KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Pemahaman dalam Pendakian ke Gunung

    Pemahaman dalam Pendakian ke Gunung

    BY 16 Agu 2024 Dilihat: 54 kali
    Pendakian melepas kegalauan hati di Rinjani_alineaku

    Bulan dan matahari terbit dari arah timur dan terbenam ke arah barat karena rotasi Bumi. Gravitasi Bumi sendiri bekerja menuju pusat Bumi, sehingga tidak memiliki arah timur atau barat.

     

    Kita semua pernah belajar bahwa setiap benda memiliki unsur-unsur terkecil yaitu atom. Atom terdiri dari inti atom (proton dan neutron) dan elektron-elektron yang mengelilinginya. Diketahui arah putarnya ternyata berlawanan dengan arah putar jarum jam. Merupakan dua dimensi dari kanan ke kiri. Di dalam Islam pemandangan pemikiran ini mengingatkan mengingatkan muslim yang mempertanyakan arah putaran tawaf dan arah bacaan Kitab Suci.

     

    Ilmu-ilmu fisika dan semesta menemukan sebuah teori pergerakan benda-benda angkasa seperti bulan, bumi, matahari, planet-planet, komet, hingga galaxy. Diketahui dari hal itu, gerak semu matahari adalah dari timur ke barat. Secara arah mata angin biasanya Timur berada disebelah kanan, Barat di sebelah kiri, Utara di atas dan Selatan di bawah. Jadi, gerakan semu matahari adalah dari kanan ke kiri. Seperti kita ketahui itulah arah gravitasi.

    Bulan adalah satelit bumi. Ternyata bulan berputar berlawanan dengan arah putar jarum jam. Karena demikianlah gerak matahari dan bulan, maka gerakan bumi dan planet-planet mengelilingi matahari, berlawanan dengan arah putar jarum jam. Matahari pun tidak diam, ia berputar mengelilingi pusat galaxy dengan arah yang berlawanan dengan jarum jam. Meski orbitnya sangat lonjong, komet pun memiliki arah putar mengelilingi matahari berlawanan dengan jarum jam. Yang terakhir adalah galaxi-galaxi yang bertebaran di jagat raya, ternyata masing-masing juga berputar pada porosnya dengan arah yang berlawanan dengan jarum jam. Sungguh menakjubkan.Maha Besar Allah.

    Allah Tuhan sekalian alam merencanakan segala sesuatunya secara detail dengan perhitungan, tidak secara acak. Jadi, fenomena-fenomena yang diilustrasikan di dalam teori manusia, jelas bukan sebuah kebetulan. Tuhan pemilik eksistensi sejati di seluruh jagat adalah pemilik semua sistem di alam semesta ini. Dia pengendali semua hal. Mulai dari yang super mikro hingga yang maha makro.

    Berkaitan dengan hal di atas, maka manusia dapat memiliki pemahaman tentang mengapa arah bacaan Kitab Suci (Al-Quran) adalah dari kanan ke kiri, juga arah tawaf yang mengelilingi ka’bah harus berlawanan dengan arah putar jarum jam. Tentunya untuk menyelaraskan pergerakan (sebagai bentuk ibadah) dengan komponen-komponen/ anggota-anggota sistem di alam semesta ini, yang tunduk dan patuh atas perintah Sang Penguasa Jagat Raya, Tuhan Tunggal.

    Hubungan antara keyakinan bahwa Allah Tuhan sekalian alam merencanakan segala sesuatu dengan perhitungan yang detail, dan pendakian seseorang ke gunung-gunung tinggi, bisa dilihat melalui beberapa perspektif filosofis dan spiritual:

    1. Keteraturan dan Kesempurnaan Alam Semesta: – Keyakinan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dengan perhitungan yang detail menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi secara kebetulan. Fenomena alam seperti pegunungan, cuaca, dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah bagian dari rencana yang lebih besar dan penuh makna. Bagi pendaki, gunung-gunung bukan sekadar tumpukan batu atau tantangan fisik, tetapi manifestasi dari kebesaran dan keteraturan Tuhan.
    2. Pendakian sebagai Refleksi Spiritual: – Pendakian ke gunung-gunung tinggi bisa dilihat sebagai perjalanan batin, di mana seseorang mendekati Sang Pencipta melalui pemahaman tentang kebesaran alam yang diciptakan-Nya. Setiap langkah yang diambil di medan yang sulit bisa menjadi pengingat akan keteraturan, keagungan, dan kebijaksanaan Tuhan dalam merencanakan setiap aspek kehidupan.
    3. Pengendalian dan Penguasaan Tuhan: – Sebagaimana Tuhan mengendalikan alam semesta dari yang mikro hingga makro, pendakian ke gunung-gunung juga bisa dilihat sebagai simbol dari perjalanan manusia yang mengakui dan menyadari pengendalian Tuhan dalam kehidupan mereka. Kesulitan, keindahan, dan tantangan yang ditemui di gunung adalah bagian dari pengalaman spiritual yang memperkuat keyakinan bahwa tidak ada satu pun kejadian dalam hidup ini yang terlepas dari pengawasan dan rencana Tuhan.
    4. Kebesaran Tuhan dalam Skala Mikro dan Makro: – Fenomena alam seperti pegunungan mengingatkan pendaki akan kebesaran Tuhan yang mengatur segala sesuatu, baik yang sangat kecil (mikro) maupun yang sangat besar (makro). Setiap detail, mulai dari struktur batuan hingga perubahan cuaca di ketinggian, menunjukkan keteraturan dan ketelitian penciptaan Tuhan. Dalam konteks ini, pendakian menjadi momen introspeksi, di mana seseorang bisa merenungkan keberadaan dirinya di tengah kebesaran alam dan memahami posisi manusia dalam rencana besar Tuhan.

    Dengan demikian, pendakian ke gunung-gunung tinggi bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta melalui kontemplasi atas keteraturan dan kebesaran alam semesta. Pendakian tersebut bisa memperkuat keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada, termasuk setiap langkah di gunung, adalah bagian dari rencana yang detail dan penuh perhitungan oleh Tuhan.

    Pendekatan filosofis Islam terhadap pendakian gunung sebagai perjalanan spiritual dapat dilihat melalui beberapa konsep kunci dalam Islam yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan diri sendiri.

    1. Tauhid (Ke-Esa-an Allah): – Dalam Islam, tauhid merupakan konsep sentral yang menekankan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta dan penguasa alam semesta. Ketika seseorang mendaki gunung, ia diingatkan akan keagungan Allah yang menciptakan pegunungan, langit, dan seluruh alam semesta. Pendakian menjadi pengalaman yang mendalam di mana seorang pendaki merasakan kehadiran Tuhan di setiap elemen alam yang ditemuinya, menguatkan keyakinannya akan Tauhid.
    2. Tafakur (Kontemplasi atau Merenung): – Islam mendorong umatnya untuk bertafakur atau merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta. Pendakian ke gunung menyediakan ruang dan waktu bagi seseorang untuk menyelami kebesaran Allah melalui keindahan dan tantangan yang ada di alam. Dalam setiap langkah, pemandangan, dan pengalaman selama pendakian, seorang muslim dapat melihat ayat-ayat (tanda-tanda) Tuhan yang mengarahkannya pada pemahaman yang lebih dalam tentang penciptaan dan keberadaan.
    3. Khalifah (Peran Manusia sebagai Pemelihara Bumi): – Dalam Islam, manusia diamanahkan sebagai khalifah di bumi, yang berarti ia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara alam. Pendakian gunung mengingatkan pendaki akan tugas ini, dengan menghargai dan menjaga lingkungan alam yang mereka lalui. Pendakian bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga bentuk ibadah di mana pendaki mempraktikkan tanggung jawabnya sebagai penjaga bumi.
    4. Jihad Akbar (Perjuangan Melawan Diri Sendiri):  – Pendakian gunung seringkali diartikan sebagai jihad akbar, yaitu perjuangan melawan diri sendiri. Kesulitan dan tantangan selama pendakian menjadi simbol perjuangan spiritual, di mana seorang muslim menguji batas dirinya, mengatasi kelemahan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Setiap langkah di gunung dapat dianggap sebagai bentuk mujahadah (usaha) dalam mendekatkan diri kepada Tuhan.
    5. Kesadaran Akan Ketergantungan Kepada Allah: – Ketika mendaki gunung, seseorang sering dihadapkan pada kekuatan alam yang tak terduga—cuaca yang berubah-ubah, medan yang berat, atau kondisi fisik yang menantang. Situasi ini mengingatkan pendaki akan ketergantungan total kepada Allah. Ia menyadari bahwa tanpa bantuan dan perlindungan Tuhan, tidak mungkin menyelesaikan perjalanan tersebut. Hal ini memperkuat keyakinan seorang muslim bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Allah.
    6. Fana (Kefanaan Duniawi): – Pendakian gunung juga mengingatkan pendaki akan kefanaan dunia ini. Pemandangan alam yang megah, sekaligus sementara, mengajarkan tentang ketidakabadian dunia. Gunung-gunung yang tinggi dan kokoh pun suatu saat akan musnah, mengingatkan pendaki akan kehidupan yang sementara dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.

    Melalui pendekatan filosofis Islam ini, pendakian gunung menjadi lebih dari sekadar aktivitas fisik. Ia menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, merenungkan kebesaran-Nya, dan memperdalam pemahaman spiritual. Pendakian ini membantu muslim untuk lebih memahami peran dan tanggung jawabnya di dunia, serta memperkuat keyakinannya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang penuh perhitungan dan hikmah.

     

     

    Kreator : Mariza

    Bagikan ke

    Comment Closed: Pemahaman dalam Pendakian ke Gunung

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021