KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Kumpulan Cerita Unik Part 3

    Kumpulan Cerita Unik Part 3

    BY 25 Agu 2024 Dilihat: 144 kali
    Kumpulan Cerita Unik_alineaku

    VI. SERBA BISA SERBA RELA

    Pak Guru, begitulah panggilan untuk bapak tani yang setiap hari bangun tidur tidak didahului oleh kokok ayam jantan ini. Seolah sudah memiliki alarm pasti yang sudah terpatri dalam diri. Setiap hari bangun lebih pagi dari orang-orang di sekitarnya. Menghidupkan mushola kecil di samping rumah mungilnya adalah kegiatan awal dalam memulai rangkaian aktivitas rutinnya. 

    Menyalakan murottal menjelang waktu subuh takpernah terlewatkan. Suasana desa terasa hidup dengan terdengungnya lantunan ayat suci yang menyelubungi  alam raya di kala masih remang-remang cahaya rembulan yang segera tergantikan oleh mentari pagi. Masyarakatpun menjadi antusias menyambut pagi cerah dengan hati gembira menuju mushola di mana Pak Guru sudah duduk di sana dengan khidmat sambil menunggu saat adzan tiba. 

    Rangkaian ibadah subuh dilanjutakan tilawah  telah selesai. Suasana pagi pun semakin cerah diiringi nyanyian burung sahut-sahutan seolah berlomba dengan kokok ayam jantan. Pak Guru bergegas pergi sawah. Mengairi tanaman dan menyiangi padi yang mulai menghijau. Tak lama kemudian lewatlah di jalan dekat sawah Pak Guru ini beberapa rombongan anak-anak berjalan kaki berangkat sekolah dengan seragam merah putih dan buku di tangannya. Menandakan waktu bahwa Pak Guru musti segera meninggalkan sawah dan berganti profesi menjadi guru di sekolahnya. Tak kalah tangkas dengan murid-muridnya. Pak Guru pun secepat kilat  berjalan dengan ajian langkah seribu mengejar mereka menuju sekolah

    Sebagaimana biasanya Pak Guru mengajar murid-muridnya sampai waktu dhuhur tiba. Mushola kecil di sekolah tempat Pak Guru menggalakkan sholat berjamaah bersama murid dan guru lainnya. Begitulah kegiatan rutin kesehariannya. Yang kemudian pulang dan istirahat secukupnya. Tiada waktu sia-sia bagi Pak Guru. Sebelum waktu asyar tiba, Pak Guru sudah siap di mushola samping rumahnya. Di sana sudah berkumpul beberapa anak menunggunya untuk belajar hafalan juz ‘amma. 

    Usai sholat  asyarpun jadwal sudah tertera. Pak Guru mengajar baca tulis Al Qur’an dan mengajar seni rebana. Bersama teman-teman dan murid-muridnya menghidupkan masyarakat mendidik anak-anak generasi penerus bangsa. 

    Di sela-sela kesibukannya Pak Guru masih menyempatkan diri mencari rumput untuk kambing peliharaannya. Bukan hanya tanaman dan anak manusia yang membutuhkan perhatiannya, ternyata binatangpun disayanginya. Meski demikian saatnya adzan maghrib tiba takpernah terlewatkan karena banyaknya kesibukan yang menyita perhatian. 

    Di kala senja telah tiba, matahari perlahan masuk ke peraduannya, Pak Guru segera menghentikan aktivitas duniawinya dan bergegas menyalakan murottal di musholanya. Suasana sore makin bermakna dan merayu setiap insan tuk segera menuju mushola guna bersyujud menghadapkan wajah kepada-Nya. Hening dan khusuk tampak di kala Pak Guru menjadi pemimpin sholat sebagai imamnya.

    Seolah lapar tak terasa, karena anak-anak kecil di mushola sudah mengantri untuk disimak mengaji sampai waktu sholat isyak tiba. Pak guru pun menghabiskan waktunya di mushola sampai larut malam karena banyaknya anak-anak dan warga sekitanya yang membutuhkan bimbingan, perhatian dan pengarahan serta petuah-petuahnya. 

    Begitulah aktivitas rutin Pak Guru sehari-hari. Dilewatinya dengan tenang dan gembira, serba bisa dan senantiasa rela berkorban untuk sesama. Pancaraan tawadhu dan qonaah menyelimutinya. Beliau menghiasi kehidupannnya dengan kegiatan positif, mengabdikan diri untuk bangsa dan negara. Bermanfaat dan menjadi panutan di lingkungan masyarakatnya. Pak Guru bangga dan rela walaupun hidup sederhana. Begitu pula keluarganya Pak Guru mendukung dan mensupport sepenuhnya akan pengabdiannya. Jika tidak bisa bertindak yang lebih besar minimal sudah mengawali dari diri sendiri dan lingkungannya, dan yang tak kalah sakralnya Pak Guru telah melaksanakan petuah dan cita-cita ibundanya.  Yaitu “Leee….Dadio wong sing nrimo ing pandum, rumongso cukup karo pawehe Gusti kang murbeng dumadi. Dadio abdi bongso lan negoro, isoo mikul dhuwur mendhem jero. Suko-suko parisuko ayem tentrem ndonyo lan akhirat siro”

    *************************************************

     

    Penulis bernama Endah Suryani, S.Pd AUD biasa dipanggil “Bu Endah”. Endah lahir di Ponorogo 10 September 1979. Bapaknya bernama Djemani dan ibunya bernama Katiyem. Istri dari Mayor Czi Jarianto ini, saat ini juga aktif dalam kepengurusan Persit Kartika Chandra Kirana Ranting 3 Zi Cabang IV PD V /Brawijaya sebagai Ketua Seksi Penred. Dalam dunia maya Endah bergabung dengan komunitas odoj dan diberi amanah sebagai admin G 0838 Fasil 22. Pendidikan terakhirnya diselesaikan di Universitas  Muhammadiyah Surabaya tahun 2013-2017 mengambil jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Saat ini Endah mengajar di KB-TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 45 Bambe-Driyorejo-Gresik-Jawa Timur.

     

    VII. SEPERCIK ASA ANAK DESA

    Tahun 1985-1986 adalah pertama kali saya memasuki sekolah dasar, di mana pada tahun sebelumnya saya masih ketakutatan saat akan didaftarkan sekolah SD. Ternyata sekolah adalah kegiatan dan pekerjaan yang sangat mengasyikkan serta menggembirakan. Di sini  saya banyak memiliki teman dan pengalaman serta melihat orang-orang yang menginspirasi dalam kehidupan saya.

    Walaupun jauhnya jarak antara sekolah dan rumah berkilo-kilo meter setiap hari saya tempuh dengan penuh semangat dan senang hati. Surga dibalik awan tempat tinggal saya tidak mengurangi niat dan kedisiplinan saya masuk sekolah setiaphari. Walaupun dengan jalan kaki melewati 3 sungai, menaiki bukit menuruni lembah untuk sampai di sekolah.

    Tak terasa 6 tahun sudah saya lalui bersekolah di SDN Cepoko 1, Ngrayun-Ponorogo-Jawa Timur. Desa saya ini terletak di daerah pegunungan bagian selatan wilayah Ponorogo. Yang mana jika memasuki desa saya bagaikan masuk ke dalam kulkas.

     Setelah 6 tahun sudah Sekolah Dasar saya tempuh, Alhamdulillah lulus dan  pada tahun 1992-1993 melanjutkan sekolah di SMPN 1 Ngrayun-Ponorogo yang jaraknya sekitar 18 km dari rumah saya. Sehingga saya musti ndherek ikut orang yang rumahnya dekat dengan sekolahan.  Alhamdulillah 3 tahun sudah terlewati. 

    Kemudian tahun 1996-1997 saya melanjutkan sekolah di SMAN 1 Sambit-Ponorogo-Jawa Timur. Yang lokasinya sudah  di perkotaan  tidak di pedesaan lagi. Sehingga saat itu saya ndherek/ikut Pak Puh saya yang rumahnya lumayan dekat dengan sekolah walaupun harus naik bis setiap hari pulang-pergi.

     “Bis Jaya” jurusan Ponorogo-Trenggalek adalah satu-satunya armada favorit yang bisa mengantarkan saya menempuh pendidikan selama 3 tahun di SMA . dengan hanya membayar uang cepek ( kricik/koin seratus rupiah) khusus untuk para pelajar kala itu. Yang mana pada waktu itu untuk penumpang umum tarifnya lima ratus  rupiah. Seolah masih terngiang suara “Pak Marjuni” salah seorang kondektur PO Jaya yang kala menarik tarif kepada anak sekolah sambil bilang “cepek cepek cepek, cepek cepek cepek, cepek cepek cepek”. 

     Tak kan terlupa jasa armada PO Jaya yang mengantarkan kesuksesan saya selama SMA sehingga bisa lulus dan bisa melanjutkan studi saya di Universitas Muhammadiyah Surabaya.

    Alhamdulillah perjalanan hidup yang saya tempuh selama itu banyak dipertemukan dengan para tokoh yang menginspirasi kehidupan saya. Keinginan saya untuk menjadi seorang guru muncul semenjak usia saya sekolah dasar. Terinspirasi dari Bapak Imam Sunardi (guru Agama), Bapak Suyatno (guru kelas 1 dan 2) ,dan Bapak Basoeki (kepala sekolah) serta bapak ibu guru yang lain.

    Kemudian di SMP dipertemukan dengan para tokoh yang menginspirasi hidup saya di antaranya adalah Bapak Hadi (guru Agama) dan Bapak Bambang (guru Pramuka) yang senantiasa ceria, sehingga jiwa karsa saya muncul melalui event event pramuka.

    Ndilalah kersaningAllah saya diijinkan oleh kedua orang tua saya (Bapak Djemani dan Ibu Katiyem) untuk ndherek  Pak Puh di desa Pangkal –Sawoo- Ponorogo untuk memempuh jenjang pendidikan SMA.

    Bapak Boediono dan Ibu Suyatin yang lebih akrab saya panggil Pak Puh Budhe, beliau berdua adalah guru senior yang kemudian menjadi kepala sekolah keduanya di Sekolah Dasar. Dengan demikian cita-cita saya untuk menjadi guru lebih kuat tertanam dari dalam hati.

    Ndilalah kersaningalah lagi begitu lulus dari SMA tahun 1999 saya langsung diminta oleh tokoh masyarakat untuk menjadi guru pendamping disebuah TK yang baru didirikan yaitu TA Bhakti Al-Jihad Pangkal-Sawoo-Ponorogo. Yang berdiri tahun 1999-2000. Di sini saya dipertemukan dengan Mbak Nur Jannah (Turi). Beliau adalah guru utama dan saya sebagai guru pendamping. Saya banyak belajar ilmu ajar-mengajar anak kecil dari beliau.

    Kemudian tahun 2002-2005 saya tinggal di Bali dan disana dipertemukan lagi dengan anak-anak negri yang memberi kesempatan kepada saya untuk belajar dan bermain bersama mereka dalam sebuah komunitas pendidikan kecil yaitu taman pendidikan Al-Qur’an yang kami beri nama “TPA Jundullah”.Yang berlokasi di Asrama Bitera-Denzipur/9-Gianyar-Bali 

    Di sini saya  dipertemukan dengan ibu Dewi Leo yang membimbing dan menginspirasi saya. Tak terasa jiwa pendidik semakin tertanam kuat dihati saya. Dengan bondo nekat dan rasa percaya diri, saya apresiasikan secara total dalam dunia pendidikan anak.

    Selanjutnya tahun 2013 saya bergabung di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 45 Bambe. Yang berlokasi di Perumahan Bukit Bambe blok DF 05-06 RT25 RW 06 Bambe-Driyorejo-Gresik-Jawa Timur yang dekat dengan tempat tinggal saya sampai sekarang.

    Saat ini saya mengajar di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 45 Bambe, yang memiliki motto:  “ Cerdas, Ceria, Bertaqwa, Berbudaya, Tinggi Budi, Rendah Hati, yes yes yes.” Senang sekali saya dipertemukan dengan para Cikgu pendekar ABA  45 yang tangguh, keren, hebat, penyayang, penuh semangat/ full power dan total abizzz keseluruhannya.

    Waktu terus berjalan, sedikit  banyak pengalaman yang telah saya lalui selama ini semakin membuka mata saya untuk memahami bahwa menjadi guru itu tidak mudah. Bagi saya pada hakikatnya menjadi guru adalah “belajar” ,bukan sekedar “mengajar”. 

    Karena belajar tidak mengenal usia. Dalam berkecimpung di dunia anak, saya terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri terus menerus memperbaiki akhlak dan budi pekerti diri sendiri agar menjadi orang yang bermanfaat dengan benar.

    Salam hormat saya untuk semua  Bapak atau Ibu Guru atau Dosen saya. Di manapun Bapak Ibu berada, semoga jasa-jasa Bapak dan Ibu semua dibalas oleh Allah Subhahu wa ta’ala.

    Demikianlah sedikit perjalanan hidup saya untuk memilih menjadi seorang guru. Semoga bermanfaat untuk diri saya sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanyalah milik Allah. Semoga saya bisa menulis dengan lebih baik lagi pada edisi berikutnya.

     

     

    Kreator : Endah suryani

    Bagikan ke

    Comment Closed: Kumpulan Cerita Unik Part 3

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021