Luka bisa terjadi dimana saja, baik di rumah, di sekolah di tempat umum dan lain-lainnya. Karena luka bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan pada siapa saja, maka pengetahuan tentang perawatan luka perlu dimiliki tidak hanya oleh perawat maupun dokter, tetapi perlu dimiliki oleh siapa saja yang beraktivitas, termasuk anggota keluarga maupun masyarakat umum. Namun demikian terdapat perubahan dalam perawatan luka yang diuraikan di bawah ini.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan, terdapat perubahan dalam perawatan luka dalam upaya untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Pada area bidang perawatan luka, negara yang sedang berkembang salah satunya Indonesia masih ditemukan aktivitas perawatan luka menggunakan metode konvensional atau tradisional, istilah lain dari metode atau konsep lama. Namun, dengan adanya perkembangan perawatan luka Internasional, banyak perawat dan dokter Indonesia yang merupakan peminat dan pemerhati perawatan luka terbuka terhadap perkembangan ilmu baru di bidang perawatan luka, telah mulai menerapkan secara modern (terkini) yang merupakan istilah lain dari konsep baru.
Perbedaan pengetahuan tentang konsep lama dan konsep baru ini juga harus dipahami oleh khalayak umum, termasuk ayah dan ibu rumah tangga, agar kita tidak berfokus pada pengalaman lama dalam merawat luka.
Contohnya, pada waktu kecil, apabila ada anak jatuh, dengkulnya luka, ayah atau ibunya langsung mengolesi obat merah (mercurochrome) pada luka anaknya. Saat ini obat merah tersebut sudah jarang ditemukan di pasaran agi karena obat merah disinyalir mengandung zat mercury yang berbahaya bagi kesehatan kulit pemakainya. Itu salah satu contohnya.
Dengan bersedia membaca perbedaan konsep lama dan konsep baru terkait perawatan luka ini, harapannya adalah ayah dan ibu rumah tangga mendapat ilmu pengetahuan terkini tentang perawatan luka, paling tidak bisa diterapkan untuk keluarga sendiri atau jaga-ja apabila ada anggota keluarga yang membutuhkan perawatan luka. Jadi tidak harus ke klinik, puskesmas atau rumah sakit bila luka tersebut ringan bisa dirawat di rumah. Perbandingan konsep lama dan konsep baru diuraikan berikut ini.
KONSEP LAMA
Terkait aktivitas perawatan luka. Dahulu, dalam penerapan perawatan luka, hampir semua tatalaksana luka dengan teknik steril yang sangat ketat, cara penggunaan kassa, adanya kompres basah-kering, massage/pijat, posisi miring kiri-kanan pada luka tirah baring harus 2 jam sekali, penggunaan oksigen di area luka, penggunaan betadine (povidone-iodine), rivanol, dan lain-lainnya.
Terkait penjagaan luka: Luka dijaga tetap kering karena luka yang basah dikhawatirkan rawan infeksi.
Terkait penggunaan balutan. Pada zaman dahulu, orang percaya bahwa membiarkan uka dalam kondisi bersih dan kering akan mempercepat proses penyembuhan. Dalam hal ini, pada zaman dahulu, luka dibalut dengan menggunakan kain balutan yang tipis, yang memungkinkan udara masuk dan membiarkan luka mengering hingga berbentuk ‘keropeng/koreng’. Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pernyataan tersebut dibantah. Pengetahuan sekarang telah membuktikan bahwa dalam kondisi kering dapat memperlambat proses penyembuhan luka dan akan menimbulkan bekas luka.
Terkait pendapat masyarakat tentang lingkungan lembab pendukung penyembuhan luka. Pertama, penyembuhan luka dengan menggunakan lingkungan yang lembab masih menjadi hal yang baru dan jarang diaplikasikan di masyarakat. Kedua, masyarakat kebanyakan berpendapat bahwa lingkungan yang lembab akan menjadi tempat berkembang biaknya kuman penyakit. Pernyataan seperti yang dinyatakan masyarakat pada umumnya tersebut di atas tidak disertai kenyataan bahwa tubuh kita mempunyai sistem imun yang sangat efisien.
Terkait kontroversi penggunaan antiseptik. Pada konsep lama, dalam kehidupan sehari-hari biasanya petugas atau masyarakat umumnya akan menggunakan antiseptik pada luka dengan tujuan menjaga luka tersebut agar menjadi ‘steril’. Bahkan antiseptik seperti hydrogen peroksida (H2O2), povidone-iodine, acetic acid, dan chlorhexidine selalu tersedia dalam kotak obat,
KONSEP BARU
Terkait aktivitas perawatan luka. Pada era sekarang, penerapan perawatan luka lebih didasarkan pada evidenced base (berbasis bukti penelitian). Evidence-based adalah merujuk pada proses mereview penemuan penelitian terkini (evidence) yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah atau sumber-sumber data lain. Penerapan atau aplikasi praktik mutlak menggunakan suatu hasil penemuan studi representatif/yang dapat mewakili. Pada era sekarang, penerapan perawatan luka didasarkan pada hasil penemuan dengan pendekatan multidisiplin, prinsip penyembuhan luka berbasis lembab (moist wound healing). Penerapan perawatan luka modern seperti ini bertujuan agar dapat mempercepat proses penyembuhan luka, mempercepat pertumbuhan jaringan, melakukan pembersihan jaringan mati yang adekuat,teknik bersih dan steril yang menyesuaikan keadaan dari luka.
Terkait penjagaan luka. Dengan menggunakan konsep baru, luka dijaga tetap lembab dan dilindungi dari kontaminasi agar proses penyembuhan berjalan lancar.
Terkait penggunaan balutan. Pada era sekarang, balutan dalam kondisi lembab atau sedikit basah merupakan cara yang paling efektif untuk menyembuhkan luka. Balutan tersebut tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan zat-zat udara yang lain. Kondisi yang demikian merupakan lingkungan yang baik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimum, karena pada dasarnya sel dapat hidup di lingkungan yang lembab atau basah, kecuali kuku dan rambut, sel-sel tersebut merupakan sel-sel mati.
Terkait pendapat masyarakat tentang lingkungan lembab pendukung penyembuhan luka. Klien dengan luka biasanya akan lebih jarang mengeluhkan rasa sakit atau nyeri yang dirasakan pada saat luka dibiarkan dalam lingkungan yang lembab, yaitu dengan pembalutan yang lembab. Balutan tersebut akan menjaga syaraf dari lingkungan luar dengan memberikan lingkungan yang lembab, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Jika dengan balutan yang kering, dikhawatirkan syaraf akan mudah mengalami risiko kerusakan selama berproliferasi.
Terkait kontroversi penggunaan antiseptik. Pada konsep baru, penggunaan menurut banyak penelitian mengemukakan bahwa penggunaan antiseptik dapat mengganggu proses penyembuhan dari tubuh sendiri. Pada konsep baru ditemukan bahwa masalah utama yang timbul dalam penggunaan antiseptik tersebut tidak hanya membunuh kuman-kuman yang ada, tetapi juga membunuh leukosit, yaitu sel darah yang dapat membunuh bakteri patogen dan jaringan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru. Sehingga untuk membersihkan luka, cara yang terbaik adalah dengan membersihkannya menggunakan cairan salin (cairan NaCl 0,9%) dan untuk luka yang sangat kotor dapat digunakan ’tekanan air atau irigasi’. Untuk perawatan di rumah, dapat menggunakan air yang mengalir atau air shower.
Kreator : Anik Maryunani
Comment Closed: Perbandingan Konsep Lama dan Konsep Baru dalam Perawatan Luka
Sorry, comment are closed for this post.