KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Awal Perjalanan Menuju Nias Barat

    Awal Perjalanan Menuju Nias Barat

    BY 07 Mei 2025 Dilihat: 6 kali
    Awal Perjalanan Menuju Nias Barat_alineaku

    Secara alamiah, manusia akan merasa takut pada hal yang tidak diketahuinya. Ada beberapa orang yang cukup berani untuk mengambil langkah untuk maju dan melampaui rasa takutnya, sedangkan beberapa orang memilih untuk tetap berada dalam zona nyamannya. Di Indonesia Mengajar sendiri, kami “didoktrin” bahwa ketidaknyamanan yang kami rasakan akan memperluas zona nyaman kami. 

    Pada saat hari pelantikan pengajar muda, entah kenapa air mataku mengalir cukup deras. Entah karena rasa lega karena sudah menyelesaikan pelatihan, rasa haru karena suasana pelantikan yang khidmat dan menumbuhkan rasa nasionalisme, rasa cemas sebelum berangkat ke daerah penempatan, atau rasa takut karena ketidaktahuan akan tantangan apa yang akan kuhadapi di daerah yang sama sekali asing buatku. Semua perasaan yang bercampur aduk dalam hati membuatku tidak bisa melakukan apapun selain terus maju.

    Aku dan teman-teman satu tim penugasanku berangkat pada dini hari ke Bandara Soekarno Hatta. Dari Jakarta, kami transit sebentar di Bandara Kuala Namu, Medan, kemudian melanjutkan perjalanan kami ke Bandara Gunung Sitoli di pulau Nias. Sesampainya di Nias, kami dijemput oleh kakak-kakak pengajar muda angkatan 23 dengan supir dari dinas Pendidikan. Di Bandara, kami juga bertemu dengan Pak Kadis Pendidikan yang juga akan berangkat dinas luar ke Medan. 

    Masih teringat bagaimana cuaca saat itu; sedikit mendung ketika kami meninggalkan bandara. Sembari perjalanan, aku membuka jendela mobil dan memejamkan mata untuk menikmati udara Nias yang baru pertama kali kuhirup. Beberapa saat kemudian, turun hujan dengan cukup deras. Kami menepi sejenak di RM Suci, salah satu tempat makan halal dimana kami makan siang untuk pertama kalinya di tanah Nias.

    Sesaat setelah sampai di kabupaten Nias Barat, aku agak sedikit tertegun. Kabupaten ini memiliki suasana yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Jalanan terlihat lengang, jarang dilalui kendaraan, menciptakan kesan damai yang khas daerah pedesaan. Tidak terdapat minimarket modern seperti Indomaret atau Alfamart yang biasa ditemui di kota-kota besar. Sepanjang jalan, rumah-rumah kayu berdiri dengan sederhana, mencerminkan gaya hidup yang masih tradisional, meskipun beberapa rumah sudah dibangun dengan material semen dan bata. Sejujurnya, saat itu aku masih meragu apakah aku bisa bertahan selama satu tahun di kabupaten ini.

    Untungnya, hari-hari pertama kami di Nias didampingi oleh kakak-kakak angkatan 23, yang bisa dibilang adalah “pelari estafet kebaikan” sebelum kami. Selama seminggu, kami dibantu dalam berorientasi dengan lingkungan dan budaya yang ada di Nias Barat serta mengajak kami berkenalan dengan orang-orang yang akan bekerjasama dengan kami untuk mengusahakan iklim pendidikan terbaik bagi anak-anak di Nias Barat. Setelah seminggu usai, kakak-kakak angkatan 23 pergi meninggalkan Nias Barat, sedangkan kami angkatan 25 memulai lembaran baru kami untuk mewarnai iklim pendidikan di Nias Barat.  

     

     

    Kreator : Fadiya Dina H

    Bagikan ke

    Comment Closed: Awal Perjalanan Menuju Nias Barat

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021