dengan autisme tetap bukan perkara yang mudah. Apabila membutuhkan bantuan profesional, jangan ragu untuk datang ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter psiatri anak.
Untuk anakku Fathurrahman Ali Ramadhan adalah anak yang mengalami gangguan dan hambatan komunikasi atau tunawicara (speech disorder), yaitu ada suara tapi tidak membentuk satu kata hanya bisa tertawa, kadang ada suara menangis, dan bisa menunjuk ke arah benda atau sesuatu yang diinginkan saja. Jika dilihat dari luar secara fisik, tidak ada kelainan namun saya belum tahu jika organ dalam seperti langit-langit, pita suara atau yang lainnya tidak normal.
Karena Fathurrahman tidak bisa bicara maka ada gangguan-gangguan yang mencirikan dia sebagai anak autis, seperti gangguan interaksi sosial, sedikit kontak mata, tidak bisa bermain dengan teman sebaya, tidak bisa mengenali bahaya di sekitarnya, tidak bisa memberi info jika mau buang air kecil atau besar, dan gangguan perilaku lainnya.
- Dipandang Sebelah Mata
- Dianggap Memiliki Dosa
- Mengurus Satu Anak Bagai Mengurus Sepuluh Anak Biasa
- Tidak Diterima Di Sekolah
- Tidak Diterima Teman Sebaya
- Tidak Bisa Membagi Waktu Dengan Normal
- Harus Bolak Balik Terapi
- Mencari Makanan dan Minuman Khusus
- Minum Obat Sepanjang Hidup
- Biaya Yang Mahal :Dokter ,Obat-Obatan, Transportasi, Makanan
- Tidak Bisa Istirahat : Kurang Tidur, Muncul Penyakit
- Pekerjaan Jadi Terpengaruh
Pekerjaan apapun yang disandang oleh orang tua anak yang memiliki kebutuhan khusus pasti tidak akan fokus seratus persen dengan pekerjaannya. Mengapa demikian? Karena banyak hal yang dilakukan oleh orang tua di rumah yang terkait dengan anak tersebut dan tidak jarang juga sampai terbawa ke tempat pekerjaan. Misalnya jika istri di rumah yang sehari-hari bisa mengurus keperluan dan kebutuhan si anak tiba-tiba sakit. Mau tidak mau suami yang ada di tempat pekerjaannya dihubungi sang istri untuk membantu pekerjaannya di rumah.
Pada saat situasi dan kondisi seperti ini, sang suami yang sedang bekerja pasti tidak fokus dengan pekerjaannya. Fikiran dan jiwanya terbagi-bagi, antara tugas pokoknya bekerja di kantor dan posisi istri di rumah yang membutuhkan pertolongan dan bantuannya.
13. Ibadah Tidak Khusyu’
14. Sepanjang Hidup Anak
A. SUKA CITA ORANG TUA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
- Menjaga Amanah Allah Swt.
- Balasannya adalah Surga
- Melatih dan Sekaligus Menerapkan Karakter Sabar dan Ikhlas
- Bertemu dengan Orang yang Senasib
- Ada Solusi
B. ASAH SIKAP POSITIF
Bagi orang tua anak berkebutuhan khusus harus memiliki sikap positif dalam mempersiapkan diri dalam mendidik dan melatih anak berkebutuhan khusus. Diantara sikap positif yang diperlukan, yaitu:
- Sikap Terbuka
- Selalu Ikhlas
- Selalu Sabar
- Selalu Pemaaf
- Selalu Optimis
- Selalu Berdo’a
- Selalu Berdzikir
- Selalu bertawakal
- Lakukan Untuk Mencapai Ridho Allah Swt
C. KIAT MENDIDIK DAN MELATIH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
- Kerja Sama Keluarga
- Pendidikan dan Pembiasaan Agama Di Rumah
- Pembiasaan Kehidupan Sehari-Hari
- Konsisten Menerapkan Aturan
- Disiplin Dalam Belajar dan Melatih
- Konsul dan Sharing Dengan Terapis
- Konsul dan Sharing Dengan Dokter
D. DAFTAR PUSTAKA
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/autisme
Kreator : Drs. Jarkasih
Comment Closed: Kiat Mendidik dan Melatih Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Sorry, comment are closed for this post.