KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tenaga Kerja Rentan Kurang Diperhatikan (Bagian 18)

    Tenaga Kerja Rentan Kurang Diperhatikan (Bagian 18)

    BY 16 Nov 2024 Dilihat: 238 kali
    Ketidaksesuaian Kebijakan K3 Dengan Praktek di Lapangan_alineaku

    Maksud dari tenaga kerja rentan adalah tenaga kerja yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap bahaya kesehatan dan keselamatannya di tempat kerja, karena dalam kondisi-kondisi tertentu seperti faktor fisik, psikologis, sosial, atau lingkungan yang membuat mereka lebih berisiko mengalami cedera, penyakit, atau ketidakadilan di lingkungan kerja. Tenaga kerja rentan sering kali memiliki keterbatasan untuk melindungi dirinya dari risiko, oleh karena itu harus dapat penyesuaian terhadap kebutuhan mereka serta perlu ditambahkan perlindungan tambahan.

    Kategori tenaga kerja rentan tersebut itu adalah seperti:

    • Tenaga Kerja Muda

    Tenaga kerja yang dimaksud pekerja sangat muda (di bawah umur 18 tahun) karena sering menghadapi berbagai kendala dalam bekerja, baik yang bersifat internal maupun eksternal, seperti berikut;

    • Kurangnya pengalaman kerja karena baru memulai karier, tenaga kerja muda umumnya memiliki keterbatasan pengalaman. mungkin belum terbiasa menghadapi berbagai situasi kerja yang kompleks, sehingga membutuhkan waktu untuk belajar dan menyesuaikan diri.
    • Banyak tenaga kerja muda yang belum sepenuhnya memahami hak dan kewajiban mereka sebagai pekerja. Hal ini bisa menyebabkan mereka menerima kondisi kerja yang tidak ideal, bahkan berpotensi berbahaya, karena kurangnya pengetahuan.
    • Di beberapa perusahaan, pelatihan keselamatan kerja untuk tenaga kerja muda sering kali kurang memadai. Padahal, mereka memerlukan pengetahuan K3 yang baik untuk menghindari kecelakaan kerja.
    • Tenaga kerja muda sering merasa ditekan untuk segera beradaptasi dengan lingkungan kerja dan menunjukkan performa maksimal. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kelelahan, terutama jika lingkungan kerja kurang mendukung atau terlalu kompetitif.
    • Keterbatasan pengalaman dan seringnya dihadapkan pada tantangan baru bisa membuat tenaga kerja muda merasa kurang percaya diri dalam mengambil keputusan atau berinisiatif.
    • Banyak perusahaan menetapkan jam kerja yang panjang atau kondisi kerja yang tidak fleksibel, yang dapat menyulitkan tenaga kerja muda untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
    • Banyak tenaga kerja muda yang berpindah-pindah pekerjaan dalam waktu singkat, entah karena mencari peluang yang lebih baik atau tidak merasa cocok dengan pekerjaan saat ini. Hal ini bisa membuat mereka sulit untuk membangun karier yang stabil.
    • Banyak perusahaan yang belum menyediakan jalur pengembangan karier yang jelas bagi tenaga kerja muda, sehingga mereka merasa sulit untuk berkembang atau mencapai posisi yang lebih tinggi.

    Kendala-kendala tersebut menunjukkan pentingnya dukungan dari perusahaan, baik dalam bentuk pelatihan, kesempatan pengembangan karier, maupun kesejahteraan kerja.

    • Tenaga Kerja Lanjut Usia

    Tenaga kerja yang lebih tua (biasanya di atas 55 tahun) mereka juga rentan karena kemungkinan memiliki keterbatasan fisik, atau daya tahan yang lebih rendah ada beberapa alasan terutama di pekerjaan yang memerlukan fisik atau mental yang tinggi dan mungkin akan menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi pula.

    • Penurunan kemampuan fisik dengan  bertambahnya usia, kemampuan fisik seseorang cenderung menurun. Lansia mungkin memiliki kekuatan otot, daya tahan, dan kelincahan yang berkurang, yang bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk bekerja di posisi yang membutuhkan tenaga fisik atau mobilitas tinggi.
    • Penurunan kemampuan kognitif (istilah berkaitan dengan proses mental yang terjadi dalam pikiran manusia) pada umumnya beberapa pekerjaan membutuhkan konsentrasi tinggi, kecepatan berpikir, dan kemampuan pengambilan keputusan cepat  seperti beberapa fungsi diantaranya persepsi, perhatian, bahasa, memori, dan pemecahan masalah. termasuk kemampuan berpikir, memahami, mengingat, belajar, dan membuat keputusan. Lansia mungkin mengalami penurunan kemampuan kognitif atau kecepatan dalam merespon, yang bisa mempengaruhi kinerja mereka dalam pekerjaan-pekerjaan semacam itu. Kemampuan kognitif sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena membantu seseorang dalam mengolah informasi, mengambil keputusan, dan beradaptasi dengan lingkungan.
    • Risiko kesehatan yang lebih tinggi karena cenderung rentan terhadap penyakit atau masalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes, dan masalah jantung. Pekerjaan yang berat atau penuh tekanan dapat meningkatkan risiko bagi lansia untuk mengalami gangguan kesehatan atau bahkan kecelakaan kerja.
    • Dalam beberapa pekerjaan, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor K3. Seperti, pekerjaan di ketinggian, di lingkungan dengan bahan kimia berbahaya, atau dengan mesin berat. Kondisi ini bisa menimbulkan risiko besar, sehingga banyak perusahaan memilih untuk membatasi atau melarang lansia bekerja di bidang tersebut demi menjaga keselamatan dan kesehatannya.
    • Pemulihan pada lansia terhadap penyakit lebih lambat dari cedera atau penyakit lainnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi produktivitas dan operasional perusahaan, terutama di pekerjaan yang membutuhkan kehadiran fisik secara konstan.
    • Beradaptasi terhadap teknologi modern yang mungkin terbatas
      karena kurangnya pengetahuan awal maupun keterbatasan dalam mengikuti perkembangan yang cepat.
    • Dalam beberapa pekerjaan yang memerlukan kecepatan agar produktivitas tinggi sehingga beberapa organisasi lebih memilih tenaga kerja yang lebih muda.
    • Perlindungan terhadap hak tenaga kerja lansia di banyak negara, terdapat kebijakan yang bertujuan untuk melindunginya dengan memberi akses terhadap pensiun atau pekerjaan yang lebih ringan.

    Kendati demikian, ada kebijakan untuk membantu dan memastikan tenaga kerja lansia mendapatkan kesejahteraan tanpa harus bekerja di usia lanjut. Di beberapa sektor, pekerja lansia masih dapat berkontribusi, terutama di bidang yang memanfaatkan pengalaman, keahlian, dan kebijaksanaan, seperti konsultasi, pengajaran, atau manajemen strategis.

    • Pekerja Perempuan

    Pekerja perempuan juga dapat rentan terhadap risiko tertentu, terutama jika mereka bekerja di lingkungan yang menuntut secara fisik atau berisiko tinggi, seperti di industri manufaktur, konstruksi, atau di malam hari. Selain itu, perempuan juga rentan mengalami pelecehan atau diskriminasi di tempat kerja.

    • Pekerja Migran atau Tenaga Kerja Asing

    Pekerja migran mungkin menghadapi kendala bahasa, ketidakpastian hukum, atau perbedaan budaya yang membuat mereka lebih sulit memahami hak-hak kerja atau melindungi diri dari perlakuan yang tidak adil. Mereka mungkin lebih rentan terhadap eksploitasi atau kondisi kerja yang tidak layak.

    • Pekerja dengan Disabilitas

    Pekerja dengan keterbatasan fisik, mental, atau kognitif memerlukan penyesuaian tertentu dalam lingkungan kerja agar dapat bekerja dengan aman. Tanpa penyesuaian yang memadai, mereka menghadapi risiko lebih tinggi terhadap cedera atau diskriminasi.

    Pekerja dengan disabilitas juga menghadapi risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang perlu diperhatikan secara khusus. Beberapa risiko K3 yang sering dihadapi oleh pekerja disabilitas antara lain:

    • Tenaga kerja dengan keterbatasan fisik atau mobilitas (misalnya pengguna kursi roda atau yang memiliki gangguan motorik) menghadapi risiko lebih tinggi di lingkungan kerja yang tidak ramah aksesibilitas. Ini bisa mencakup kesulitan dalam bergerak dengan aman, terutama di area dengan tangga, lantai licin, atau tempat yang membutuhkan keseimbangan khusus.
    • Pengaturan tempat kerja yang tidak ergonomis dapat meningkatkan risiko cedera bagi pekerja dengan disabilitas, terutama mereka yang membutuhkan penyesuaian tertentu pada peralatan kerja. Misalnya, tenaga kerja dengan disabilitas fisik yang harus beradaptasi dengan meja atau kursi yang tidak sesuai dapat mengalami masalah pada otot dan sendi.
    • Tenaga kerja menghadapi kesulitan dalam memahami sinyal-sinyal atau instruksi keselamatan kerja. Misalnya, mereka mungkin tidak dapat mendengar alarm darurat atau melihat tanda peringatan, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
    • Beberapa disabilitas menyebabkan tenaga kerja tersebut mengalami kelelahan lebih cepat atau membutuhkan gerakan kompensasi yang dapat meningkatkan risiko cedera berulang, seperti gangguan pada otot dan tulang. Misalnya, pekerja yang menggunakan kruk atau alat bantu lain mungkin mengalami stres tambahan pada bagian tubuh tertentu.
    • Tenaga kerja disabilitas yang menggunakan peralatan bantu (seperti kursi roda atau tongkat) bergantung pada kondisi peralatan tersebut untuk bekerja dengan aman.
    • Dalam situasi darurat seperti kebakaran atau evakuasi mendadak, pekerja disabilitas bisa menghadapi kendala lebih besar untuk keluar dengan aman.

    Untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, perusahaan perlu menyediakan lingkungan kerja yang inklusif dan aksesibel, termasuk fasilitas yang mendukung disabilitas, pelatihan K3 yang khusus, serta peralatan yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pekerja dengan disabilitas.

    • Tenaga kerja dengan Kondisi Kesehatan Khusus

    Tenaga kerja yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit kronis atau masalah kesehatan mental, memerlukan perhatian khusus untuk mencegah kambuhnya kondisi tersebut akibat tekanan atau beban kerja. Kondisi yang tidak terkelola dengan baik bisa memperburuk kesehatan dan keselamatan mereka.

    • Tenaga Kerja dengan Kontrak Tidak Tetap atau Informal

    Tenaga kerja ini adalah tenaga kerja kontrak, paruh waktu, atau pekerja di sektor informal sering kali memiliki akses terbatas terhadap hak-hak kerja, seperti asuransi kesehatan, cuti sakit, atau pelatihan keselamatan. Mereka cenderung rentan terhadap kondisi kerja yang tidak aman karena mungkin kurang mendapat perhatian dan dukungan.

    Bagi tenaga kerja rentan tersebut memerlukan kebijakan K3 yang inklusif, seperti lingkungan yang ramah disabilitas, program pengembangan keterampilan, dan pengaturan kerja yang fleksibel. Peraturan ketenagakerjaan, seperti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Indonesia, menekankan pentingnya perlindungan terhadap pekerja rentan agar mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang aman dan adil.

    Kurangnya perhatian terhadap pekerja rentan seperti lansia atau pekerja muda dan lainnya. Menyelesaikannya agar tujuan dan sasaran K3 tercapai, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah khusus untuk melindungi pekerja rentan ini. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

    • Identifikasi pekerja yang termasuk dalam kategori rentan seperti lansia, pekerja muda, atau mereka dengan kondisi kesehatan tertentu.
    • Tinjau kebutuhan khusus dan potensi risiko yang dihadapi oleh kelompok pekerja ini.
    • Sesuaikan fasilitas dan peralatan untuk memastikan bahwa mereka ramah bagi pekerja rentan. Misalnya, sediakan peralatan ergonomis atau kursi yang mendukung bagi pekerja lansia.
    • Rancang pekerjaan dengan mempertimbangkan kapasitas fisik dan kognitif bagi tenaga kerja rentan, termasuk pengaturan tugas yang sesuai dan waktu istirahat yang memadai.
    • Berikan pelatihan khusus mengenai risiko dan cara melindungi pekerja rentan, baik kepada mereka maupun kepada manajer dan rekan kerja mereka.
    • Kampanyekan pentingnya perhatian terhadap pekerja rentan dalam program K3 dan edukasikan seluruh karyawan mengenai cara mendukung rekan kerja yang termasuk dalam kelompok rentan.
    • Kembangkan kebijakan khusus untuk melindungi pekerja rentan, seperti prosedur untuk penyesuaian kerja dan perlindungan kesehatan.
    • Pastikan prosedur keamanan dan kesehatan memperhitungkan kebutuhan khusus pekerja rentan, termasuk evaluasi risiko dan penyesuaian prosedur kerja.
    • Implementasikan program kesehatan yang mencakup pemeriksaan kesehatan rutin dan dukungan medis untuk pekerja rentan.
    • Sediakan dukungan psikososial untuk membantu pekerja rentan menghadapi stres dan tantangan terkait pekerjaan mereka.
    • Lakukan pengawasan tambahan untuk memastikan bahwa pekerja rentan tidak menghadapi risiko yang tidak perlu dan mendapatkan dukungan yang diperlukan.
    • Evaluasi secara berkala efektivitas kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk pekerja rentan, dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
    • Libatkan pekerja rentan dalam penilaian risiko dan pengembangan kebijakan untuk mendapatkan perspektif mereka tentang risiko dan kebutuhan khusus.
    • Kumpulkan umpan balik dari pekerja rentan tentang kondisi kerja mereka dan langkah-langkah perlindungan yang diambil.
    • Pastikan bahwa manajemen senior mendukung upaya perlindungan pekerja rentan dan berkomitmen untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan.
    • Komunikasikan pentingnya perlindungan pekerja rentan kepada seluruh organisasi dan tunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan mereka.
    • Sesuaikan jam kerja atau jadwal untuk pekerja rentan agar mereka tidak terpapar kelelahan berlebihan.
    • Modifikasi tugas atau beban kerja agar sesuai dengan kemampuan fisik dan kognitif pekerja rentan.
    • Gunakan teknologi dan alat bantu untuk mempermudah pekerjaan pekerja rentan, seperti alat bantu ergonomis atau perangkat yang memudahkan mobilitas.
    • Implementasikan solusi desain kerja yang inovatif untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pekerja rentan.

    Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat memastikan bahwa pekerja rentan mendapatkan perlindungan yang memadai, sehingga mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan serta kesejahteraan mereka di tempat kerja. Dan, sekaligus memberikan kesempatan bekerja bagi pekerja rentan ini sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

     

     

    Kreator : Refdi Madefri

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tenaga Kerja Rentan Kurang Diperhatikan (Bagian 18)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021