KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Swipe Right and Left: Like, Comment and Love in the Cloud of Emoji

    Swipe Right and Left: Like, Comment and Love in the Cloud of Emoji

    BY 02 Jul 2024 Dilihat: 334 kali
    Swipe Right and Left_alineaku

    Rian adalah remaja Gen Z yang parah kecanduan gadget dan internet. Lita, sahabat Rian, adalah satu-satunya manusia terdekat Rian, selain ibunya, yang masih menghargai proses komunikasi tatap muka. Kondisi tersebut sangat membuat Ibu Rian merasa sangat khawatir.

    Di ruang tamu rumah Rian, seperti biasa, Rian duduk di sofa, sibuk bermain game di ponselnya. Tak lama kemudian Lita yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri, masuk ke ruang tamu,”Hai, Rian! Apa kabar?”

    “Baik,”jawab Rian tanpa menatap Lita,”Hai, Lit. Baik-baik saja. Lagi sibuk nih.”

    “Sibuk? Paling-paling main game lagi,”ujar Lita.

    “Iya, lagi nge-push rank. Mau coba?”Rian memberi tawaran.

    Nggak. Aku nggak suka main game. Lebih baik ngobrol yang bener sekalian daripada gaul sama benda mati,”ujar Lita seraya menggelengkan kepala,”Nih, aku bawa lumpia basah, kesukaan kamu. Makan! Masih panas!”lanjutnya.

    Rian,meletakkan ponselnya sejenak,”Makasih, Lit.  Ngobrol apa lagi? Aku kan udah lihat semua postinganmu di medsos.”

    “Ya beda kali, ngomong sama yang ada nyawanya,”balas Lita dan lanjutnya,”Bisa lihat ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan lain-lain. Nggak kayak robot. Bosan!”

    “Oke, sepenting itu ya?”Rian menimpali.

    ”Ya iya dong. Penting! Komunikasi nonverbal itu penting untuk membangun keintiman emosional. Kamu sekolah nggak sih?”Lita menjawab dengan sedikit ketus.

    Idih, kamu kok jadi nge-gas gitu sih? Baja kali,”Rian pura-pura berekspresi tersinggung seraya tersenyum kecil, lalu sambungnya,”Lagipula, keintiman emosional? Apaan lagi tuh? Lebay banget. Kita kan udah chat-chatan.”Rian tertawa. 

    Chat-chatan itu beda, Yan. Kita nggak bisa merasakan intonasi suara, gestur, dan lain-lain.”jawab Lita.

    Rian membalas,”Sudahlah, Lit. Zaman sekarang udah canggih. Kita bisa video call kalau mau lihat muka. Nggak usah jauh-jauh datang. Repot tahu?”

    “Tapi video call gak bisa dipakai buat kirim lumpiah basah panas, Yan!”Lita menyahut tak mau kalah.

    “Kan bisa pakai GoFood, Gojek atau apapun,”balas Rian.

    GoFood, Gojek ngirimnya cuma bisa pakai tangan mereka sendiri, Yan! Gak bisa pinjam pakai tangan aku, dipotong terus dipinjemin buat bawain lumpiah ini ke kamu!”Lita menimpali lagi dengan nada tinggi.

    Rian mengeluh,”Ah, ribet ah kamu!”

    “Kamu juga sama, susah diajak jadi manusia normal!”balas Lita.

    Ibu Rian yang kebetulan sedang menuruni anak tangga menuju dapur, mendengar keributan kecil itu, kemudian menyela,“Ada apa sih, kalian berdua ribut-ribut?”

    “Eh, maaf, Tante,”Lita sekalian menyapa memberi salam dan lanjutnya,”Rian, Tante. Sudah jadi robot. Kecanduan parah sama gadget. Sudah nggak butuh orang lagi, Tante!”Lita mengadu.

    “Waduh, Rian, Rian,”Sang Bunda turut mengeluh, kemudian,”Komunikasi online itu memang praktis, tapi jangan sampai kamu lupa cara berkomunikasi langsung dengan orang lain. Komunikasi langsung itu penting untuk membangun hubungan yang kuat dan sehat. Dari alam kembali ke alam. Manusia gak akan jadi apa-apa tanpa kekuatan alam. Natural saja biar seimbang. Normal. Kamu manusia. Sadari itu. Hati-hati lho bisa stres. Kendalikan! Bikin normal!”

    Sambil mengernyitkan dahi, Rian menjawab,”Oke, Mah. Aku akan kurangi main gadgetnya, supaya bisa lebih jadi manusia!”seraya mengerlingkan matanya ke arah Lita, dan lanjutnya,”Mana lumpiahnya?”

    Akhirnya mereka pun menikmati lumpiah basah bersama yang untungnya masih panas. 

    “Hmm, enak. Well-recommended nih! Beli dimana, Ta?”Rian berkomentar, tampaknya dia dan Bunda sangat menyukainya.

    Alih-alih menjawab, Lita berkata,”Makanya jalan-jalan, pakai kaki, pakai mata, datengin langsung, nongkrong makan. Jadi manusia!” 

     

    Swipe Right and Left:

    • Like Rian yang sibuk nge-push rank sampai lupa dunia.
    • CommentNggak usah jauh-jauh datang, Repot tahu?”, ujar Rian si jagoan online.
    • Love Lita yang pantang menyerah dalam misi “menormalkan” Rian.

     

    Pesan Moral:

    Chat, sosmed, dan video call memang mudah dan sangat praktis tapi kebiasaan ini membuat kita sulit berkomunikasi langsung dengan orang lain sebab kita jadi terlalu terbiasa dengan kata-kata di layar sehingga lupa dengan cara membaca ekspresi wajah, gestur, dan bahasa tubuh orang lain. Tak heran, hal ini akan menyebabkan kesalahpahaman.

     

    Komunikasi online akan membatasi keintiman emosional sebab kita tidak bisa merasakan sentuhan fisik, kehangatan, dan koneksi yang terjalin dalam interaksi tatap muka.

     

    Seimbangkan komunikasi online dengan tatap muka.

    Luangkan waktu untuk bertemu dan berbicara langsung dengan orang lain. Perhatikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah orang lain saat berkomunikasi.

     

    Berikan pelukan, tepukan di bahu, atau jabat tangan untuk membangun koneksi yang lebih dalam.

     

     

    Kreator : Adwanthi

    Bagikan ke

    Comment Closed: Swipe Right and Left: Like, Comment and Love in the Cloud of Emoji

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021