KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Rumah Tinggal Kedua

    Rumah Tinggal Kedua

    BY 26 Jan 2025 Dilihat: 140 kali
    Rumah Tinggal Kedua_alineaku

    Rumah adalah tempat tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia. Rumah laksana istana. Rumah juga sebagai wahana menempa diri menjadi manusia seutuhnya, lahir batin dalam asuhan dan bimbingan orang dewasa yang ada di dalamnya.

    Bagaimana rumah kedua yang dimaksud? Boleh jadi ada banyak keluarga yang memiliki lebih dari satu rumah, tetapi rumah kedua yang satu ini adalah sekolah. Sekolah sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Ada orang dewasa yang bertugas mulia membimbing anak-anak yaitu pendidik atau guru dan tenaga kependidikan sebagai supporting layanan pendidikan. Ada pula peserta didik yang menjadi bagian keluarga sebuah sekolah sebagai anak yang mendapatkan layanan pendidikan.

    Sekolah istimewa dan unggul tentu ingin memberikan layanan pendidikan berkualitas. Tidak semata-mata mengimplementasikan kurikulum nasional bahkan internasional, melainkan memiliki kekhasan atau keunikan yang menginternalisasikan semua nilai-nilai positif yang komprehensif.

    Salah satu yang menarik dari sebuah sekolah yang bukan pesantren atau boarding school adalah menciptakan rumah kedua yang sesungguhnya dalam dua puluh empat jam ada di dalamnya selama dua minggu. Sekolah tersebut memberinya nama Pesantren Ramadhan.

    Kali pertama putraku mengikutinya usia sepuluh tahun atau tepatnya kelas IV Sekolah Dasar. Sebagai orang tua di rumah tentu menyiapkan segala hal dengan sebaik mungkin, apalagi anak laki-laki. Menyiapkan perlengkapan kasur lipat sebagai alas tidur, baju ganti untuk dua minggu dengan perkiraan bisa juga diatur mencuci atau laundry, perlengkapan mandi, perlengkapan makan, dan lain sebagainya yang telah ditentukan sekolah.

    Tidak diperkenankan membawa makanan karena sedang berpuasa. Makan sahur dan buka puasa telah disediakan oleh pihak sekolah. Sejujurnya, ini kali pertama aku tidak dekat dengan putraku. Selama dua minggu sepenuhnya dalam asuhan para guru atau ustadz ustadzah di sekolah.

    Putraku yang pendiam dan penurut tidak banyak protes, bahkan tidak menuntut dengan permintaan ini itu yang berlebihan. Apa pun yang aku siapkan dia terima. Satu nasihat yang sangat aku “wanti-wanti” adalah menempatkan pakaian kotor di dalam tas plastik tersendiri.  Suatu waktu akan di laundry udah rapi dan tentunya tidak bercampur dengan baju bersih.

    Hari pertama mengantar ke sekolah untuk mengikuti Pesantren Ramadhan, hanya aku yang mendampinginya, tanpa Ayahnya. Sebagai Ibu, aku sangat peduli untuk ikut menata alas tidur di salah satu kelas ruang inapnya. Ya, di salah satu ruang lantai 2 sekolah. Bersama orang tua anak-anak lainnya ikut berpartisipasi di awal kegiatan. Selanjutnya menyerahkan kepada pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan Pesantren Ramadhan.

    Hari demi hari terlewati dengan pola pengasuhan pesantren. Mulai dari bangun malam jam 03.00 melakukan sholat tahajud, bersantap sahur bersama, sholat subuh berjamaah, rutinitas pagi dengan bugaria, bersih diri dilanjut sholat dhuha. Setelah itu mengikuti materi pesantren tematik, mengaji Al Qur’an, kajian tafsir atau hadits sampai sholat dhuhur berjamaah. Jeda istirahat siang dilanjutkan bersih diri dan siap sholat ashar berjamaah. Kegiatan sore diisi dengan life skills dan senja ceria hingga siap berbuka puasa bersama. Sesudah istirahat sebentar kegiatan dilanjutkan sholat isya’ berjamaah pun sholat tarawih dan witir. Tak cukup dengan itu ada pula Tadarus Al Qur’an. Sampai pukul 21.30 baru menuju peraduan atau tempat tidur masing-masing. Begitulah pola dan ritme rumah kedua ini.

    Aku tahu persis kegiatan itu karena para guru atau ustadz ustadzah sangat perhatian dan menginformasikan segala aktivitas di sekolah. Bahkan secara detail rundown kegiatan tersusun sistematis. Orang tua yang mempercayakan putra-putrinya tentu sangat senang dengan pelayanan terbaik ini. Tentunya pula harus memahami aturan ketat yang diberlakukan. Hal tersebut untuk mendukung kemandirian, kedisiplinan, dan pengalaman kerja keras penuh kesungguhan.

    Kadang justru para orang tua yang merindukan anaknya, sedangkan para anak enjoy bersama teman-teman di Pesantren Ramadhan Sekolah. Aku sangat bersyukur menentukan pilihan sekolah ini. Investasi dunia akhirat sebagai orang tua dalam menanam amal jariyah dan melahirkan generasi sholih sholihah yang akan selalu mendoakan orang tuanya.

    Rumah tinggal kedua yang hanya dua pekan ini memberi inspirasi untuk keteguhan hati serta pribadi yang tangguh. Pengalaman bagi masa depannya yang tak akan terlupakan dan akan mengingatkan pada pembiasaan yang baik.

     

     

    Kreator : Dwi astuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Rumah Tinggal Kedua

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021