KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Menyoal Ujian, Menilai Kadar keimanan

    Menyoal Ujian, Menilai Kadar keimanan

    BY 03 Agu 2024 Dilihat: 168 kali
    Menyoal Ujian, Menilai Kadar keimanan_alineaku

    Hidup ini tidak pernah terlepas dari cobaan dan ujian, bahkan sudah menjadi sunnatullah dalam kehidupan manusia. Marilah kita renungkan firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 2-3, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang yang benar-benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta”. 

    Ketika ujian tengah melanda, seringkali umat manusia berfikir bahwa ujian yang menimpanya amatlah berat, bahkan tidak jarang yang berputus asa dalam menghadapi ujian tersebut, stress terlebih dulu hingga tidak menggunakan hati dan pikirannya. Memang, pada dasarnya manusia bersifat berkeluh kesah apabila ditimpa dengan kesusahan. Namun jika kita mengerti dan mencoba menyelami bahwa hakikat ujian yang sebenarnya merupakan sarana Allah menaikkan kadar kualitas keimanan manusia, niscaya ujian itu menjadi suatu ladang pahala bagi umat manusia. Ujian yang diberikan Allah berbeda-beda caranya begitu pula bentuknya, pada kesempatan ini penulis ingin mengajak merenung sejenak bagaimana ujian para pendahulu kita.   

    Ujian terbingkai Perintah 

    Penulis teringat dengan syair lagu grup nasyid Raihan: “Belajar dari Ibrahim, belajar taqwa kepada Allah. Belajar dari Ibrahim, belajar untuk mencintai Allah”. Kisah yang tidak lagi asing bagi kita mengenai penyembelihan Ismail oleh ayahnya yaitu Nabi Ibrahim, ini merupakan ujian dalam bentuk perintah yang harus dilaksanakan. Tidak dapat dibayangkan oleh kita, bagaimana seorang Ibrahim harus meneguhkan hatinya untuk menjalankan perintah Allah ini, sehingga kisahnya Allah abadikan dalam surat Ash-Shaffat ayat 102. 

    Disinilah kita mampu melihat bagaimana kesabaran Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah, perintah yang terbingkai dalam sebuah ujian bagi seorang ayah yang menginginkan anak selama penantiannya. Ismail, putra yang dinanti-nantinya oleh Allah diperintahkan untuk disembelih, secara akal sehat memang sulit diterima, tapi Allah senantiasa memberi hikmah dan ibroh dibalik kisah ini.

    Cinta menjadi dasar kita dalam melakukan segala hal, ketika di medan dakwah, kita harus merelakan sesuatu yang kita cintai untuk menggapai kecintaan yang lebih sejati, yaitu Allah. Mencintai Allah berarti siap mengambil resiko apapun, dan siap dengan segala konsekuensi dariNya pula. 

    Ujian melalui tangan orang-orang yang membenci

    Apa yang dialami oleh Rasulullah dan para sahabatnya, terutama ketika masih berada di Makkah, bahwa itu menjadi pelajaran yang cukup berharga, betapa keimanan diuji dengan cobaan yang amat berat. Bagaimana keluarga Yasir dan Sumayyah menghadapi cobaan yang bertubi-tubi untuk mempertahankan keimanannya. Seorang Bilal bin Rabbah yang meneguhkan keimanannya kepada Allah, tidak dihentikan siksaannya oleh majikannya sehingga ia berhenti menyebut Ahad.. Ahad.. Ahad

    Diantara hal yang menimpa Rasulullah ialah ketika di akhir tahun ketujuh kenabiannya, bahwa orang-orang Quraisy bersepakat untuk mengembargo secara ekonomi umat yang mengikuti Rasulullah, beserta memutuskan segala apapun dengan Bani Abdul Mutholib dan Bani Hasyim yang melindungi Rasulullah. Kaum muslimin dan orang-orang yang membelanya terboikot selama tiga tahun, dilanda kelaparan dan penderitaan yang hebat. Namun kaum muslimin tetap setia membela Rasulullah SAW.

    Ujian dalam bentuk Larangan yang harus ditinggalkan

    Ujian yang dialami oleh Nabi Yusuf as, ketika datang kepadanya seorang wanita cantik istri dari pembesar di Mesir. Nabi Yusuf as membuktikan akan keteguhan keimanannya kepada Allah dengan tidak memenuhi ajakan Zulaikha. Sikap Nabi Yusuf as meninggalkan ajakan Zulaikha selayaknya diteladani oleh pemuda untuk selalu mawas diri agar tidak terjerumus pada jurang kemaksiatan, dan meninggalkan segala larangan Allah. 

    Akhirnya, sudah terujikah keimanan kita?, bahwa itu merupakan bukti daripada kesungguhan kecintaan maupun ketaatan kita kepadaNya. 

    Wallahu A’lam

     

    Kreator : Diyah Laili

    Bagikan ke

    Comment Closed: Menyoal Ujian, Menilai Kadar keimanan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021