KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » CATATAN DALAM IRAMA HUJAN

    CATATAN DALAM IRAMA HUJAN

    BY 19 Des 2024 Dilihat: 60 kali
    CATATAN DALAM IRAMA HUJAN_alineaku

    “Ibu guru agak telat datang, hujan belum reda saat ini.” 

    Aku mengetik pesan ke grup WhatsApp.

    Hari ini aku sudah menjadwalkan untuk latihan persiapan petugas upacara pada hari Senin kepada murid-muridku, namun cuaca tak bersahabat, hujan sedari subuh belumlah reda. 

    Aku memandang ke halaman. Hujan tak sederas subuh tadi, daun-daun yang basah oleh air hujan dan tetesan air yang berderai di jendela, pun aroma khas secangkir kopi yang tergenggam menjadi teman menunggu reda hujan.

    Bunyi notifikasi pada handphone di atas meja rupanya murid-murid yang telah membuka chat tersebut menjawab bahwa di tempat mereka juga masih hujan.

    “Baiklah, jika tak reda hujan hari ini, kita tunda latihannya, semoga besok pagi langit cerah dan kita laksanakan Latihan kita yang tertunda hari ini.” balasku.

     

    Aku tak beranjak dari tempat duduk sebab rasanya nyaman menikmati irama hujan. Ku ketik beberapa kalimat di handphone membayangkan murid-muridku dengan wajah dan kelakuan mereka yang setiap hari berbeda-beda.

    Ada si kembar Daffa dan Raffa, Aqil, Andra, dan Ifky yang senang sekali membantu untuk membagikan buku cetak dan membereskan lalu memasukkan ke dalam lemari ketika buku itu sudah tak digunakan lagi.

    Nuril, Fatir, Rafiandra, Abang, Baim, Awal, Nofal, Julian, Bintang, dan Asraf, mereka adalah murid-murid yang menurut penilaianku adalah murid-murid pemalu rada cuek namun ternyata memiliki empati yang tinggi alias mampu menempatkan diri  pada posisi orang lain untuk memahami perasaan dan menolong orang-orang di sekitarnya. 

    Zaky, muridku yang satu ini memiliki prestasi bagus di bidang akademik namun terkadang membuat Ibu kesal saat menyuruhnya untuk merapikan rambut, didengar tapi tak dilakukan hingga suatu hari salah seorang guru piket menegur hingga membuatnya menangis, sedih lihatnya saat Ia menangis namun tak disampaikan ke Ibu apa kendalanya hingga tak melaksanakan aturan tersebut.

    Salman dan Raihan, mereka ini terkadang membuat ku kesal namun tak jarang membuat tersenyum bahkan tertawa. Berbagai alasan yang disampaikan saat mereka tidak mengerjakan tugas tapi ketika diperintahkan untuk menyelesaikan saat itu juga mereka selesaikan walau mengambil sedikit hak waktu bermain mereka di sekolah.

    Aliyah, Vinka, Raya, Iin, Nandita, Aurel, dan Amel mereka adalah murid-murid yang berani mengemukakan pendapatnya dan bertanya jika ada suatu hal yang membuatnya bingung. Tugas-tugas mereka tak pernah lalai dikerjakan sangat bertanggung jawab.

    Adelya, muridku yang satu ini terkadang membuatku tertawa sendiri sedikit manja,  bercerita apa saja dan aku akan memposisikan diri sebagai orang tua, pendengar atau penyimak yang baik, dan menyarankan solusi ketika ada yang perlu diberi masukan. Suatu hari saat gelar karya membuat kami heboh semua pasalnya Si Adel tidak sengaja menelan jarum pentul ketika akan memperbaiki jilbabnya. Semoga saja operasinya berjalan lancar ya… Doa Ibu dan teman-teman kamu semua untuk Adel.

    Filzah, Asyifa, Gita, Indah, mereka tak pernah lalai dengan tugas yang kuberikan, bertanggung jawab menyelesaikan tepat waktu namun sampai saat ini aku masih berupaya membuat mereka lebih percaya diri dalam mengungkapkan hal-hal yang ingin ditanyakan terkait materi yang tidak mereka pahami atau butuh penjelasan Kembali.

    Muridku yang terakhir adalah Mazwa, biasa dipanggil Feby. Anaknya memiliki empati yang tinggi alias mampu menempatkan diri  pada posisi orang lain untuk memahami perasaan dan menolong orang-orang di sekitarnya. Juga, tak jarang ia suka berbagi makanan Bersama guru dan teman-temanya. Terkadang izin karena harus berobat akibat pernah jatuh, sebelum mengalami sakit pada pinggangnya Feby ini termasuk murid yang memiliki kemampuan di bidang beladiri namun sayang akibat cedera oleh orangtuanya dihentikan dulu aktivitas latihannya.

    Ku hentikan ketikan dan melihat keluar jendela Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya, hujan beberapa waktu juga telah reda tapi kegiatan Latihan upacara hari ini sudah kubatalkan dan menggantikannya dengan hari lain.

    Di akhir tulisan, aku ingin mengungkapkan bahwa aku bisa menjadi ibu guru yang pemarah, ibu guru yang bijak, ibu guru penuh kasih, ibu guru yang siap mendengarkan keluh kesah, dan ibu guru yang siap memberikan solusi dari masalah yang kalian ceritakan. Jadi, tak perlu segan, datanglah ke Ibu sebagai pengganti orang tua kalian saat di sekolah. Tapi ingat, tetap selalu menjaga sikap sopan dan berbicara santun baik kepada yang lebih tua maupun kepada teman seusia kalian.

     

     

    Kreator : Indarwati suhariati Ningsi

    Bagikan ke

    Comment Closed: CATATAN DALAM IRAMA HUJAN

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021