KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Menanamkan Nilai kepedulian Sosial Sejak Dini

    Menanamkan Nilai kepedulian Sosial Sejak Dini

    BY 07 Jun 2024 Dilihat: 187 kali
    Menanamkan Nilai kepedulian Sosial Sejak Dini_alineaku

    Seiring berjalannya waktu dan zaman semakin menuju kearah kemajuan teknologi banyak hal-hal yang berubah dalam tatanan kehidupan sosial, hal ini tampak dari perubahan perilaku manusia terhadap lingkungan sosial secara tidak langsung, terkadang gaya hidup hedonisme sebagai acuan keberhasilan atau hal yang dianggap kewajiban atau ukuran suatu tujuan hidup, hedonisme dikalangan generasi muda, remaja, pelajar serta mahasiswa banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, meniru gaya hidup orang terkenal, apakah hal yang seperti ini terus tertanam oleh generasi muda? siapa yang bertanggung jawab dalam mendidik dan mengubah mindset tersebut? Apakah para orang tua? Guru? Dan stakeholder lainnya.

    Generasi muda merupakan penerus bangsa, banyak harapan dan cita-cita sebagai regenerasi para pemimpin dan pengelola bangsa ini, agar suatu saat kelak harapan dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai, peran pendidikan sangatlah urgen mulai dari  taman kanak-kanak sudah diajarkan hal-hal yang positif oleh pendidik. Sampai tingkat pendidikan tertinggi lainnya Namun, tidak dipungkiri butuh evaluasi dan perbaikan sistem pendidikan yang diharapkan menjadikan para anak didik nantinya punya sikap kepedulian, berkarakter dan peduli terhadap hal-hal lingkungan sosial maupun menanamkan rasa empati dan tanggung jawab di kehidupan kelak.

    Kepedulian adalah memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain, mau mendengar orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, menyayangi manusia dan makhluk lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan (Samani, 2013:51).

    Kepedulian sosial suatu hal ketertarikan ingin membantu orang lain, nilai kepedulian sosial sangat penting untuk dimiliki seperti nilai kejujuran, kasih sayang, low profile,ramah tamah dalam berinteraksi sosial. semua hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekitarnya, lingkungan sosial terdekat seperti keluarga, Faktor keluarga berperan dalam pembentukkan karakter dan penanaman nilai kepedulian sosial karena dari keluarga lah anak mencontoh dan mengambil teladan dari orang tuanya dalam kehidupan berkeluarga, hal tersebut bisa di dengar di lihat dan diamati oleh anak berinteraksi  dalam kehidupan sehari-hari. 

    Faktor teman, faktor teman juga mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang atau anak, dalam berteman dan saling berinteraksi banyak hal-hal yang menjadi panutan dan imitasi anak sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. 

    Hardati (2015:56) menyatakan bahwa ada beberapa indikator bagi seseorang yang memiliki karakter kepedulian sebagai berikut.(1) peka terhadap kesulitan orang lain, (2) peka terhadap kerusakan lingkungan fisik, (3) peka terhadap berbagai perilaku menyimpang, (4) peka terhadap kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang dinamis, (5) peka terhadap perubahan pola pola kehidupan sosial. Karakter peduli lingkungan dan sosial sangat perlu dibangun pada diri setiap anak didik.

    Orang tua merupakan pendidik utama di keluarga, mereka memiliki peran yang paling utama dalam membentuk sikap kepedulian di lingkungan keluarga, banyak hal bisa ditanamkan nilai –nilai kepedulian sosial seperti berpartisipasi dalam kegiatan sosial, hal tersebut bisa memupuk anak dengan memberikan contoh dan mengajaknya untuk melakukan hal-hal positif, sebagai contoh mengajak anak mengunjungi teman atau keluarga yang sakit, mengajak anak mengunjungi panti asuhan, mengajak anak untuk peduli lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Dan bisa juga mengajak anak saling berbagi makanan kepada temannya saat di sekolah maupun saat bermain bersama. Keanekaragaman budaya, suku dan agama juga perlu di kenalkan kepada anak sejak dini agar mereka memahami dan mengerti  keberagaman tersebut dengan tidak diskriminasi dan bersikap SARA sehingga anak tidak memandang perbedaan suatu hal yang asing, sehingga tumbuh dengan karakter peduli antar sesama dan tanpa membedakan satu dengan lainnya.

     kondisi saat ini  dalam menanamkan nilai kepedulian sosial sejak dini banyak tantangan bagi orang tua sebagai contoh  kemajuan teknologi sangat mempengaruhi mindset anak, banyaknya tontonan sehingga menjadi tuntunan. Sebagai contoh saat ini dunia sangat dekat terhubung dengan jaringan internet tidak dapat dihindari lagi dunia maya yang sangat transparan untuk mendapatkan informasi dan sebagai sarana hiburan yang membuat manusia lupa waktu karena tanpa di sadari mereka juga lupa dan menghiraukan lingkungan masyarakat sehingga rasa kepedulian itu luntur oleh sikap individualisme dari kebiasaan tersebut.

    Anak yang bermain game terlalu lama juga Sebagai contoh yang lain sarana hiburan yang bisa melupakan rasa kepedulian, di sini peran orang tua yang  mengedukasi anak serta pemahaman kepada anak agar sesuatu yang mereka lakukan perlu di jelaskan dampak positif dan negatif sehingga anak kelak tumbuh menjadi karakter yang peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya.

    Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil yang dialami oleh seorang manusia. Lingkungan inilah yang pertama kali mengajarkan manusia bagaimana berinteraksi. Keluarga merupakan lingkungan, sarana pendidikan nonformal yang paling dekat dengan anak. Anak
    belajar memahami lingkungan sosial yang ada dalam keluarganya (Wibowo, 2012:105).


        Peranan keluarga, terutama didikan orang tua terhadap anaknya akan sangat berpengaruh pada anaknya. Karena biasanya anak-anak itu akan meniru setiap tingkah laku orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh teladan bagi anak anaknya, agar kelak menjadi anak yang baik. Hal penting yang harus diajarkan kepada orang lain. Misalnya perasaan simpati anak kepada orang dewasa (orangtua) akan muncul ketika anak merasakan simpati karena telah diurus dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Dari perasaan simpati itu, tumbuhlah rasa cinta dan kasih sayang anak kepada orangtua dan anggota keluarga yang lain, sehingga akan timbul kepedulian sosial.

    Jika kita memperhatikan banyak program acara yang ditayangkan di televisi perlu adanya pengawasan dari orang tua, kita harus pandai memilih dan memilah program yang ditayangkan di televisi sehingga informasi yang didapatkan dari tontonan tersebut perlu di filter terlebih dahulu, hal tersebut mampu mempengaruhi penontonnya. Oleh karena itu faktor yang mempengaruhi kurangnya nilai kepedulian yang dijelaskan di atas dibutuhkan kerjasama dan kepedulian bersama  baik dari  lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan , lingkungan sekitar dalam menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial tersebut, sehingga nantinya sifat kepedulian dapat berdampak positif bagi kemajuan bangsa dan negeri ini.

     

    Kreator : Dian kurniawan

    Bagikan ke

    Comment Closed: Menanamkan Nilai kepedulian Sosial Sejak Dini

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021