Belakangan, marak terjadi bencana alam. Terlebih pada periode akhir dan awal tahun, kemarahan alam senantiasa mengancam. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Dari kacamata geologis dan geografis, hal tersebut lumrah terjadi. Dengan berbagai analisis ilmiah para ahli menjelaskan sebab-sebab terjadinya bencana. Banjir dikarenakan hujan lebat, meluapnya air sungai, penyempitan saluran air, hingga ulah manusia yang menebang pohon dan membuang sampah sembarangan.
Gempa bumi dan tsunami akibat terjadinya patahan lempeng di dalam lapisan bumi. Gunung meletus adalah dampak endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi sehingga mengeluarkan cairan lava. Dan berbagai analisa terhadap bencana lainnya.
Bencana Dalam Pandangan Agama
Lain lagi jika dilihat dalam pandangan agama, khususnya Islam. Bencana alam selalu dikaitkan dengan amal manusia dan campur tangan Allah Swt. Bencana alam bisa dipandang sebagai azab, namun bisa juga dianggap sebagai ujian atau cobaan dari Tuhan.
Bila bencana adalah ujian, berarti itu tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dia ingin melihat bagaimana sikap dan kualitas iman seseorang saat ditimpa bencana. Apakah ia sabar menerima ketentuan, ataukah larut dalam kesedihan.
Sebaliknya, jika dipandang sebagai azab, itu adalah suatu tanda kemarahan Allah kepada hamba-Nya yang zalim. Allah sedang memperlihatkan kuasa-Nya kepada manusia yang sudah keterlaluan berbuat dosa.
Bencana Zaman Dahulu Kala
Fenomena seperti itu kerap terjadi di zaman para nabi terdahulu. Umat yang menentang ajaran nabinya untuk menyembah Allah akhirnya ditimpa azab. Ada yang mati telan bumi, ditenggelamkan oleh banjir, hingga disambar petir. Dia tidak ingin menunda balasan amal buruk di akhirat kelak, tapi disegerakan dalam bentuk bencana alam.
Nabi dan para pengikutnya pun tidak terlalu gelisah atas bencana yang terjadi. Karena mereka tahu kemana bencana itu ditujukan. Bencana yang terjadi justru semakin memperkuat iman kepada Allah dan nabi-Nya. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 146)
Namun yang jadi permasalahan, apakah kita tahu bencana alam itu berarti azab atau ujian? Di zaman sekarang ini sulit untuk menerka arti bencana dari kacamata agama. Apakah Allah sedang marah kepada manusia yang ditimpa bencana seperti zaman nabi dulu? Apakah itu cara Allah menunjukkan tanda kasih sayang kepada hamba yang bertakwa?
Azab atau Ujian?
Hanya Allah dan manusia yang ditimpa bencana yang tahu, bencana itu azab dari Allah atau ujian untuk mereka. Kita sendiri tidak bisa memvonis itu azab atau ujian. Sebab kita tidak tahu persis bagaimana amal perbuatan seseorang, apalagi niat baik/buruk yang tersembunyi di dalam hatinya. Kecuali jika suatu penduduk di suatu tempat kompak berbuat zalim seperti di zaman nabi, kita bisa menyebutnya itu sebagai azab.
Jika bencana itu sudah terjadi tinggal bagaimana sikap kita dalam menghadapinya. Yang bisa masing-masing kita lakukan adalah introspeksi diri. Karena kita sendiri yang tahu arti bencana alam yang menimpa kita.
Menyikapi Bencana
Kalau bencana itu adalah azab, berarti kitalah yang bersalah. Segera cari kesalahan yang pernah kita perbuat. Lalu meminta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti dan bertobat kepada Allah. Jangan pernah ulangi lagi kesalahan yang sama atau dosa-dosa lainnya.
Dan yang terpenting, sudah selayaknya kita selalu bertakwa saat lapang dan juga ditimpa kesulitan. Ingatlah kepada Allah di kala kita banyak mereguk nikmat, bukan hanya baru berdoa ketika ditimpa bencana. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami memberikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku.” Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Az-Zumar 39: Ayat 49)
Sebagai manusia yang berpikir, hendaknya kita mampu mengambil pelajaran atas setiap peristiwa yang terjadi.
Lain halnya jika kita memandang bencana itu sebagai ujian atau cobaan, hendaknya kita bersabar. Sabar adalah langkah pertama dalam menghadapi ujian. Semua orang beriman pasti diuji. Semua yang hilang akibat bencana adalah titipan. Semuanya milik Allah dan lambat laun akan kembali kepada-Nya juga.
Setelah melewati ujian dengan baju kesabaran, kita akan melangkah keluar sebagai manusia pemenang. Menang karena telah melewati ujian dengan sabar. Menang karena iman tetap bersemayam.
Sudah sewajarnya ujian yang mendera dijadikan sebagai momen yang tepat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Sebagai seorang muslim, tidak bisa kita pungkiri bahwa Allah Maha Kuasa atas segala yang terjadi, termasuk bencana alam yang menimpa hamba-Nya. Selalu ada campur tangan Allah dalam setiap peristiwa. Maka, apapun arti dari setiap bencana tersebut tetaplah bertakwa kepada Allah Swt.
Comment Closed: Bencana Alam Menimpa, Azab atau Ujian?
Sorry, comment are closed for this post.