“Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berbedoa kepadaMu, ya Tuhanku.” (Q.S. Maryam : 4).
Seberapa banyak doa yang telah terpanjatkan?
Seberapa banyak buliran air mata menetes menemani rapalan doa doa?
Seberapa lama langkah ikhtiar yang telah diupayakan?
Pernahkah terhinggap rasa kecewa atas doa doa yang bertabur di kaki langit?
Lalu dengan apa dirimu melerai rasa kecewa itu?
Sejenak, bolehlah merenungi surat Maryam ayat keempat di atas. Betapa sedikit yang kita tahu perjalanan tersulit apa yang telah dihadapi manusia manusia pilihan Allah.
Ini tentang sebuah waktu, doa yang dirapalkan sepanjang hari adalah tentang waktu yang tepat, kapan doa doa itu menjadi jawaban terbaik atas perjalanan panjang sebuah ikhtiar.
Karena pada akhirnya, semua akan bermuara kembali kepada Allah. Dengan sepenuh hati meyakini bahwa yang datang dari-Nya adalah yang terbaik.
Karena pada akhirnya pula, semua akan memahami segala kesedihan dan kebahagiaan akan bermuara kembali kepada-Nya pula. Sejatinya, kebahagiaan dan kesedihan adalah titipan Allah, yang harus disyukuri kehadirannya.
Allah Maha Tahu tangis itu, Allah Maha Mengerti setiap pedih dan perih yang tersimpan dan dipendam dalam. Allah sangat tahu itu semua. Tidak ada yang luput dari pengawasan Allah.
Sadarilah, ini semua perihal waktu. Allah tidak pernah zalim kepada siapapun. Atas rasa kecewa yang hinggap di hatimu, tunggulah. Tunggulah dengan rasa kesabaran yang terbaik. Minta lah Allah, untuk membimbing hatimu.
Kreator : Diyah Laili
Comment Closed: Melerai Kecewa
Sorry, comment are closed for this post.