KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bencana Alam Menimpa, Azab atau Ujian?

    Bencana Alam Menimpa, Azab atau Ujian?

    BY 15 Mar 2023 Dilihat: 162 kali

    Oleh: Wahyu Alim

    Belakangan, marak terjadi bencana alam. Terlebih pada periode akhir dan awal tahun, kemarahan alam senantiasa mengancam. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

    Dari kacamata geologis dan geografis, hal tersebut lumrah terjadi. Dengan berbagai analisis ilmiah para ahli menjelaskan sebab-sebab terjadinya bencana. Banjir dikarenakan hujan lebat, meluapnya air sungai, penyempitan saluran air, hingga ulah manusia yang menebang pohon dan membuang sampah sembarangan.

    Gempa bumi dan tsunami akibat terjadinya patahan lempeng di dalam lapisan bumi. Gunung meletus adalah dampak endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi sehingga mengeluarkan cairan lava. Dan berbagai analisa terhadap bencana lainnya.

    Bencana Dalam Pandangan Agama

    Lain lagi jika dilihat dalam pandangan agama, khususnya Islam. Bencana alam selalu dikaitkan dengan amal manusia dan campur tangan Allah Swt. Bencana alam bisa dipandang sebagai azab, namun bisa juga dianggap sebagai ujian atau cobaan dari Tuhan.

    Bila bencana adalah ujian, berarti itu tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dia ingin melihat bagaimana sikap dan kualitas iman seseorang saat ditimpa bencana. Apakah ia sabar menerima ketentuan, ataukah larut dalam kesedihan.

    Sebaliknya, jika dipandang sebagai azab, itu adalah suatu tanda kemarahan Allah kepada hamba-Nya yang zalim. Allah sedang memperlihatkan kuasa-Nya kepada manusia yang sudah keterlaluan berbuat dosa.

    Bencana Zaman Dahulu Kala

    Fenomena seperti itu kerap terjadi di zaman para nabi terdahulu. Umat yang menentang ajaran nabinya untuk menyembah Allah akhirnya ditimpa azab. Ada yang mati telan bumi, ditenggelamkan oleh banjir, hingga disambar petir. Dia tidak ingin menunda balasan amal buruk di akhirat kelak, tapi disegerakan dalam bentuk bencana alam.

    Nabi dan para pengikutnya pun tidak terlalu gelisah atas bencana yang terjadi. Karena mereka tahu kemana bencana itu ditujukan. Bencana yang terjadi justru semakin memperkuat iman kepada Allah dan nabi-Nya. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 146)

    Namun yang jadi permasalahan, apakah kita tahu bencana alam itu berarti azab atau ujian? Di zaman sekarang ini sulit untuk menerka arti bencana dari kacamata agama. Apakah Allah sedang marah kepada manusia yang ditimpa bencana seperti zaman nabi dulu? Apakah itu cara Allah menunjukkan tanda kasih sayang kepada hamba yang bertakwa?

    Azab atau Ujian?

    Hanya Allah dan manusia yang ditimpa bencana yang tahu, bencana itu azab dari Allah atau ujian untuk mereka. Kita sendiri tidak bisa memvonis itu azab atau ujian. Sebab kita tidak tahu persis bagaimana amal perbuatan seseorang, apalagi niat baik/buruk yang tersembunyi di dalam hatinya. Kecuali jika suatu penduduk di suatu tempat kompak berbuat zalim seperti di zaman nabi, kita bisa menyebutnya itu sebagai azab.

    Jika bencana itu sudah terjadi tinggal bagaimana sikap kita dalam menghadapinya. Yang bisa masing-masing kita lakukan adalah introspeksi diri. Karena kita sendiri yang tahu arti bencana alam yang menimpa kita.

    Menyikapi Bencana

    Kalau bencana itu adalah azab, berarti kitalah yang bersalah. Segera cari kesalahan yang pernah kita perbuat. Lalu meminta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti dan bertobat kepada Allah. Jangan pernah ulangi lagi kesalahan yang sama atau dosa-dosa lainnya.

    Dan yang terpenting, sudah selayaknya kita selalu bertakwa saat lapang dan juga ditimpa kesulitan. Ingatlah kepada Allah di kala kita banyak mereguk nikmat, bukan hanya baru berdoa ketika ditimpa bencana. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami memberikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku.” Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Az-Zumar 39: Ayat 49)

    Sebagai manusia yang berpikir, hendaknya kita mampu mengambil pelajaran atas setiap peristiwa yang terjadi.

    Lain halnya jika kita memandang bencana itu sebagai ujian atau cobaan, hendaknya kita bersabar. Sabar adalah langkah pertama dalam menghadapi ujian. Semua orang beriman pasti diuji. Semua yang hilang akibat bencana adalah titipan. Semuanya milik Allah dan lambat laun akan kembali kepada-Nya juga.

    Setelah melewati ujian dengan baju kesabaran, kita akan melangkah keluar sebagai manusia pemenang. Menang karena telah melewati ujian dengan sabar. Menang karena iman tetap bersemayam.

    Sudah sewajarnya ujian yang mendera dijadikan sebagai momen yang tepat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Sebagai seorang muslim, tidak bisa kita pungkiri bahwa Allah Maha Kuasa atas segala yang terjadi, termasuk bencana alam yang menimpa hamba-Nya. Selalu ada campur tangan Allah dalam setiap peristiwa. Maka, apapun arti dari setiap bencana tersebut tetaplah bertakwa kepada Allah Swt.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bencana Alam Menimpa, Azab atau Ujian?

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021