KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mengampuni Tanpa Menghakimi

    Mengampuni Tanpa Menghakimi

    BY 30 Okt 2024 Dilihat: 62 kali
    Mengampuni Tanpa Menghakimi_alineaku

    Suatu hari yang cerah di sebuah sekolah Katolik yang berada di pusat kota, Carolina, salah satu siswi kelas 9, nampak murung di sudut lapangan. Tampaknya  hari itu dia tidak seceria seperti biasanya. Sebuah insiden kemarin masih menghantuinya—saat salah satu teman sekelasnya, Andika, mengatakan kata-kata pedas tentang penampilannya di depan banyak orang. Carolina merasa tersinggung dan malu. Namun, dalam hatinya ada konflik: ia ingin marah, tetapi di sisi lain, ajaran tentang kasih dan pengampunan yang diajarkan di sekolah selalu terngiang di kepalanya.

    Di pelajaran agama hari itu, Carolina mendengar bacaan dari Injil Lukas 6:27-38, yang mengajarkan untuk mengasihi musuh, memberkati mereka yang mengutuk, dan mendoakan mereka yang menyakiti. Guru agama menyampaikan bahwa memaafkan adalah bentuk kasih yang tertinggi, dan bahwa kita tidak boleh menghakimi orang lain, karena hanya Tuhan yang pantas menjadi hakim. Saat mendengarkan bacaan ini, hati Carolina mulai tersentuh. Ia mulai menyadari bahwa memaafkan Andika mungkin adalah jalan terbaik, meskipun sulit.

    Setelah pelajaran berakhir, Carolina memberanikan diri untuk mendekati Andika. “Aku memaafkan kamu,” kata Carolina dengan lembut, meskipun hatinya masih sedikit bergetar. Andika terlihat terkejut, tapi ia pun meminta maaf secara tulus. Dari pembicaraan itu, Carolina merasakan beban berat di hatinya perlahan hilang. Ia menyadari, dengan memaafkan, bukan hanya Andika yang dibebaskan, tetapi dirinya sendiri juga terbebas dari perasaan benci.

    Kisah Carolina ini menggambarkan kekuatan pengampunan. Seperti yang sering dikatakan Merry Riana, seorang motivator terkenal, “Saat kita memberikan pengampunan, kita sedang membebaskan diri kita dari penjara kebencian.” Hidup akan jauh lebih ringan ketika kita memilih untuk memaafkan daripada menyimpan dendam. Setiap orang memiliki kelemahan masing-masing, dan dengan memilih tidak menghakimi, kita memberikan kesempatan bagi kasih Tuhan bekerja di hidup kita.

    Melalui kisah Carolina, mari kita belajar untuk memaafkan, bahkan saat hati kita terluka. Seperti ajaran Yesus dalam Injil Lukas, mari kita menjadi individu yang penuh kasih, rendah hati, dan tidak menghakimi. Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam kasih, dan dengan demikian, kita dapat membawa damai di mana pun kita berada.

    “Saat kita memberikan pengampunan, kita sedang membebaskan diri kita dari penjara kebencian.”

    –  Merry Riana –

    Refleksi

    Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.

    1. Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
    2. Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
    3. Hari ini saya sangat bersyukur karena…

     

     

    Kreator : Silvianus

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mengampuni Tanpa Menghakimi

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021